Yooran tiba di apartemen mewah Yoongi pukul 11 malam. Dengan langkah gontai ia masuk dan berjalan menuju ruang tamu.
"Darimana saja kau?" Yoongi menatap tajam Yooran dengan tangan bersidekap. Ia berdiri di tengah ruang tamu dengan wajah yang tampak sangat menyeramkan.
"Aku habis pergi dengan temanku. Aku membuat kesalahan dan menyakiti perasaannya jadi aku meminta maaf padanya tadi." Jawab Yooran. Tubuhnya sudah sangat kelelahan karena menghabiskan waktu bersama Taehyung sejak sore tadi. Mereka pergi kebanyak tempat dan menghabiskan banyak uang dari dompet Taehyung. Selalu seperti itu, pemuda itu akan membayar semua yang Yooran beli.
"Bukankah seorang gadis tidak boleh berkeliaran sampai semalam ini?"
"Oppa, ini sudah biasa. Aku bahkan sering pulang jam 3 pagi jika sedang mengerjakan tugas di perpustakaan." Yooran mendudukkan dirinya di sofa panjang berwarna hitam itu seraya mengacuhkan sang kakak yang sudah tersungut-sungut kesal. Ia melemparkan tas selempangnya dengan kasar kesampingnya.
"Jam 3 pagi?" Yoongi melotot tajam. Mata sipit segarisnya itu terbuka sedikit lebih lebar. Ia duduk disamping Yooran berusaha untuk menginterogasi lebih banyak lagi.
"Oppa, aku ini mahasiswa. Itu wajar."
"Tapi kau sedang tidak menyelesaikan tugas kuliahmu sekarang. Mulai sekarang kau tidak boleh pulang lewat dari jam 9 malam, atau aku akan menghukummu dengan berat."
'Menghukum?'
Satu kata itu sukses memancing senyum Yooran. Ia teringat dengan 'hukuman' super manis yang diberikan Kim Taehyung tadi padanya. Ia bahkan masih bisa merasakan detak jantung dan aroma tubuh pemuda itu sampai sekarang.
"Apa yang lucu? Kenapa kau tersenyum." Tanya Yoongi bingung.
Yooran tak memberi jawaban. Ia hanya tersenyum dengan wajah tersipu merah dan sesekali tertawa kecil seperti orang gila.
Yooran mencubit pipi Yoongi dan menariknya kekanan kekiri sambil terus tersenyum lebar, "Oppa, saranghae."
Yooran melesat masuk kekamarnya meninggalkan Yoongi yang masih terheran-heran dengan tingkah aneh adiknya itu.
"Dia tidak sedang mabuk kan?" Guman Yoongi.
Yooran sudah tinggal bersama Yoongi setelah pertemuan mereka waktu itu. Yooran juga sudah tidak bekerja lagi, Yoongi yang melarangnya. Mereka bercerita tentang banyak hal. Tentang bagaimana mereka tumbuh selama 9 tahun hidup terpisah. Yoongi melarang Yooran memberitahu ibu mereka, juga keluarganya yang lain. Yoongi merasa hidupnya akan baik-baik saja jika tidak banyak yang mengetahui keberadaannya.
Ponsel di dalam tas Yooran berdering. Yoongi dengan cepat mengobrak-abrik isi tas selempang putih itu dan langsung mengangkat telepon.
"Yooran-ah, aku sudah sampai dengan selamat. Apa kau sudah mandi? Kau harus segera beristirahat." Suara Taehyung memancing senyum miring di wajah Yoongi.
"Kenapa dia harus mandi? Dia masih punya urusan denganku." Yoongi menyilangkan kakinya dan menyandarkan punggungnya kesofa.
"Kau siapa? Dimana Yooran?" Pertanyaan Taehyung memburu dengan nada bicara sedikit tinggi.
"Yooran? Aaa... Dia sedang mandi. Aku baru saja ingin menyusulnya kekamar mandi, tapi kau menelpon jadi aku berinisiatif untuk mengangkatnya terlebih dahulu." Yoongi kembali tersenyum. Ia mengacak rambutnya kasar. Siapapun pria yang menelpon Yooran malam-malam begini, pasti bukanlah sekedar teman.
"Kau siapa? Dimana Yooran?!? Jangan main-main denganku brengsek!" Pekik Taehyung.
Yoongi tertawa lepas begitu mendengar makian Taehyung, sepertinya ia sangat bersenang-senang menjahili pemuda di telepon itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Spring Day |Kim Taehyung| [SELESAI]
FanficHidup Min Yooran sudah berantakan dari awal. Ia bosan dengan hidupnya. Terlalu lucu untuk dilabeli sebagai sebuah 'kehidupan'. Hanya satu keberuntungan yang ia miliki, Jeon Jungkook. Hidup Yooran memang tak berubah dengan adanya Jungkook disampingn...