Luka

222 30 44
                                    

Apabila kita berada dalam kesunyian dan bersendirian. Tentu kita akan dapat merasakan betapa manisnya rindu terhadap seseorang. Dan walau kini kita tiada bersama lagi. Manisnya rindu itu akan tetap ku abadikan...

"Suatu kehormatan yang besar bagi keluarga kami dan kebanggaan tersendiri bagiku karna beroleh calon menantu dokter hebat seperti dirimu, nak!" Tuan Momose menepuk bahu Hiro dengan senyum tipisnya. Hiro agak tersentak mendapat tepukan itu karna sedari tadi pikirannya memang tidak terarah keacara itu. Ia berusaha membalas senyum itu dengan kaku.

Tuan Momose mengerti akan sikap Hiro karna Gai Kurenai sudah menjelaskan panjang lebar akan sikap putera sulungnya itu.

"Semoga kalian berdua bisa berbahagia selamanya...." kata Tuan Momose lagi sambil menyatukan tangan Hiro dan Saki. Banyak paparazi dan fotografer yang mengabadikan moment pertunangan putra putri kedua pengusaha terkenal itu.

Hiro berusaha bersikap wajar. Menutupi perasaan hatinya dengan bersikap biasa dan sewajarnya dengan wajah dingin plus datar yang biasa ditampilkannya untuk menutupi gejolak hatinya yang menangis meratapi rasa bersalahnya yang begitu besar karna telah berhasil melukai hati orang yang begitu dicintainya. Cinta yang tak akan memperoleh restu untuk bahagia karna semua orang bahkan dunia mungkin akan menentangnya. Cinta yang telah menghasilkan luka teramat dalam karna ia jatuh pada tempat yang salah.

"Gomenne Emuchan...." bisik hatinya sedih.

............

*Butterfly Paper*

Kulerai sudah genggamanmu karna aku sudah tak sanggup lagi menyimpan bara cintamu.
Tersiksa aku sendiri...
Menangis, meratap, merindukanmu, mengharapkanmu walau pahit kutelan jua...
Hingga lukakah yang bisa aku dapatkan dari semua cinta ini...

Emu terpaku melihat poto yang tertera diponsel itu. Poto itu...poto yang begitu melukai hatinya tampa perasan. Perih...membuat hatinya hancur berkeping-keping. Hilang semua janji dan mimpi-mimpi indahnya selama ini. Jadi ini? Pertanyaan itu akhirnya terjawab juga. Kenapa selama ini Hiro tak pernah sedikitpun mau mengangkat panggilan telpon dan membalas semua pesan-pesannya.

Butterfly paper (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang