Manis

670 42 6
                                    

Acara terus berlangsung hingga tengah malam.Namun hanya di rayakan oleh teman teman Abun.

Para orang tua dari masing masing sudah pulang terlebih dahulu.

"Dan makasih."ucap Abun.

Abun dan dania tengah berdiri menatap kondisi kota tempat tinggal mereka dari atas

Yang lain sibuk dengan masing masing apalagi mereka berpasang pasang saat ini

Dania menatap abun dari arah samping.

"Gue lupa."ucap Dania ketika tiba tiba mengingat sesuatu.

Abun menatap dania seakan bertanya kenapa.

Dania bangun dari duduknya kemudian berlari menuju meja meja yang sudah di dekor dan di isi beberapa makanan.

Setelah beberapa menit menunggu Dania akhirnya kembali membawa dua kotak yang tampak besar.

"Buat kamu."ucap Dania memberikan satu buah kotak kepada Abun.Satunya ia taruh di samping kirinya setelah mendududkan diri

"Satunya?"

"Rakus banget.Udah satu aja."protes dania

"Pemerintah aja ngusulin dua lebih baik."

"Beda masalah."gemas kesal dania

Abun tertawa setelah membuat kesal pacar ke sayanganya itu.
Di bukanya sebuah kotak putih yang di terimanya

Muka Abun terlihat begitu bahagia saat membuka isinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Muka Abun terlihat begitu bahagia saat membuka isinya.Di letakan kotak tersebut di samping kananya.

Ia kembali memeluk abun untuk kesekian kalinya.Entah sudah berapa kali malam ini Abun dan dania berpelukan

"Pacar aku kok sweet banget sih malam ini."ucap Abun gemas

Dania diam memilih menyamankan diri dipeluk Abun

Setelah beberapa menit mereka berpelukan akhirnya mereka melepaskan diri.

Wajah Abun begitu bahagia,Begitupun dania.

"Kita ngomongnya udah aku kamu yah."ucap Abun malu malu

"Sayang sayangan juga boleh."

"Hah?ntar kamu malu."

"Ih beneran sayanggg."

"Lo."

"Sayang,eh kamu maksudnya."ucap dania salah tingkah

"Sini."ucap abun pada dania agar duduknya semakin mendekat

Dania mendekatkan posisinya menurut apa yang di ß oleh Abun.

"Mau denger gak."

Dania menatap abun tak mengerti.

"Sini muka kamu rada deketan."

cerita kitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang