"Terimakasih untuk segalanya."
Siapa yang nunggu,udahlah cus langsung.Aku harap kalian puas.
.
.
.
.
.
.
.
♡♡♡♡♡♡♡"Abun jalanya cepet bego,,,,."ucap Zara khawatir terus menerus sepanjang jalanan
Abun yang tengah menyetir merasa risih,fokus menyetirnya terganggu karena ocehan Zara
"Khawatir boleh,tapi ngorbanin nyawa jangan."
"Lo segitu teganya sama dania."
"Bukan gitu jahratun,"gemas abun
"Ya udah cepet."ucap Zara
"Iya sabar,sabar."ucap Abun menenangkan dengan ala khasnya
♡♡♡♡
Sesampainya Abun dan Zara langsung keluar dari mobil.
Mereka sudah tiba di depan Rumah sakit yang lumayan Besar.Bisa terlihat dari area parkir yang banyak berjejeran mobil dengan parkiran yanh luas
Zara langsung berlari diikuti abun di belakangnya.
Sesampainya di Loby rumah sakit Zara berhenti.
"Mba Pasien dania,"ucap Zara masih dengan tampak begitu khawatir
"Dania?"tanya resepsionis rumah sakit tersebut yang bingung
"Iya dania,kecelakaan."ucap Zara begitu buru buru
"Mba pasien bernama Dania,karena kecelakaan."ucap Abun dengan jelas kepada mba mba yang masih bingung
"Oh,,,bentar ya mas."
"Pasien Dania,sekarang udah di pindah ke ruang ICU lantai lima mas."ucap mba mba tersebut
"Hah lantai lima."ucap abun bingung
"Udah cepet."ucap Zara kembali menarik tangan abun
Mereka kemudian segera menuju lift rumah sakit tersebut.
Sesampainya di dalam lift abun,ketika akan memenekan tombol menuju lantai lima abun di buat bingung.
Karena Lantai rumah sakit tersebut hanya ada empat lantai
"Udah tekan aja,siapa tau lantai lima pake tangga."ucap Zara memaksa Abun untuk segera menekan
♡♡♡♡♡
Sesampainya di lantai Lima,bukan sebuah area kamar rumah sakit yang berjejer ataupun ruangan ICU yang dituju mereka.
Malah mereka kini berada di roftoop rumah sakit dengan pencahayaan yang begitu kurang bahkan bisa di bilang gelap
Abun sedikit tak bisa melihat bahkan Zara yang kini posisinya berada di sebelahnya Abun pun tamak terlihat samar
"Zar gak ke sasar kita."tanya abun
Tak ada jawaban.Hening bahkan abun merasakan tidak ada siapa siapa di sebelahnya kini
"Zar,Lo ngerjain gue zar.Gak lucu tau gak."panik abun
"Zar zara.Gue tau lo ngerjain gue pasti.Lo kalo pengin balikin gue sama dania gak gini caranya.Jadul banget sih."ucap Abun sambil terus berjalan kedepan sambil meraba raba sekitarnya
Ia benar benar tak bisa melihat sekitar saat ini,semakin ia melangkah makin terlihat gelap.
"Siapa tadi yang bilang jadul."
Deg.
Abun deg degan ketika mendengar sebuah suara yang sepertinya tak begitu jauh dari posisinya
KAMU SEDANG MEMBACA
cerita kita
Teen FictionLika liku percintaan yang berusaha menjadu sempurna di setiapnya