Seminggu telah berlalu, hari-hari Yooran benar-benar sangat menyenangkan dengan kehadiran Taehyung disisinya. Taehyung menggantikan sosok Jungkook dan Mirae sekaligus. Pemuda itu mengantar-jemput Yooran saat bekerja, membawanya jalan-jalan saat akhir pekan dan menjadi teman cerita Yooran yang baru. Ia sudah mengetahui hampir semua rahasia kelam gadis itu begitupun sebaliknya. Yooran meminta Jungkook untuk tidak menghubunginya selama sedang liburan bersama keluarganya. Mirae yang tanpa diminta juga tidak pernah menghubungi gadis itu walaupun sekali. Sepertinya ia lupa tentang Yooran, kuliah dan segala embel-embel yang menyangkut dunia perkuliahannya dan teralihkan dengan tunangan tampannya.
Yooran yang tengah melepas penat tampak berbaring dengan nyaman di kasur empuknya. Ia menatap kosong pada kasur Mirae yang ada diseberangnya. Ternyata tanpa kehadiran gadis manja dan bawel itu, asrama ini sangat sepi. Asrama yang ditinggal hampir seluruh penghuninya semakin suram. Ahjussi penjaga asrama bahkan heran melihat Yooran yang tidak liburan dan memilih untuk tetap tinggal disana.
Ponsel Yooran berdering. Dengan cepat ia mengambil benda yang ada dinakas dan langsung mengarahkan ponsel itu ke wajahnya. Sejurus kemudian, wajah Taehyung muncul dilayar dengan senyum lebar nan manis khas miliknya.
"Ini sudah malam. Bukankah Oppa harus tidur." Omel Yooran sesaat setelah melihat wajah pemuda itu.
Taehyung yang tampaknya sedang berbaring di kasur memutar tubuhnya hingga layar kamera tampak sedikit kabur. Taehyung mengubah posisi jadi tengkurap dan mengambil satu bantal yang dijadikan sandaran didagunya.
"Aku hanya ingin tahu kabarmu. Seokjin Hyung terus bertanya kepadaku tentangmu. Dia penasaran dengan mu dan ingin bertemu."
Yooran terkekeh pelan. "Sungguh? Oppa bilang Seokjin Oppa itu sangat tampan kan? Mungkin aku bisa menyukainya. Apakah Seokjin Oppa memiliki pacar?"
"Memangnya kenapa? Ingin jadi pacarnya? Kau bukan tipe pacarnya." Taehyung mendengus kesal seraya menyisir rambutnya kebelakang dengan jari-jarinya lalu mengacaknya kasar.
Yooran tertawa lebar, " Kenapa? Dia belum bertemu dengan ku kan? Aku akan jadi kakak ipar yang baik untuk Oppa. Aku juga akan memberikan uang saku yang banyak untuk Oppa. 100 ribu won? 200 ribu won? Bagaimana?"
"Aku akan benar-benar memberi pelajaran padamu besok Yooran!" Taehyung tersungut-sungut kesal. Yooran yang jahil berhasil menggoda pemuda itu. Wajahnya berubah menyeramkan, lurus dan dingin seperi singa yang siap menelan Yooran bulat-bulat.
"Aku tidur duluan Oppa. Sampai besok."
"Tu-tunggu!!! Ini kan baru pukul 10. Kau juga biasanya belum tidur dan bermain di perpustakaan sampai pagi. Ayolah Yooran. Aku masih belum mengantuk." Taehyung merengek sembari memutar tubuhnya menghadap langit-langit dan menendang-nendang udara dengan kesal.
"Tidurlah. Sampai jumpa Taehyung Oppa." Yooran memutuskan sambungan sepihak. Ia sedang menghayal bagaimana raut wajah Taehyung yang sedang kesal padanya. Pasti sangat lucu. Mungkin pemuda itu tengah menghajar bantal dan udara yang ada didekatnya.
Ponsel Yooran kembali berdering, nama Eomma tertera di layar. Senyum di wajahnya memudar, dengan berat hati ia menggeser layar ponsel dan menempelkan benda itu di telinganya.
"Yooran-ah... Kau ada dimana? Ini sudah liburan. Apa kau tidak pulang?"
Yooran tertunduk dan memainkan ujung piyama putih miliknya. Ia tidak ingin menjawab pertanyaan Eommanya itu. Pulang kerumah adalah hal yang sangat Yooran hindari.
"Tidak Eomma, maaf ya." Cicit Yooran.
"Pulanglah sebentar. Eomma sangat merindukanmu. Setelah itu kau boleh kembali lagi ke kampusmu. Pulanglah besok. Eomma sudah mengirimkan ongkos untukmu pulang. Lagipula, jika kau tinggal disana biaya hidupmu akan lebih banyak. Eomma tidak punya uang untuk membayarnya."
"Baiklah." Sahut Yooran perlahan. Yooran tahu perlawanannya akan sia-sia. Bantahan dan negosiasi seperti apapun tidak akan berhasil pada Eommanya yang super keras kepala itu.
"Baiklah. Sampai bertemu besok Yooran." Sambungan terputus. Yooran menghela nafas panjang. Kembali kerumah menyeramkan itu sungguh bukan pilihan yang akan ia ambil. Asrama yang sepi ini berjuta kali lipat lebih baik daripada rumah itu.
Ia mengetik di ponselnya. Wajahnya terlihat lesu, matanya merah dan sedikit berkaca-kaca. Tangannya bahkan gemetar saat mengetik pesan singkat itu.
To : Jungkook
Eomma menyuruhku pulang. Bersenang-senanglah dan jangan khawatirkan aku.
Ia mengirim pesan itu dengan berat hati kepada Jungkook. Entah kenapa ia sangat ingin Jungkook tahu kalau dia diminta pulang oleh Eommanya. Selain itu, menurutnya itu bisa menjadi pesan wasiat terakhir kalau-kalau ia tidak bisa kembali ke kampus.
Wajah Yooran yang bahagia berubah muram seketika. Ia duduk di pinggir ranjang dan membiarkan tetesan airmata membasahi pipinya. Bahu gadis itu sedikit terguncang dan satu tangannya menutup bibirnya, berusaha membungkam isakan yang mungkin keluar dari bibirnya. Ada ketakutan besar yang muncul di diri Yooran. Suara-suara benda pecah, suara bantingan benda, suara teriakan dan suara meja yang dipukul dengan keras mengisi gendang telinga Yooran. Hal-hal yang Yooran coba buang kembali diingatannya dalam sepersekian menit. Perlahan, bayangan gelap itu kembali menarik Yooran jatuh kedalam sana. Mengungkit hal-hal menyakitkan yang terjadi pada gadis itu.
Ia mematikan ponsel dan membantingnya sembarang ke kasur. Gadis itu menautkan jari-jarinya di depan dada dan menyandarkan keningnya sambil terus menangis.
"Appa... Aku takut."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Spring Day |Kim Taehyung| [SELESAI]
FanficHidup Min Yooran sudah berantakan dari awal. Ia bosan dengan hidupnya. Terlalu lucu untuk dilabeli sebagai sebuah 'kehidupan'. Hanya satu keberuntungan yang ia miliki, Jeon Jungkook. Hidup Yooran memang tak berubah dengan adanya Jungkook disampingn...