Tuk tuk
Suara sepatu yang bergesekan dengan lantai memecah keheningan di koridor yang terbilang sepi. Seorang gadis melangkahkan kaki jenjang nya dengan anggun, walaupun bel telah berbunyi 30 menit yang lalu. Yang artinya gadis itu telah terlambat untuk memasuki kelasnya.
Hingga terdengar lengkingan suara yang memekakan telinga si gadis."Ailsaa!! Sini kamu, " panggil Bu Tania yang selaku guru BP di SMA Rajawali.
"Ada apa sih bu, kok teriak teriak nggak jelas gitu. Nggak malu bu kalo siswa siswi ibu denger?" tanya Ailsa dengan tenang.
"Kamu itu, anak gadis. Bisa tidak kalo tidak telat sehari saja." geram Bu Tania
"Nggak bisa bu. Soalnya, telinga saya nggak denger alarm bunyi bu," ucap Ailsa
"Ya jelas nggak denger bu, orang dia tidur telinganya disumpel pake earphone. Mau sekeras apapun bunyi alarmnya, pasti kagak bangun tuh bu. Dasar kebo," sambar seorang anak cowok yang berjalan sambil menyampirkan tasnya di bahu kiri.
"Excel. Kamu hari ini juga telat? Kamu itu ketua OSIS. Kamu itu seharusnya memberi contoh yang baik, bukan seperti ini. Kakak sama adik ga ada bedanya. Ya sudah kalian lari keliling lapangan futsal sebanyak 10 kali. Cepat!!" perintah bu Tania tak terbantahkan.
Dengan malas Ailsa melangkahkan kaki jenjang ya ke lapangan dan memulai berlari. Sedangkan seseorang yang disebut ketos oleh bu Tania malah ngadem di bawah pohon beringin deket lapangan sambil menatap Ailsa dengan intens.
'ternyata cantik juga yah adek gue, wkwk baru sadar aing' batin ketos tersebut. Dan beranjak pergi meninggalkan Ailsa yang tengah kelelahan setelah putaran ke-6 nya.
POV Ailsa
Kenalin nama gue Khailania Shabakka Ailsa. Gue anak kelas 10 Mipa 2 di SMA Rajawali. Gue punya abang namanya Khailanio Shabakka Excelio. Dan juga orang tua gue Shabakka Marcelio nama ayah gue dan nama bunda gue Shabakka keylasia. Yap gue anak dari pengusaha ternama di Indonesia. Gue juga ada darah campuran antara Amerika, Arab Saudi dan Indonesia. Jadi ga heran deh banyak yang ngejar gue, bukannya sombong loh ya.
Gue juga punya sahabat nama nya, yaitu, Anita swagalaya, Diana marselinda, Jihan Salma, dan yang paling bisa ngertiin gue tuh Rangga Murphy. Mereka tuh sahabat gue dari orok jadi mereka yang bisa nenangin gue waktu gue sedih, waktu gue putus asa mereka selalu nyemangatin.'Sial!! Kenapa bisa gue kesiangan si?! Kan ga biasa nya mama ga bangunin gue. Apa mama ikut ayah ke kantor ya? Ah tau dah mending mandi terus berangkat sekolah.' ucap gue yang terus menggerutu hingga sampe masuk kamar mandi.
Selesai mandi gue pun langsung mengambil tas dengan terburu-buru. Dan langsung turun untuk mengambil motor kesayangan gue. Setelah mendapatkan motornya gue melajukan motornya diatas rata-rata. Bak pembalap profesional, gue dapat mwnyalip motor maupun mobil dengan lihainya. Meskipun sudah lihai, tetep aja ada yang ngumpatin gue sambil teriak.
Setelah menempuh perjalanan selama 10 menit, akhirnya gue dateng juga. Ya meskipun gerbang udah ditutup sih. Gue akhirnya teriak deh ke pak satpam.
"Pak Ben, tolong bukakin pintu ya dong. Ica mau masuk nih."
"Eh, itu non, bapak teh gak bisa bukan gerbangnya. Soalnya takut dimarahin bu Anne," ucap pak satpam.
"Yahh, terus Ica gimana nih pak? Masa iya pulang lagi. Boros bensin dong," jawab gue dengan lesu.
Kemudian tak berselang lama teriakan melengking dari dalam gerbang manggil gue.
"Ailsaaaa!!! Sini kamu!" ujar seseorang yang meneriaki gue. Dan gue otomatis menoleh kearah orang yang manggil gue. Setelah gue menoleh, mata gue membesar. Gue kaget anjir. Ternyata yang manggil gue bu Tania. Guru bp gue yang paling killer seantero sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alan Ailsa
HumorMenggambarkan seorang gadis yang mempunyai gebetan online yang belum pernah ketemu langsung sebelumnya. Dan akhirnya dapat dipertemukan lewat kegiatan pertukaran pelajar dari seluruh Indonesia.