(21) dua puluh satu;

21 6 4
                                    

Lelaki itu, sibuk dengan sebuah bola oren di tangan nya. Sambil memantulkan dan memasukan nya ke ring dengan kasar. Hati nya kini sedang gundah, memikirkan sebuah perasaan yang tidak seharus nya muncul.

Dia Alka, lelaki dengan seribu pesona nya. Mampu menjerat seraup wanita dalam satu kedipan saja.

“Lo tu bodoh, goblok!”

Duk Duk, tangan itu terus memantulkan bola sedangkan mulut nya terus meracau mengumpat.

“Sialan!”

“AW!”

Alka langsung menoleh, mendapati seorang gadis di pinggir lapangan. Gadis itu berdiri sambil memegang bagian kanan kepala nya. Dan .. disebelahnya ada —bola basket!

Alka dengan gantle berjalan kearah gadis itu, ingin mengucap maaf.

Bukan nya apa apa, Alka juga sadar kalau ia tadi melempar bola itu dengan tenaga penuh. Pasti rasanya begitu membuat kepala pening, apa lagi itu seorang perempuan.

“So— sori,” ucap Alka benar benar merasa bersalah.

Gadis itu tak menjawab, posisi nya memang membelakangi Alka. Sehingga membuat nya tak mengenali gadis itu.

“Tau gak sih! ini sakit anjing!” ucap gadis itu mengumpat, namun ia masih tak berpaling.

“Tau, makanya gue minta maaf.” jawab Alka lirih.

“Ngelemparnya kasar banget lagi! udah tau— ALKA!” Ucap gadis itu setelah berbalik.

Ya, meskipun Alka juga terkejut mendengar teriakan gadis itu. Tapi ia pandai mengatur ekspresi nya. “Udah tau apa? terusin aja, gue dengerin.” Kata Alka.

“Enggak, maksud gue udah tau kepala gue kayak besi. Jadi lo lempar bola sekenceng apapun juga gak sakit, Hehe.” jawab gadis itu ngaco sambil cengar-cengir.

kening Alka menyerit, “Tadi bilang nya sakit, pake anjing lagi.”

“Iya gue kepikiran anjingnya temen gue yang lagi sakit parah. Jadi tadi itu niat nya mau jenguk anjing itu, tapi mampir ke sekolah dulu ngambil buku. Eh ternyata kepentok bola basket, ya refleks bilang sakit anjing gitu. Hehe,”

Alka benar benar menatap heran gadis di depan nya ini, lagi pula siapa dia?

“Kalo gak ada lagi yang mau di omongin, gue cabut. Dan sori buat yang tadi,” ucap Alka mengakiri.

Saat tubuh nya berbalik, dan berniat melangkah.

“Kenalin nama gue Ayara Nandana,” ucap gadis di belakang nya,

Alka memilih terus berjalan tanpa menoleh. Namun siapa sangka, gadis itu berlari dan berdiri di depan nya. Gerakan itu sangat cepat, sehingga membuat Alka sedikit terkejut.

“Kenalan dulu dong!”

Alka berdecak, “Penting?”

“OH YA JELAS! Kita itu harus membangun tali silaturahmi yang baik dengan teman teman, jadi ayuk bangun tali silaturahmi sama gue!” kata Aya menjelaskan dengan semangat.

“Kalo gue gak mau?” tanya Alka dengan menaikan sebelah alis nya.

“Ya lo harus mau! soal nya gue udah turunin sedikit ego buat minta kenalan sama lo duluan!” jawab Aya masih meanatap mata tajam itu.

“Gue gak minta,”

“IH! KOK LO GITU SIH?! CUMA GUE AJAK KENALAN DOANG, GAK PERLU KUOTA, GAK PERLU PULSA, GRATIS KOK!” Ujar Aya.

Alka menghembuskan nafas nya gusar, belum selesai satu masalah, timbul lagi masalah baru. “Jangan teriak-teriak bisa?” kata nya.

“BISA, ASAL LO MAU KENALAN SAMA GUE!”

WLHFS [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang