"Mm, ibu," ucapku sambil menatap layar ponsel yang dipenuhi wajah ibu. Ibu masih berbaring di brankar rumah sakit, belum boleh pulang. Sejak kejadian waktu itu hubunganku dan ibu semakin membaik, tembok tak kasat mata yang membentang di antara kami berdua perlahan runtuh. Aku benar-benar bersyukur karena hari itu Myungsoo mengantarku ke rumah sakit menemui ibu.
"Kau sedang di mana?"
"Kamar hotel." Jawabku.
Aku sudah di Bangkok. Besok lusa adalah acara Kimsung, namun kami lebih cepat terbang ke Bangkok—dari Hongkong—karena Myungsoo mengatakan kalau ia ingin mengajakku jalan-jalan.
Aku sih senang saja, karena selain berbelanja aku juga senang traveling.
"Myungsoo mana? Tidak bersamamu? Ibu merindukannya." Ucap ibu bersamaan dengan suara bel kamar hotel yang berbunyi. Aku segera bangkit sambil mengulas senyum.
"Itu sepertinya Myungsoo."
"Cepat buka, kasihan jika Myungsoo menunggu terlalu lama diluar."
Kuputar bola mata. Tidak mengherankan, sejak tahu kalau Myungsoo ikut bersamaku tour promosi Kimsung ibuku senangnya bukan main. Katanya beliau senang karena Myungsoo bisa mengawasiku yang ibuku pikir begitu ceroboh ini, tidak pikir panjang jika mengunggah apapun ke SNS pribadiku yang mungkin nantinya bisa mematikan karir keaktrisanku. Ibu hanya terlalu khawatir, padahal aku sampai saat ini baik-baik saja tuh meskipun mengunggah ratusan foto dan video di SNS-ku. Huh!
Aku melangkah cepat dan segera membuka pintu dan menyapa, "Hei, aku sedang—" kalimatku terhenti dengan kedua mata yang langsung membulat saat Myungsoo langsung memelukku sambil mencium leherku.
"Aku sejak tadi ingin sekali memelukmu tapi baru kesampaian..." gumamnya.
"Ehem, sepertinya ibu mengganggu," suara ibuku terdengar dari ponsel yang kupegang.
Setelah saling sadar, Myungsoo dan aku langsung menjauhkan diri. Aku berdeham sekali sambil mengulurkan tangan memberikan ponselku pada Myungsoo—memintanya mengambil alih—dengan tanpa suara. Myungsoo tampak bingung tapi langsung menerima tanpa protes saat aku memelototinya. Malu sekali rasanya pelukan mesra di "depan" ibu. Apalagi sedikit intim seperti tadi.
"Hallo, bibi." Sapa Myungsoo sambil mengusap tengkuknya. Ia tersenyum mengeluarkan lesung pipi yang menggemaskan. Aku suka sekali lesung pipinya karena aku tidak punya. Hm, berarti anakku nanti akan ada lesung pipi seperti itu juga jangan-jangan?
Tidak—fokus, Suzy! Kenapa aku malah memikirkan anak!
"Myungsoo!" pekik ibuku girang.
Aku melangkah menuju sofa, Myungsoo mengikuti dan duduk di sampingku. Pandangannya masih fokus pada layar ponselku yang dipenuhi wajah ibu dengan senyuman mengembang. Di wajah kedua orang itu.
Aku memutar bola mata, kemudian menjatuhkan kepalaku pada pangkuan Myungsoo, ia hendak menyorotku namun aku menghentikan lengannya sambil menggeleng. Aku ingin menjadi pendengar saja. Sejujurnya aku masih lelah sekali dan setengah jetlag. Omong-omong, kami sekarang tinggal di hotel bintang lima yang ternyata menjalin aliansi dengan Kimsung—aku baru tahu—dan kamar hotel yang kutempati ini adalah president suite. Luaaas sekali, punya pemandangan indah di bagian balkon, dan juga punya pemandangan indah saat berada di ranjang. Hehehe.
"Apa kabar, bi? Kudengar lusa bibi sudah boleh pulang ke rumah?"
Benarkah? Kok aku tidak tahu?
"Iya, aku benar-benar sudah bosan di rumah sakit. Bisakah kau katakan pada dokternya agar aku bisa pulang besok saja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Celebrity And Her Perfect Match | MYUNGZY COUPLE
FanfictionDISCLAIMER: Cerita ini hanya fiksi belaka. Author hanya meminjam nama tokoh, tempat, dan merek untuk kebutuhan cerita. Cerita milik author, sedangkan Idol milik orang tua dan agensinya.🧡 Judul sebelumnya: Hello, "Bagaimana kalau kita berkencan?" "A...