Gimana nder pat nya?
Beteue mau cerita sedikit,
aku mau jadiin work ini ebook kalo udah aku revisi penuh bakal aku jadiin ebook terus aku bagiin ke anak tujuh satu gimana?biar jadi kenang-kenangan🙋
hehe, keep enjoy ladies and gentleman!
ㅡ • ㅡ
"Ada niatan mau pindah gak?"
Sudah setahun semenjak kejadian wabah zombi yang mereka lalui. Harusnya tahun ini mereka ada di sebuah universitas pilihan masing-masing.
Namun mereka menunda dan sebagian dari mereka berniat untuk cari kerja.
"Inyong mau pulang ke kampung. Abang inyong masih ada, jadi inyong di suruh tinggal di sana."
Reval menghampiri Zaki dan menepuk pundaknya bangga. "Makasih udah sisain waktu lo buat bangun kenangan sama kita-kita," ujarnya.
"Makasih juga nder buat semuanya. Kita gak lengkap tanpa lo," sahut Hanum.
"Gue juga kayaknya mau pulang ke Swedia. Keluarga gue udah nunggu di sana," ujar Alesha tiba-tiba.
"Jadi, lo semua bakalan pergi?"
Hani benci ini, setelah apa yang dilewati bersama lalu satu persatu pergi. Yah tidak ada pilihan lain selain merelakan.
"Gue bakal ke USA dalam waktu dekat ini buat tinggal sama bibi gue yang masih hidup," ujar Alika.
"Aah bote! Lo semua pada pergi?"
Haikal membawa Hani ke dalam pelukannya. "Udah saatnya mereka pergi. Ada hidup baru yang menunggu mereka," ujarnya.
"Gais makasih juga waktunya. Gue kayaknya bakal cari apartemen deket-deket sini aja, palingan kuliah di ITB." Hanum melerai.
"Gue sama Haikal bakal balik ke Jakarta," ujar Reval juga.
"Ah serius? Lo mau ke Jakarta?!" Hani seakan tidak menerima faktanya.
Haikal mengangguk pelan. "Iya princess, nanti kalo ada senggang aku main ke sini lagi," jawabnya seraya mengelus surai dan pipi Hani bergantian.
"Han, lo ikut gue mau gak? Kita sewa apartemen berdua?" ajak Hanum yang langsung diangguki oleh Hani.
"Lo ada rencana mau kemana, Dit?" tanya Alesha.
"Gue kayaknya bakal bangun kehidupan baru di Amsterdam."
Reval tersenyum dan mengangguk paham. "Semoga apa yang lo cari cepet ketemu," kekehnya.
Drtdrt
Alika menjawab beberapa pesan singkat dari bibinya di USA.
"Gais, kayaknya gue harus berangkat besok," ucapnya setelah membalas pesan singkat di ponselnya.
"Gue ikut anterin lo ke bandara!" seru Hani.
"Ih gue juga mau ikutt!" sambar Dita.
"UDEH BAMSAD! MENDING KITA RAME-RAME ANTERIN ALIKA KE BANDARA!" ujar Hanum final.
"Udeh kayak rombongan naik haji, jing."
ㅡ • ㅡ
Dita melepaskan pelukannya. "Jaga diri lo bejir, tiati disane," ujarnya.
"Aaaah babiku." Hani memeluk Alika dan menenggelamkan kepalanya di leher gadis itu.
"Buset nder udeh, ntar gua ketinggalan pesawat."
Hani melepaskan pelukannya dan mengusap air mata yang sempat jatuh beberapa kali.
"Jaga diri lo, mba. We always miss you," ucap Alesha.
"Kapan-kapan kita kumpul bareng lagi. Jangan lupain kita ya njing. Awas aja gua sodok idung lo sampe berani lupdir," ancam Hanum sambil terkekeh.
"Iya-iya. Gue duluan ya."
Mereka melambaikan tangan kapada Alika. Perlahan, punggung gadis itu menghilang, ya satu dari mereka benar-benar pergi meninggalkan yang lainnya.
We gotta let go out of our ghost.
ㅡ • ㅡ
"Lo yang terakhir pergi. Jaga diri ya, hati-hati."
Hani membenarkan mantel yang dikenakan Dita. Memang Dita yang terakhir pergi. Diantar oleh Hani dan Hanum ke bandara.
"Gue bakal kangen banget sama kalian."
Hanum tersenyum tulus. "Jangan sakit lagi, pinter-pinter urus diri di negara orang," pesannya kepada Dita.
"Pasti. Haniㅡ"
Hani memeluk Dita sambil terisak sebelum Dita menyelesaikan ucapannya.
"NDERRR BAJU GUE NANTI KOTOR KENA INGOS LO."
"Iya-iya tepos, maap." Hani melepaskan pelukannya.
"Gue duluan ya, pesawat gue udah mau take off," ujar Dita seraya melihat jam tangannya.
"Oke, daaah!"
Ada yang lebih sakit dari sekadar berkata selamat tinggal.
Melepaskan, juga merelakan.
Bukan hanya tentang melepaskan seseorang yang telah mengisi memoria kehidupan, tetapi juga rentetan canda tawa yang telah ia tinggalkan.
Dan kini semua hanya tinggal kenangan.
"Jadi kita kemana sekarang, Han?"
"CUSSSS KITA CAPCUS BORONG CILORR!"
ㅡ • ㅡ
aku nulis ini cuman 15 menit☺
peulis kowmen🙏
epilog menyusull🙌❤thanks-!🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
Sculaverse | Juone Culture✅
Fantasynot a train to busan , but we'll survive in the middle epidemic. cover by @xienna24 Say not to plagiarism [❌] Author ; Kintan | and another.