Prolog

7.2K 543 5
                                    

"Astaga... ternyata putri Tuan Naser sangat jahat ya? Di usianya yang baru menginjak dua belas tahun sudah berani berbuat buruk seperti itu."

"Walaupun saudarinya anak terlarang, perbuatan atas kecemburuannya sungguh memalukan."

"Meskipun dia iri, bukankah hal itu sudah keterlaluan?"

(Klesak-klesik)

Bisikan tetangga terdengar di seluruh ruangan bernuansa merah muda itu. Semua mata memandang ke arah bocah perempuan yang sedang berdiri mematung di depan bocah perempuan lain yang tersimpuh di lantai. Bocah itu menunduk sambil menggenggam erat gaun merah mudanya. Ia sangat ketakutan.

Keyla, bocah perempuan yang tersimpuh di lantai itu perlahan berdiri memasang wajah bersedih. Ia lalu mendatangi saudarinya yang sedang gemetaran. Ia mencoba menenangkannya dengan memeluk dan mengepuk-epuk bahunya. Namun entah pikiran dari mana, Keyra, bocah perempuan yang sedang gemetaran itu merasa ada senyuman kecil di balik wajah sedih bocah perempuan yang sedang memeluknya.

Perlahan Keyla melepaskan pelukannya, memegang kedua pundak saudarinya dengan wajah polosnya. Lalu ia pun mulai membuka suara.

"Aku tahu kakak tidak berniat melakukan hal itu padaku. Kakak kan menyayangiku." Dengan hanya ucapan singkat dan senyuman kecil, bocah perempuan itu berhasil membuat saudarinya menjadi lebih tenang. Namun tidak sesaat setelah ia melanjutkan ucapannya.

"Kalaupun kakak memang sengaja melakukan itu padaku, aku tidak apa-apa kok. Kakak melakukan itu pasti karena ada alasan. Kakak kan menyayangiku. Ya kan?"

Entah mengapa di telinga Keyra semua ucapan bocah perempuan itu terdengar seperti, "aku sengaja melakukannya kok, Kak. Jadi kakak tidak usah baik-baik saja."

Setelah hari itu, Keyra selalu mengacuhkan Keyla yang mencoba mendekatinya. Dan semenjak itu pula Keyra baru menyadarinya, semua perbuatan baik Keyla hanya nampak di depan matanya. Setelah berlalu, bocah perempuan itu hanya memiliki wajah seorang antagonis pada dirinya.

***

Tiga tahun berlalu setelah Keyra memutuskan untuk tinggal bersama paman dan bibinya di Bandung. Kini setelah melalui masa pertumbuhannya dengan baik, ia sudah tumbuh menjadi gadis yang berpendirian teguh. Tidak ada lagi bocah yang baik hati, tidak ada lagi bocah yang lembut, tidak ada lagi bocah yang melindungi adiknya. Yang ada kini, hanya gadis urakan yang akan menjalani hidup dengan penuh kebebasan. Menjadi tokoh utama jahat yang sebenarnya untuk menghancurkan tokoh jahat dalam hidupnya.

---dari author---
Halo, Guys! Gimana, kangen nggak sama aku?! Pengen deh denger kalian juga kangen:^_•) (sayangnya -nggak- belum ada yang kenal sama akunya, huhu)
Jangan lupa like dan komen, Guys! Ukirlah sejarah kalian di kisah Keyra dari awal sampai akhir.
M-U-A-C-C-H-U-U-H-!-!

I'm a Main Antagonis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang