Malam masih enggan memberi sebuah penjelasan.
Sebuah kebisuan sangat terasa kala kesunyiannya datang.
Dikala itu hanyut rasa diri menuju sebuah lamunan.
Setiap malam terasa sepi memilukan.~ Kanya Aqilla Letsleshia
----Angin malam berhembus menusuk kulit seorang gadis yang sedang menatap langit dari atas balkon rumahnya. Seperti biasanya, setiap ia merasa bosan, ia pasti akan memandang benda-benda di langit dari balkon rumahnya. Namun ada yang berbeda dengan malam ini.
Malam ini gadis itu mendengar sebuah alunan nada biola. Alunan melodi biola yang semakin terdengar dengan jelas itupun mengajak masa lalunya kembali menari-nari di pikirannya. Membuat dadanya seketika sesak dan napasnya mulai sedikit tesengal-sengal. Tangannyapun terangkat menutup kedua telinganya. Seakan tak ingin mendengar masa lalunya yang kembali mengusik benaknya.
*
Angin juga berhembus ditempat lain. Menerpa rambut panjang milik seorang wanita yang sedang menikmati kesejukannya. Di dalam matanya tampak ada sebuah rasa penyesalan serta kerinduan yang mendalam. Ia tersenyum miris menatap bulan yang sinarnya mulai redup ditutupi oleh awan. Tatapannya seperti sedang menyampaikan pesan melalui bulan sebagai perantaranya.
• • •
Kring...kring...kring...
Jam beker berwarna biru muda itu membangunkan seorang gadis. Memperlihatkan matanya yang sangat indah. Bola matanya mengkilap seperti memakai softlens.
Dengan perlahan ia beranjak dari slingbed empuknya untuk bergegas ke sekolah barunya. Ya, dia dan papanya baru saja pindah ke ibu kota negara ini, dikarenakan papanya pindah tugas dari Bandung ke Jakarta. Jadi ia harus kembali menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya saat ini.
Gadis itu membiarkan rambut panjangnya terurai indah. Sesudah itu, ia keluar kamar dan menuruni tangga menuju meja makan.
"Pagi bi," sapanya sambil duduk di salah satu kursi.
"Pagi non Kanya, silahkan non dimakan, bibi masak makanan kesukaan non nih," ucap wanita paruh baya.
Ya, namanya Kanya. Lebih lengkapnya Kanya Aqilla Letsleshia. Gadis cantik, pintar dan selalu mendapat juara. Kanya lebih dikenal dengan sifat dingin, cuek dan judes. Namun tidak kepada orang terdekatnya, seperti bibinya dan sahabatnya."Makasih bik, bik Ona udah makan?" tanyanya.
Bik Ona. Dia adalah wanita paruh baya yang baik, ulet dan jujur. Maka itu ia sudah bertahun-tahun bekerja untuk keluarga itu."Udah non, bibi ke belakang dulu ya non."
"Bik," panggil Kanya membuat wanita itu menoleh.
"Ya non?"
"Boleh temanin Kanya makan Bik?" pinta Kanya dengan sorot matanya yang sendu dan tersenyum tipis.
Baru kali ini, bik Ona melihat anak majikannya seperti ini. Biasanya, gadis cantik itu lebih banyak diam. Wajahnya juga jarang tersenyum.
Dengan tersenyum bik Ona mengangguk lalu menghampiri meja makan dan duduk tepat di hadapan Kanya.
"Makasih bik," ucap Kanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALLA KANYA
Подростковая литература"Gue nggak akan diem kalau Lo nggak senyum," kata Athalla. Kanya mendengus kesal,"terserah, gue nggak peduli." Dia Kanya. Kanya Aqilla Letsleshia. Gadis cantik, pintar bin jutek dengan orang yang baru saja ia kenal. Ia tidak menyangka akan berurusa...