"BALIIIIIIII!!!!"Jaemin mendelik sebal ke arah Jennie yang berteriak dengan kerasa saat keluar dari bandara. Suara cemprengnya membuat polusi suara di sekitarnya.
"Berisik, Jennie!" tegur Jaemin yang langsung membuat Jennie menatap sebal ke arahnya.
"Yang!" Jennie mendekat ke arah Jeno. Memeluk pinggang sang kekasih dan merapatkan tubuhnya.
"Ahu dibentak, Jaemin," adunya dengan nada sedih.
Jaemin menatap tajam ke arah Jennie. Apa-apaan! Gitu doang ngadu. Dasar cewek, tukang ngadu!
Sedangkan Jeno, tangannya mengusap rambut Jennie dengan sayang. Mencium pucuk kepala sang kekasih.
"Biarin aja. Nanti juga kena batunya di hotel," bisik Jeno yang membuat Jennie tersenyum senang.
Jaemin merinding saat melihat perubahan wajah Jennie yang tiba-tiba tersenyum. Aneh!
"Bisa ke hotel sekarang, enggak?" tanya Jaemin yang memilih merenggangkan tangannya. Menepuk pelan pundak kanannya yang sedikit pegal.
"Hei. Kita cari makan dulu, baru ke hotel." Jeno berkata dengan cepat.
"Lo enggak mau coba masakan Indonesia dulu? Kuliner malam sebelum ke hotal, Jaem," tanya Jeno kemudian yang mendapatkan gelengan kepala dari Jaemin.
"Gue cuman butuh istirahat. Bahu gue keram, karena seseorang tidur dengan menyandarkan kepadanya di bahu gue," sindir Jaemin.
Jeno tersenyum jahil. Sedangkan Jennie, tersenyum penuh makna saat melihat Rosé sedang menguap, karena kantuknya.
"Rosé?" tanya Jennie cepat.
"Kok gue?! Gue tidur bangun-bangun kepala gue menyandar di jendela," bela Rosé.
Jennie melipat kedua tangannya di dada. Senyum penuh arti terpasang di wajahnya semakin jelas. "Lo kan tidur di manapun dan kapanpun."
"Enggak, ya!" elak Rosé cepat.
Jaemin berdecak, "Ck! Kalau dia menyandarkan kepalanya di bahu, udah pasti gue bangunin denhan menyentakkan bahu gue," bohong Jaemin.
"Dikata enggak berat apa kepalanya," lanjutnya yang melirik malas ke arah Rosé.
Rosé menatap tajam ke arah Jaemin. Sedikit tersinggung dengan perkataan laki-laki itu yang mengatakan kepalanya berat.
"Maksud lo, kepala gue berat gitu?!"
"Siapa tahu?" balas Jaemin mengangkat kedua bahunya.
Jeno memijit pelipisnya. "Jangan berdebat kalian berdua. Pokoknya sebelum ke hotel, kita cari makan dulu. Kasihan sayangnya gue udah lapar!"
Jennie tersenyum. Berjinjit untuk menyamakan tubuhnya dengan Jeno. Memberikan sebuah ciuman di pipi sang kekasih. "Makin cinta, deh, sama kamu, Yang."
Jaemin dan Rosé yang melihat drama murahan di depan matanya membuang muka. Berpura-pura muntah dan jijik.
"Buru, kalau mau cari makan. Gue mau mandi terus tidur."
"Ya Tuhan, Jaem. Kita ke sini mau liburan, bukan hibernasi selama seminggu di hotel," balas Jennie.
Jaemin menatap malas ke arah Jennie. "Memangnya lo enggak capek dengan perjalanan jauh tadi?" tanya dengan nada datar.
"Lo pikir perjalanan Seoul ke Bali itu kayak lo pergi dari Seoul ke Busan? Beda Jen, Beda!"
"Yang," panggil Jennie.
"Aku dimarahin Jaemin lagi," adu Jennie.
Jaemin menatap jengah ke arah Jennie. Sedikit-dikir ngadu. Sedikit-dikit ngerajuk. Gitu emang, ya, kalau punya pacar? Enggak capek apa?
"Jaemin," panggil Jeno yang cuman dijawab deheman oleh Jaemin.
"Jangan ngegas sama Jennie," lanjutnya.
"Gue enggak ngegas, ya, Jeno!" Jaemin menatap tidak suka ke arah Jeno.
Rosé menatap malas ke arah Jaemin. "Gue enggak ngegas, ya, Jeno," ulang Rosé mengikuti cara bicara Jaemin.
"Kalau lo enggak ngegas, yang tadi apaan, ya?" tanya Rosé kemudian seakan menyindir Jaemin.
"Orang jelas-jelas lo ngegas dari tadi. Udah, deh. Enggak usah ngelak mulu. Capek gue dengarnya."
Jaemin berdecak. Tiga lawan satu. Enggak adil, pikir Jaemin.
"Jeno sayang ... Rosé sayang ... kalian terbaik! Love you!" seru Jennie.
"Gue juga bingung, kenapa Jaemin suka ngegas, ya?" tanya Jennie akhirnya.
"UDAH GUE BILANG, GUE ENGGAK NGEGAS?!" kesal Jaemin menaikan suaranya.
"Tuh ngegas," balas Jeno dengan senyum penuh kemenangan.
"Terserah kalian!" Jaemin kesal. Ia berjalab lebih dulu meninggalkan ketiga orang itu. Terlebih lagi mendengar cara bicara Rosé yang mengulang kata-katanya membuat Jaemin semakin kesal.
Ck! Memang enggak ada cantik-cantiknya tuh cewek. Gue tarik kata-kata gue tadi. Hilih!
Jaemin berbalik. Menatap malas ke arah Rosé, Jeno dan Jennie yang masih berada di posisi awal.
"BURUAN! KATANYA MAU CARI MAKAN! GUE CAPEK MAU ISTIRAHAT!"
"JAEMIN! KITA UDAH PESAN KENDARAAN. LO MAU NGAPAIN? JALAN KAKI?"
***
June 9th, 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku & Kamu (Jaemin Rosé) - Book 1 ✔
FanfictionAku & Kamu Book 1: Salah Sambung Berawal dari salah nomor, Rosé dan Jaemin terjebak dalam rencana Jennie dan Jeno untuk menjodohkan mereka berdua. Kesan buruk bagi keduanya membuat Jaemin dan Rosé tidak ingin saling berhubungan untuk kedua kalinya d...