Alvaro yang sedang mengendarai motor sport hitam miliknya milirik jam di pergelangan tangan kirinya, ia berdecih saat jam itu menunjukan pukul 08.00. Kemudian ia segera menambah kecepatan kelajuan motor miliknya itu.
Sudah seperti dugaannya, gerbang sekolahnya itu sudah tertutup rapat. Kemudian ia berbalik arah untuk menuju Warjek.
Warjek adalah Warung Jeki yang biasa Alvaro tempati untuk sekedar nongkrong atau membolos bersama teman-temannya.
Setelah sampai Warjek, Alvaro melihat tidak ada siapa-siapa, hanya ada beberapa motor milik temannya. Kemudian ia segera memarkirkan motor tersebut di samping motor temannya, lalu ia melanjutkan langkah kakinya untuk ke sekolah.
Ya, kali ini Alvaro tidak berniat sama sekali untuk membolos, bukan di karenakan tidak ada teman-temannya. Tetapi, karena sekarang ada mata pelajaran yang mengadakan ulangan.
Jangan salah Alvaro ini memang pintar loh di sekolahnya, walaupun ya begitu kelakuannya.
Alvaro sekarang sedang berada di depan gerbang SMA Dharma, ia sesekali membujuk satpam agar mau membukakannya gerbang.
"Pak Ayolah saya mau masuk" ucap Alvaro kepada satpam itu.
"Tidak bisa! kamu gak liat jam apa? sekarang udah jam berapa?!" bentak satpam itu.
"Bapak gak kasian sama saya apa pak? saya cuman telat sebentar doang ko pak" ujarnya memelas.
"Sebentar apanya Varo? kamu telat 1 jam! kamu kan tau sekarang itu hari Senin, upacara bendera!" ujarnya lagi.
Alvaro terus berusaha agar ia bisa mengelabui satpam itu. "Pak saya ada ulangan loh pak, kalo saya gak dapet nilai bapak mau tanggung jawab apa? saya janji deh pak gak akan ngulangin lagi" ucapnya memelas agar satpam itu iba melihatnya. Sesambil kedua tangannya memegang pagar besi itu dan mendekatkan kepalanya ke celah-celah pagar itu.
Tapi ternyata satpam itu tidak iba sama sekali pada Alvaro. Justru ia malah berlalu pergi begitu saja di hadapan Alvaro. Alvaro yang melihat itu pun langsung beteriak.
"Pak bukain pak woi pak!" teriaknya kepada satpam itu.
"Pak saya mau belajar pak!" lagi, tetapi satpam itu masih melanjutkan jalannya.
Tidak ada pilihan lain lagi ia segera memanjat seperti biasa. Persetan mau kena amuk sama guru bk ge yang penting ia bisa segera masuk ke dalam agar ia bisa melaksanakan ulangan matematika. Toh ia juga sering di hukum dan kena semprot hampir setiap hari.
Ia segera memanjat pagar yang cukup tinggi di hadapannya itu. Di lempar tasnya duluan, lalu ia segera naik ke atas pagar. Dengan cekatan ia sampai di atas pagar itu, tinggal lompat saja.
Bruk...
Ia langsung mengambil tas nya itu lalu ia gendong dengan tangan kirinnya, kemudian ia melanjutkan jalannya dengan santai untuk menuju ke kelasnya.
Hingga suara teriakan dari arah belakang menghentikan langkah kakinya.
"Varoo..!!!!" suara teriakan itu bak melebihi suara toa. Alvaro sudah tau siapa pemilik suara itu, kemudian ia segera menoleh ke arah belakang dengan senyumannya yang membuat siapa saja melihatnya hampir histeris.
"Eee ada ibu cantik" sapanya dan langsung menyalami orang yang ada di depannya itu. Masih dengan posisi senyumannya yang mengembang itu.
"Kamu ngapain manjat pagar!" bentak bu Lusi. Ya guru itu adalah Bu Lusi, guru BK di SMA Dharma yang terkenal akan ketegasannya dan kesangarannya.
Walaupun Bu Lusi ini orangnya tegas dan juga sangar Alvaro tidak takut sama sekali terhadap guru yang ada di depanya ini. Menurutnya malah itu yang membuat Bu Lusi tambah lucu dan menggemaskan. Apalagi dengan postur badan yang wow itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVARO
Teen FictionMengisahkan tentang Alvaro Denandra Arsenio. Panggilannya Aron. Salah satu murid di SMA Dharma yang ditakuti oleh seluruh siswa/siswi disekolahnya. Juga ketua geng Alaskar yang sangat terkenal di daerah Bandung. Orangnya suka berantem, galak, keras...