A Proper Apology

43 3 8
                                    

Hujan yang sangat deras turun sore ini. Bella, si gadis yang sibuk dengan buku-buku di tangannya menyesal setengah mati karena dia tidak membawa plastik atau tas kecilnya yang berbahan parasut padahal dia memilikinya. Dia menyesal, sangat menyesal. Tas nya tak cukup menampung empat buku di tangannya dan dia rasanya ingin menangis saja.

Berjalan ke halte hanya akan membuat dia dan seluruh barangnya basah. Memesan layanan taxi online pun tak bisa. Uangnya habis hari ini untuk membayar keperluan praktikum. Dia bingung setengah mati. Dia harus segera sampai di rumah karena adik sepupunya yang berusia 13 tahun sendirian di rumah. Ia khawatir sepupunya butuh sesuatu namun tidak ada yang bisa membantunya.

Pikirannya mengawang-awang memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di rumah sampai kemungkinan bahwa dia akan terjebak disini sampai malam.

"Bel..." tiba-tiba seorang pria dengan kacamata memanggilnya. Suaranya yang beradu dengan kerasnya hujan mengagetkan dan membuyarkan lamunannya.

"Iya kak?"

"Ayo sama gue aja. Gue tau lo lagi nyari cara biar bisa pulang. Iyakan?" Ia menebak dengan benar dan Bella memberikan nilai 100 untuk itu.

"Engga ah. Ngerepotin. Ngga papa. Gue nunggu hujan berhenti aja kak."

"Ayolah, Bel. Gue tau lo buru-buru. Dari tadi gue tuh merhatiin lo. Muka lo serasa lagi ujian, anjir. Mikir keras banget kayaknya."

"Ngga mau, kak." Bella menolak. Bella masih saja kesal mengingat kejadian semasa sekolah dulu.

Orang di dalam mobil adalah Jaehyung. Si pembuat onar yang membuat satu sekolah tahu kalau Bella sempat menyukai Younghyun. Anggota band sekolah mereka yang berhasil merebut piala lomba band dan tampil di kantor walikota ketika ulang tahun ibukota. Jaehyung meledek Bella dan membuat Bella trauma setengah mati. Mungkin ini hal sepele. Tapi dengan popularitas Younghyun Bella menjadi bulan-bulanan satu sekolah, padahal Bella tidak sedikitpun berniat mengejar Younghyun.

"Gini deh. Anggep aja ini bales budi gue gara-gara waktu itu lo udah bantuin gue pas kaki gue keram. Lo boleh pasang musik yang kenceng. Lo boleh pake headset. Lo boleh video call sama orang atau apapun deh. Gue bakal diem aja. Serius ini mah. Ayo buruan ah. Lama lo bel."

"Yeeee. Aneh lo. Gue kan ngga minta. Balik sana." Bella selalu saja berakhir adu mulut kalau berhadapan dengan Jaehyung.

Tiba-tiba Jaehyung turun dari mobil dan berlari dengan cepat ke tempat Bella berdiri. Jaehyung benar-benar serius ingin mengantar Bella. Kemudian Sungjin yang dari tadi sepertinya mendengarkan percakapan mereka datang dan melerai mereka.

"Jae." Sungjin memotong pembicaraan mereka sebelum terjadi keributan besar. "Bella sama gue aja. Bel, sama gue aja. Ngga usah nolak. Gue curiga ujannya sampe malem. Lo sama gue aja ya. Jae, lo balik aja duluan. Gue ke parkiran sekarang ambil mobil."

"Gue sama kak Sungjin. Makasih tawarannya, tapi gue ngga minat balik sama lo kak Jae." Bella lebih kalem sekarang. Dia tidak lagi terbawa emosi.

"Yaudah. Thanks, bro. Hati-hati ya. Hati-hati, Bel." Sungjin mengangguk dan Bella acuh. Jae pulang, Sungjin pun mengambil mobil dan segera menghampiri Bella dan mengantarnya pulang.

Di dalam mobil Sungjin hanya bertanya soal keseharian Bella. Sungjin dan Bella tidak dekat. Sungjin adalah teman seangkatan Jaehyung dan pernah menjadi ketua OSIS di SMA. Sungjin dikenal sangat mengayomi dan tidak pernah menunjukkan sifat yang akan membuat orang lain tidak nyaman. Itu adalah alasan mengapa Bella berani pulang dengan Sungjin.

"Lo pasti masih trauma banget ya? Keliatan banget lo sesebel itu sama Jae sampe sekarang."

"Gue ngga benci. Tapi emang sebel. Gimanapun dia jadi alesan masa sekolah gue ngga terlalu nyaman, kak."

A Proper Apology | Oneshot | JAE DAY6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang