BAB 15 | Cobaan bertubi-tubi

235 12 0
                                    

Asma sudah tak tahan mendengar semua pengakuan dari Cella, matanya berkunang-kunang, kepalanya pusing. Asma memegang kepalanya dengan tangan kanan menahan rasa pusing yang sangat berat.

“Asma kamu enggak apa-apa?” tanya Aretha seolah panik. “Asma?”

Cella pun bingung melihat Asma ia berhenti menangis.

Bukk ...

Asma jatuh pingsan, Aretha dan Cella terkejut.

“Asma!” teriak Aretha.

Senyuman licik mulai mengembangkan di bibir Aretha, tak ada sedikit rasa kasihan di dalam hatinya melihat seseorang jatuh pingsan di hadapannya.

“Bagus Cella”

“Tentu saja” Ucap Cella sambil tersenyum.

Aretha dan Cella meletakkan Asma dan Syifa dilantai membiar kan mereka begitu saja lalu mereka pergi, ada sesuatu yang di tinggalkan Cella di rumah Asma yaitu surat kehamilan yang dibuatnya sendiri untuk membuktikan bahwa Zhong wen bersalah.

***


Sekarang sudah pukul 13:45 Zhong wen sudah selesai menemani tour wisatawan untuk hari ini. Ia kembali ke kantor untuk menyelesaikan tugas lainnya.

Sesampainya Zhong wen dikantor ia baru teringat tentang Liviana ia harus mencari perempuan tersebut dan menjelaskan kepada Asma bahwa ia tak berselingkuh.

Zhong wen mengambil handphone miliknya di kantong celananya.

Ditt ... Ditt ... Ditt

“Jawab Aira”


***


Drtt ... Drtt

“Aduh siapa sih?” Liviana mengambil handphone nya. Saat itu ia sedang bersantai di apartment sambil menonton TV dan menamakan cemilan.

“Hah! Aduh Mas Zhong wen nelpon” Aira berhenti mengunyah makanan setelah melihat siapa yang menelponnya. “Angkat atau Enggak?” tanyanya pada diri sendiri.

“Enggak deh” Ucap Liviana acuh tak acuh.

***


“Kenapa enggak di angkat Aira” Zhong Wen mencoba sekali lagi.

Dan untuk kedua kalinya telpon Zhong wen tidak di angkat oleh Liviana.

"Apa aku ke apartment nya aja ya?" Tanya Zhong wen pada diri sendiri. "Tidak ada yang harus ku lakukan lagi selain ke apartment nya"

"Selesai pekerjaan dikantor aku langsung menemui Aira" ucap Zhong wen sambil merapikan meja kerjanya.

***

"Halo Aretha kamu dimana?" Tanya Liviana dengan suara panik.

"Apa hah! Aku lagi di jalan" ucap Aretha sambil mengemudikan mobil.

"Tadi Mas Zhong wen telpon aku takut kalau dia sampai nyariin aku ke apartment"

"Bagus kalau gitu, biarin aja dia ke apartment mu" ucap Aretha santai.

"Aretha!!"

"Kamu enggak ingat rencana kita"

"Oh, iya ya" ucap Liviana sambil terkekeh.

Tutt ...

Telpon dimatikan secara sepihak dari Aretha.

***

"Assalamualaikum Asma" ucap Sekar dari luar rumah.

"Assalamualaikum"

Tok ... Tok ...

"Asma!" Teriak Sekar.

Tok ... Tok ...

Ceklik.

Pintu terbuka sendiri.

Ada yang tau ekspresi wajah Sekar setelah melihat apa yang ada didalam rumah Asma?

Bingung, heran, takut, gelisah, terkejut, sedih, sudah tercampur menjadi satu.

"Asma!!! Syifa!!" Teriak kencang Sekar.

Syifa pingsan badan nya membiru akibat menangis terlalu lama, dan Asma pingsan.

Tak ada yang dapat dilakukan Sekar saat itu, yang dilakukan nya pertama adalah menggendong Syifa dan berteriak meminta pertolongan tetangga.

"Tolong! ... Tolong! .... Tolong! ..." Teriak Sekar.

Tetangga sebelah Asma bergegas mendatangi karna terdengar teriakan minta tolong.

"Ayo cepat bawa ke mobil saya untuk di antar ke rumah sakit" Ucap seorang perempuan paruh baya yang juga ikut panik melihat

Sekar dan seorang perempuan tersebut membawa Asma dan Syifa ke mobil.

Alhamdulillah.

Jangan lupa votment ❤️

Assalamualaikum Beijing 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang