Part 2 - Mereka Satu Sekolah sama Shannon!

32 4 0
                                    

HAPPY READING!

Playlist | Ellie Goulding — Love Me Like You Do

***

Shannon meletakkan mangkuk berisi sup kepiting di meja kantin, kemudian duduk di depan Yoona—teman sekelas Shannon yang tiga hari ini sudah menemaninya.

Suapan Shannon terhenti saat tiba-tiba seorang gadis jatuh tepat di sebelahnya, nampan yang berisi makanan yang gadis itu bawa terlihat berserakan di lantai, lengkap dengan tawa sekelompok gadis yang berada di sebelah meja Shannon.

Tangan Shannon terulur—berniat membantu gadis itu berdiri, tetapi malah di tepis kasar oleh gadis berambut panjang itu.

"WOI!" Yonna berteriak tak terima saat melihat kejadian itu.

Shannon mengernyitkan dahi saat melihat gadis itu berlari meninggalkan kantin, Shannon mau bantu kenapa ditolak?

"Dia itu emang belagu, She," ucap Yoona yang masih setia menatap punggung gadis itu yang semakin jauh dari pandangannya.

"Belagu gimana?" Shannon melanjutkan makannya yang sempat terhenti, kemudian tersenyum senang saat berhasil menemukan daging kepiting yang masih tersisa.

"Liat aja tadi pas lo mau bantu, makannya banyak yang bully dia," tatapan Yoona beralih pada Shannon.

"Bully? Siapa?"

"Mereka," tunjuk Yoona menggunakan dagunya. Mata Shannon terhenti pada empat orang gadis di sebelah mejanya—gadis yang tertawa kencang tadi.

"Kenapa dibully? Kan kasian,"

Yoona menggeleng, "gak, she. Dulu dia satu genk sama mereka, terus berkhianat gitu, dia juga tukang boong, drama banget lagi! Makannya banyak yang gak suka sama dia."

Shannon mengangguk-angguk paham, untung Shannon gak jadi nolongin dia!

Kedua mata Shannon berhenti pada sekelompok cowok yang baru saja memasuki kantin, teriakan-teriakan dari sisiwi-siswi tampak memenuhi kantin, bahkan banyak dari mereka yang diam-diam memfoto.

Shannon berpikir, mereka pasti anak populer disini. Mengingat baru saja memasuki kantin, mereka sudah menjadi pusat perhatian semua orang. Shannon memperjelas penglihatannya—masih setia menatap delapan cowok yang tengah berjalan ke arah meja paling pojok. Sesaat kemudian matanya membulat saat menyadari siapa cowok-cowok itu.

ANAK SEKOLAH BERANDAL!

Mulut Shannon terbuka lebar, jadi yang satu sekolah sama Shannon gak cuman dua orang doang? Tapi semua? Ya tuhan, temen-temen Shannon berandal semua!

"Mereka siapa?"

Yoona mengernyit tak paham dengan maksud Shannon, kemudian menoleh ke belakang—mengikuti arah pandangan Shannon, "Ah.. mereka most wanted sekolah, sering banget bikin rusuh!"

"Mereka gak pernah bergaul selain sama geng nya, suka banget bolos sekolah!" Lanjutnya.

Shannon membenarkan ucapan Yoona saat melihat beberapa dari mereka duduk di atas meja. Tawa mereka juga memenuhi penjuru kantin saat tiga dari mereka melemparkan lelucon yang Shannon tidak tahu pasti apa itu. Kedua sudut bibir Shannon terangkat saat melihat satu-satunya cowok yang berambut hitam di geng itu tertawa,

Manis banget! Jadi pengen Shannon gigit!

Senyum di bibir Shannon luntur saat matanya tak sengaja bertemu dengan manik milik cowok berjaket jeans. Cowok yang mempunyai mata setajam pisau itu—untuk kedua kalinya Shannon buru-buru mengalihkan pandangannya agar tak bertemu dengan mata milik ketua genk itu.

Huaaaa! Jantung Shannon mau copot!

***

Shannon memeluk Selena—mama Shannon, dengan erat. Keputusannya untuk pindah ke Negara kelahiran Selena itu mengakibatkan gadis mungil ini harus sering berpisah dengan orang tuanya karena urusan pekerjaan, lihat saja sekarang, belum ada sebulan di Korea, orang tuanya harus sudah kembali ke Amerika.

Shannon beralih memeluk Richard—papa Shannon, "papa udah siapin bodyguard buat kamu."

Shannon melepaskan pelukannya, salah satu alasan Shannon pindah ke Korea agar gadis berkulit putih itu sedikit lebih bebas, tapi lagi-lagi papanya memberikannya penjaga!

Shannon menggeleng, "Shannon gak mau! Please, Pah, biarin Shannon kali ini aja tanpa penjaga-penjaga itu! Shannon pengen hidup biasa disini, gak kayak di Amerika yang semuanya nomer satuin Shannon," ucap gadis itu dengan mata yang berkaca-kaca hampir menangis.

Mata kedua orang tuanya saling tatap—merundingkan sesuatu, seolah mengerti tanpa perlu berbicara.

"Baik, kali ini papa turutin kemauan kamu, tapi kalo kamu sampe kenapa-kenapa, papa gak bakal ijinin kamu lagi," Richard menatap putri tunggalnya dengan khawatir.

Senyum Shannon mengembang, akhirnya Shannon bebas!

Richard menambahkan, "dengan satu syarat, papa mau kamu punya temen yang bisa ngelindungin dan ngejaga kamu."

Shannon mengernyit bingung, Maksudnya ngelindungin Shannon dari kejahatan? Emangnya ada yang mau ngejahatin Shannon ya?

Sesaat kemudian gadis itu tersenyum, memikirkan ide yang baru saja muncul di otaknya.

Shannon tau siapa yang bisa jaga Shannon, hihihi.

***
TO BE CONTINUED

HOPE YOU LIKE IT!
DON'T FORGET TO VOTE COMMENT AND SHARE!

With love,
Nadia Shena

Dear ShannonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang