Tak ada yang tahu dan tak ada yang dapat menduga.
Mungkin sebagian orang berpikir bahwa mereka baik-baik saja, tapi kenyataannya sangat berbalik.
Ujian hebat dari Allah membuat mereka di ambang kehancuran.
Entah lah bertahan atau tidak tergantung kekuatan dari masing-masing nya.
Aku selalu dapat mengambil pembelajaran dari kisah kehidupan mereka dan setiap ujian yang diberikan kepada mereka, tak ada yang sia-sia semua mempunyai banyak rahasia.
Cinta itu bagaikan air disungai yang mengalir jernih dan bersih, awalnya memang seperti itu tapi ketika ada seseorang yang mengotori, kotor lah air itu.
Tugas mereka adalah membuat air itu jernih dan bersih itu kembali walaupun harus ada yang terkena dampak dari kotoran tersebut.
Sama dengan cinta yang mereka jalani ada orang yang ikut campur dengan rumah tangga mereka, tugas mereka adalah membuat orang itu pergi walaupun harus ada yang mendapat dampak dari semua itu.
Mungkin perjalanan suka duka mereka belum berakhir, tapi pada intinya jika semua dilalui dengan sabar dan do'a pasti akan indah di akhir nya. ~siti maysarah."Bagaimana dokter keadaan teman saya?" Tanya Sekar.
"Teman anda baik-baik saja dia hanya syok, Namun anaknya sedang dalam masa kritis, Akibat dia terlalu lama menangis dan tidak minum asi ibunya selama beberapa beberapa jam membuat jantung melemah dan pernapasan yang tak stabil"
"Terus gimana dok?" Sekar mulai panik.
"Dia harus dirawat inap untuk beberapa hari"
"Baiklah dok"
Dokter pun pergi dari hadapan Sekar.
Sekar mengambil handphone dari dalam tasnya"Aku harus telpon Zhong wen"
Tutt ... Tutt ...
"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif"
"Kenapa handphone enggak aktif?" Sekar melihat jam di tangan telah menunjukan pukul 19:00 malam. "Seharusnya sih Zhong wen sudah pulang, apa aku susul aja ya dia kerumah? Ah aku susul aja, tapi aku harus pamitan dulu sama Asma"
Sekar memasuki ruang dimana Asma dirawat.
"Sekar, Aku mau duduk" ucap Asma yang terbaring lemah di kasur.
Sekar membangun Asma dengan perlahan.
"Asma tadi aku telpon Zhong wen enggak di angkat siapa tau handphone nya mati dan ini sudah jam 19:00 malam Zhong wen pasti udah dirumah. Jadi aku mau pergi ke rumah kamu ngasih tau Zhong wen kalau kamu Adan di rumah sakit" Ucap Sekar.
"Iya, tapi Sekar gimana Syifa?"
"Syi-Syifa baik-baik aja kok" Sekar belum memberitahu Asma keadaan Syifa karna Dekar takut kalau Asma semakin lemah.
"Aku pergi dulu ya"
"Hmm"
Entah kenapa bulir-bulir air mata Sekar mengalir di pipinya setelah keluar dari ruangan Asma. Mungkin karena melihat sahabatnya yang sangat kuat menghadapi masalah hidup yang bertubi-tubi.
Sekar menaiki bus untuk menuju ke rumah Asma. Malam itu begitu dingin angin yang berhembus menembus tubuh Sekar yang membuat ia mengigil di perjalanan.
"Zhong wen!? Assalamualaikum" Ucap Sekar dari luar rumah. Rumah nampak sepi.
Tok ... Tok ... Tok ...
"Zhong wen kemana? Masa jam segini belum juga pulang?" Sekar bertanya-tanya pada dirinya sendiri.
Sekar mondar-mandir didepan rumah ia menunggu Zhong wen pulang.
***
"Bukti sudah menunjukkan memang kamu yang salah" Ucap seorang polisi China.
"Pak, saya benar-benar tidak melakukan apapun! Ini semua fitnah"
Polisi tersebut berdiri dan memukul meja dengan wajah yang sangat marah.
"Pukuli dia, sampai dia mengaku!" Suruh nya pada polisi lain.
Allhamdulillah.
Jangan lupa votment ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Beijing 2
RandomCerita ini beradaptasi dari Novel Asma Nadia yang berjudul Assalamualaikum Beijing. Aku hanya melanjutkan part 2 dari cerita tersebut. Versi stmaysarah. Setelah menikah pasti nya tidak selalu berjalan dengan mulus. Cobaan dan cobaan yang dihadapi ru...