Senin, siapa yang gak tau hari yang mengawali anak sekolah bermalas-malasan, apalagi setelah libur panjang semester. Yap, hari ini masih bernama senin, dari jamannya Tk sampe sekarang gak ada yang berubah kecuali baju yang gue pake sekarang. Rasanya, baru kemaren gue pake seragam putih biru, sekarang udah putih abu lagi aja. Hwaahhh... katanya sih SMA itu masa yang paling indah, katanya. Kata orang-orang yang pernah ngerasain bangku SMA.
Terakhir gue pake seragam putih biru itu, minggu kemaren. Seminggu waktu gue di MOS a.k.a Masa Orientasi Siswa. Seperti apa rasanya? You know lah.. gajauh dari usilnya kakak kelas. But, it was finished. A week full of struggle. Nahan cape, nahan emosi, nahan malu, nahan segala-galanya deh.
Hari pertama gue masuk SMA. Langkah kaki gue perlahan mendekati kelas disudut kiri lantai satu dari gerbang utama. Gak ada seorang pun yang gue kenal disini kecuali Laras. Temen gue waktu di MOS. But we're different class, gue IPS Satu sedangkan dia IPS Dua
Pagi ini, dikelas gue baru ada tiga anak perempuan dan tiga anak laki-laki dikubu yang berbeda. Gue menghampiri kursi yang masih kosong dijajaran depan, yang sebelahnya udah ada orang.
"Hai, gue boleh duduk disini?" Seru gue.
"Duduk aja." Jawabnya.
"Akhirnya.. ada juga yang mau duduk disebelah gue." Seru anak itu ke anak perempuan yang duduk dibelakangnya.
"Gue Talita, lo?" Serunya sambi mengulurkan tangannya.
"Bilqis Faiha Rifda, panggil aja Bilqis." Jawab gue sambi menerima uluran tangannya.
"Gue Sabila." Seru anak perempuan yang tadi ada dibelakan Talita.
"Bilqis." Jawab gue sambi tersenyum.
"Gue Kira." Seru anak perempuan yang duduk disamping Sabila. Tepatnya belakang gue.
***
Rasanya masih pagi, tapi satu persatu wajah baru bermunculan mengisi ruang kelas. Seperti biasa, hari pertama sekolah jauh dari kata 'hey,hey. Ada guru!' Jauh dari kata belajar, tugas, apalagi ulangan dadakan. Asli deh, itu lebih serem dari pada Annabelle. Palingan cuma perkenalan doang, itu sih udah lazim banget. Entah dari kapan, mungkin dari pertama kalinya ada sekolah mungkin. Ya, ngapain juga dipikirin.
*
Sampai pertengahan absen, seorang anak laki-laki dengan wajah polos semasa SMP nya maju kedepan. Please, ini bukan ajang pencarian bakat. Jadi dia gak mungkin nyanyi-nyanyi, apalagi makan whiteboard. Ini cuma sekmen biasa dimana siswa baru memperkenalkan dirinya.
Ternyata anak laki-laki yang tadi maju itu namanya Arjuna. Laki-laki yang duduk dijajaran keempat sisi kiri itu mungkin adiknya Bima yang ada di Mahabarata, tapi gak mirip, tuh. Mungkin orang tuanya yang ngefans sama Bima yang ada di Mahabarata, iya kali. Dia orangnya asik kayanya, kocak pula.
*
Masih suasana baru dikelas. Gak ada riuhan gaduh cewek-cewek yang dijailin sama cowok tangil nan jail. Suasana masih sepi, masih pada jaga image. Harapannya sih, pengen ada yang merhatiin, mungkin.
"Bu, kalau minum siang udah?" Sontak semua yang ada dikelas ketawa.
"Haha, kemana atuh minum siang?" Seru Talita.
Jadi gini, tadi itu ada guru yang masuk, ngenalin dirinya terus nanya 'udah makan siang belom' anak-anak jawab dengan gelengan kepala. Ibu itu ngomong lagi 'sama, ibu juga belom. Pasti pada lapar ya?' Anak-anak jawab 'iya bu, istirahat dong, bu.' Nah, ibu jawab lagi 'kan ibu baru masuk, masa iya istirahat'
Krik krik krik krik
Terus arjuna malah ngomong.
"Bu, kalau minum siang udah?" Sontak suasana yang tadinya krikkrik jadi ngakak.
Anak-anak pada ngakak, lah gue? Malah merhatiin dia sampe gak sadar kalo ini kelas udah biasa, gak ada yang ngakak lagi, bahkan gurunya aja udah gak ada. Gak sengaja mata kita bertemu, maksud gue dia liat gue. Bukan mata kita 'Say hello.' Gitu... spontan gue langsung salah tingkah, berusaha supaya gak keliatan sama dia.
"Hai, Sabila." Serunya. Hah, Sabila? Gue nengok kebelakang. Dan disitu ada Sabila. Jadi.. dia bukan liatin gue? Ya Allah, gue geer banget.
~~~~~~~~~~~~~~
24 Desember 2014
12:12
KAMU SEDANG MEMBACA
You'll Be In My Heart
Teen FictionSaat seragam putih biru gue berubah menjadi putih abu, disitulah gue mempunyai beberapa teman. Teman baru dengan nuansa baru, berbeda dengan yang dulu. Satu persatu gue mengenal orang yang sekarang menjadi teman gue. Hingga akhirnya gue mengenal dia...