⚠️WARNING!
GAYS LOVE STORY.
Mature Content.🔞
Homophobic, Normal people, Saint, PLEASE STAY AWAY!
Tetep baca resiko tanggung sendiri :)
**********************************
Pernah nggak lo lagi curhat ke temen tentang mantan yang lo nggak bisa move...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
POV Romeo
Ini adalah minggu kelima pasca aku bangun setelah kecelakaan.
Ian belum juga membuka matanya.
Aku sendiri sudah lama sembuh, bahkan sudah mulai bekerja kembali hampir sebulan yang lalu.
Secara mengejutkan, aku hanya butuh waktu seminggu untuk pulih dan keluar dari rumah sakit.
Banyak yang menduga aku akan down karena melihat kondisi Ian yang entah kapan akan membuka matanya.
Awalnya, sampai tidak ada yang berani meninggalkanku sendirian dikamar. Selalu saja ada yang berjaga. Entah mbak Lia, papa, kak June, Keanu, Kev atau Dami.
Aku sendiri pun tidak tahu kekuatan apa yang membuatku bertahan dalam keterpurukan ini.
Aku hanya ingin mereka tidak kasihan padaku.
Aku hanya ingin mereka tidak mengkhawatirkanku secara berlebihan.
Mereka juga sama sepertiku, berat kehilangan sosok Ian. Aku tidak ingin membuat semuanya bertambah berat.
Sore hari setelah aku sadar lima minggu yang lalu, mbak Lia aku dan papa berbicara enam mata diruang rawatku. Kami berbicara dari hati ke hati dan saling meminta maaf.
Papa meminta maaf pada kami berdua karena sudah menjadi awal penyebab kekacauan ini.
Mbak Lia meminta maaf padaku karena semua hal yang kemarin ia katakan.
Aku meminta maaf pada mbak Lia karena aku yang childish dalam menyikapi masalah kemarin. Aku juga meminta maaf karena terus saja membuat mbak Lia khawatir.
Kepada papa pun aku meminta maaf, Ian tidak akan kecelakaan jika saja aku tidak keluar dari rumah karena marah pada mbak Lia.
Kami bertiga sepakat untuk menutup masalah ini dan lebih memilih untuk saling menguatkan.
