Hamparan laut terlihat indah dan persis seperti apa yang dikatakan velina dan zarun.
Tidak ada apapun selain air laut sejauh mata memandang.
Wajah seli tiba tiba jadi cemas."ba.. Bagaimana kita akan mendarat?! Aku tak begitu pandai berenang,! Dan bagaimana kalau ada hewan mengerikan di laut-"
"Tenanglah Seli kostum yang kalian kenakan adalah solusinya jangan khawatir,. Ok."
"Tapi.. Bagaimana mungkin? Ini bukan kostum ikan kan?!" sekarang giliranku yang bertanya. Kami hampir tiba di atas permukaan air.
Zarun akhirnya melepaskan kami persis diatas permukaan air. Ketika kaki kami menginjak. Hei,. Bagaimana mungkin kami bisa berdiri di atas air. "sudah ku bilang kan, jangan khawatir, meski disini tak ada daratan kalian bisa melewatinya seperti berjalan di atas tanah. Ini adalah teknologi yang sama seperti tanah di halamanku... Ayo. Kita menyelam, jangan khawatir. Kalian bisa bernafas walau kostum kalian bukan ikan." zarun menyuruh kami bergegas. Dia sudah meyelam ke dasar air.
Aku, Seli dan Ali menggeleng serempak.
"aku tak mau jadi yang pertama menyelam!!" celetuk ali. Membuat tanganku refleks menyikutnya. Dasar!!
Seli di sebelahku ikut Menggeleng.
Aku menghembuskan nafas baiklah biar aku yang mencoba pertama.
Aku menahan nafas dahulu, sedetik berlalu ku hirup air itu. Hei, zarun benar aku seolah bernafas di darat."Ali, Seli. Tidak apa apa. Ayo."
Seli mencobanya, dan ia terheran heran, kemudian ali. Dia bahkan berseru takjub.
"I.. Ini menakjubkan. Aku harus mempelajarinya!!" serunya antusias.
***
Setelah 15 menit menyelam dan menyaksikan hewan lain yang juga menakjubkan, dan aku sesekali heran. Ada ubur ubur yang berwarna kuning serta bercahaya melintas. Kadang kami berpapasan dengan gurita besar., warnanya putih dan hampir transparan.
Eh? Kenapa aku merasakan ada sesuatu yang besar sedang mengintai kami.
Splash... Splash..
Aku terkejut, ba.. Bagaimana bisa!! Ada belut sebesar itu. Selain besar giginya juga tajam. Sekejap mulutnya terbuka di depan kami, ketika aku bersiap memasang kuda kuda kokoh,. Zarun menahanku.
"jangan ra,." serunya.
Seli memegang lenganku, dia juga menutup mulutnya. Bahkan Ali yang selalu santai berteriak parau sekarang - sekejap kemudian kami sudah ditelan.
Splash.. Apa?? Seli perlahan lahan membuka matanya dan menghembuskan nafas lega, Ali tertegun.
Ternyata mulut belut tadi adalah pintu perbatasan antara lautan dan daratan. Penghuni di kota gushman juga ada yang manusia biasa, aku melihatnya beberapa. Tapi , mereka semua di pekerjakan sebagai budak.
Aku mengerti kenapa kami disuruh menyamar, agar kami tidak seperti para budak itu, aku kasihan melihat mereka. Budak budak itu juga diperlakukan tidak adil.Seli juga ikut berbisik, berkomentar.
"apakah kita bisa membantu mereka dulu ra?" ali yang berjalan di depanku dan seli, menggeleng keras.
"sudahlah seli, kita tak punya waktu., kau tau kan kita juga sedang dalam masalah." ucap ali, aku menatap seli. Wajahnya sedih.
___________________
___________________Saat zarun bilang kami akan segera sampai ke tujuan, untuk mencari informasi.
Mataku menangkap sesuatu,. Ada seorang budak umurnya mungkin masih 10 tahun. Dia sedang dikejar seseorang. Dia tadi berlari berseberangan dengan jalan kami. Tapi cukup untuk menghentikan langkahku. Aku terpisah dengan ali, seli dan zarun. Mereka telah berbelok lagi dari tempatku berdiri.
"Mau kemana kau!! Cepat serahkan benda itu." celetuk seseorang setengah serigala, satunya berkaki unta.
Anak itu menggeleng geleng. Pria itu marah, dan dia memukul anak itu. Dia tak berdaya terhantam, terjatuh berdebam.
BRUK.
Rekannya ikut memukulinya Buak!!
Sambil menahan rasa sakit dia terus bertahan.BUAK..
Itu bukan pukulan yang mengarah ke anak kecil itu, pukulan itu dari tanganku. Mata dua orang itu menatapku, mereka sedikit merintih.
"Siapa kau. Apa urusanmu dengan anak ini?!" Tanya mereka, sambil berteriak marah.
"Aku ingin menolongnya, dia masih kecil. Kenapa kalian memukulinya.?!" ucapku, berusaha meredam amarah.
"Aku memukulinya karna dia mencuri, sudah puluhan kali dia mencuri di tokoku." Sentak rekannya.
Anak kecil itu mendekap mukanya di sampingku, ketakutan.
"apa itu benar?" tanyaku. Melirik anak itu. Dia mengangguk patah patah. Aku menghembuskan nafas, segera mengambil sesuatu.
Aku melemparkannya, puluhan keping itu terlempar di depan dua orang yang menatapku.
Sebelum tiba di kota ghusman zarum memberikan kami uang kota ini puluhan ribu jumlahnya, cukup untuk keperluan kami selama beberapa bulan. Dua orang mendengus dan segera pergi.Aku mengajaknya untuk duduk. Dia ternyata mencuri makanan. "kenapa kau mencuri makannan?"
"aku kelaparan, aku tidak punya pilihan." ucapnya. Aku menatapnya prihatin.
"apa aku boleh tau namamu?" tanyaku.
"mitha. Namaku mithasha. Pangil saja mitha." ucap anak perempuan ini. Aku tersenyum. Astaga! Ali dan seli.
***
"ke, kemana raib?" seli menoleh kesana kemari, tidak mengerti kenapa aku pergi. Ali dan zarun sama bingungnya.
"ali kita harus mencari raib!" seli sekarang cemas. Ali menggeleng. "aku akan menyuruh ily. Ada alat deteksiku di ransel raib. Ily, lacak raib."
Ily menggangguk mulai memindai.
"sekitar 30 meter dari sini. Ali, lumayan jauh."Ali seketika mengusap dahi. Zarun geleng geleng kepala. Ali meliriknya.
"kenapa kau?" tanya ali.
"rombongan kalian begitu aneh, masalah klan kalian belum selesai, kalian justru mengurusi masalah klan lain dahulu. Aneh!" zarun terkekeh.
"apa maksudmu, hah.. Apa kau sedang menyindir sahabatku.." ali mencengkram kerah baju zarun. Seli yang cemas segera menengahi.
"ali, zarun sudah.. Jangan bertengkar disini. Ily segera temui raib, dan bawa dia kesini. Dan kalian berhenti bertengkar..!!" seli melotot pada keduanya.
Ily langsung menyalakan jetnya dan menemui raib.
...
..
To be contunued..
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIB DAN ALI MENIKAH
Fantasyaku raib yang bisa menghilang. dan inilah kisah kasihku bersama ali. yang kini menjadi suamiku. Kisah remaja dan dewasa dipisah.