Jaemin memandang datar ke arah kedatangan kendaraan. Kedua tangannya ia lipat di dada. Kaki kanannya ia terus gerakan seakan kesabarannya telah habis.
Terhitung sudah lima kali Jaemin melihat jam tangannya. Entah sudah berapa kali helaan napas dan dengusan yang telah dikeluarkan olehnya. Tetapi, ketiga orang yang ditunggunya belum kunjung datang.
"Kemana mereka, anjir?! Ini udah setengah jam waktu ngumpul. Mana gue udah di bandara dari sejam lalu," gerutu Jaemin yang mungkin sudah berkali-kali ia keluarkan.
"Kalau tahu gini, gue datang telat aja sekalian. Enggak ada yang peduli tepat waktu apa?" tanyanya yang masih fokus melihat satu demi satu orang yang berlalu-lalang.
"Kalau lagi ada operasi terus dokternya telat, ya alamat keburu mati pasiennya."
Jaemin terus menggerutu tanpa henti. Ia juga tidak peduli menjadi pusat perhatian dari orang-orang yang melewatinya sejak tadi.
"Ah! Datang juga itu cewek satu," katanya menyipitkan mata saat melihat Rosé si perempuan menyebalkan keluar dari mobil bersama dua orang yang lebih tua.
Jaemin yakin, itu pasti kedua orangtuanya. Mata Jaemin melebar saat melihat Rosé menunjuk ke arahnya. Dan membuat Jaemin membungkukkan badannya dan mendapatkan balasan dari orangtua Rosé.
Walapun kesal sama anaknya, tetap harus sopan sama orangtuanya, batin Jaemin.
Jaemin tersenyum. Cepetan kek ke sini. Biar orangtua lo cepet pergi.
Rosé berjalan mendekat ke arah Jaemin. Ia berbalik dan melambaikan tangannya kepada orangtuanya.
"Ternyata orang macam lo bisa tahu sopan santun juga, ya?" sindir Rosé.
"Ya. Lo pikir gue enggak diajarin sopan santun sama orangtua gue?" balas Jaemin yang masih tersenyum sampai mobil orangtua Rosé melewatinya.
"Anjir. Lama banget, lo!" lanjutnya dengan cepat.
Rosé memutar kedua matanya malas. "Lama? Lonya aja yang kepagian."
Dengan cepat, Rosé berlalu melewati Jaemin. Menuju ke arah dinding dan menyandarkan tubuhnya, diikuti oleh Jaemin yang berdiri di depannya.
"Kita take off jam sepuluh. Dan ini baru jam delapan pagi. Lo bilang lama? Enggak ngotak apa gimana?!" kesal Rosé.
"Lo kalau mau ngomel itu ke yang punya acara. Bukan ke gue. Mereka yang bilang kumpul setengah delapan. Tapi nyatanya mana? Belom datang, kan?"
Jaemin mendengus, karena dirinya kalah berdebat dengan Rosé. "Kali ini lo menang," katanya yang diabaikan oleh Rosé.
Rosé berdecak kesal saat melihat kedatangan Jennie dan Jeno. Sepuluh menit sejak kedatangannya dan mereka baru saja datang. Dan dengan santainya mereka datang dengan saling suap-suapan kentang goreng? Picisan sekali.
"Rosé ... Jaemin ... maaf, ya. Kita telat." Jennie datang dengan senyumnya dan meminta maaf. Sedangkan Jeno hanya tersenyum tidak bersalah.
"Yang bilang setengah delapan siapa, ya?" sindir Jaemin.
Jeno mendengus. "Lonya aja yang datang kepagian. Baru juga jam segini, udah kayak mau ketinggalan pesawat aja," balas Jeno seakan tidak mau kalah.
"Iya bener!" Jennie berseru membenarkan perkataan Jeno.
"Enggak usah berlebihan, Jaem."
Jaemin mendengus. Ia sedang malas berurusan dengan kedua pasangan tidak berdosa ini.
"Yang." Jennie menggandeng tangan Jeno.
"Kita harus harus cetak tiket dulu," kata Jennie yang sudah menarik tangan Jeno.
"Oh iya! Kalian tunggu di sini, ya. Gue titip koper kita berdua."
Jaemin menatap malas ke arah Jeno dan Jennie yang berlalu meninggalkannya dan Rosé. Dengan malas, Jaemin meraih troli yang berisi koper Jeno. Meletakan koper merah muda miliknya.
"Gue mau makan. Lo mau nunggu di sini sendirian?" tanya Jaemin yang sebenarnya malas mengajak Rosé.
"Tega banget lo ninggalin cewek cantik kayak gue di sini sendirian," kata Rosé.
"Ya mangkanya gue ngajak lo," balas Jaemin malas.
"Gue enggak mendengar kata-kata 'lo mau ikut gue, enggak' dari mulut lo tadi." Rosé melipat kedua tangannya. Senyum kemenangan terlihat jelas di wajahnya.
Jaemin membuang napasnya kasar. "Lo mau ikut gue, enggak?" katanya mengikuti cara bicara Rosé.
"Okey."
Jaemin mendengus kesal saat Rosé berlalu melewatinya. Mending gue tinggal aja tadi dia sekalian.
***
June 8th, 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku & Kamu (Jaemin Rosé) - Book 1 ✔
FanficAku & Kamu Book 1: Salah Sambung Berawal dari salah nomor, Rosé dan Jaemin terjebak dalam rencana Jennie dan Jeno untuk menjodohkan mereka berdua. Kesan buruk bagi keduanya membuat Jaemin dan Rosé tidak ingin saling berhubungan untuk kedua kalinya d...