Braakkk......
Rabella membanting pintu kamarnya, hari ini dia benar-benar dalam mood yang buruk. Dia menghempaskan kasar tubuhnya, di atas ranjang queen size miliknya.
Menangis tersedu-sedu, dimana bantal menutupi wajahnya sebagai meredam suara tangisannya.
"Hikss...ke..napa..se.muanya..ja..hat..hikss". Ucapnya terbata sambil memukul-mukul bantalnya.
~~~~
"Paa, please berubah demi Rabella". Ucap Tira dengan nada memohon.
Iya selama ini, kedua orang tua Rabella hampir setiap malam pisah kamar. Walaupun serumah, keduanya seperti dua orang asing.
Rabella mengetahui itu, tetapi dia memilih diam. Tak ingin pertanyaan darinya makin membebani Bundanya.
Kedua orang tua Rabella memang dijodohkan, dan itu adalah alasan mengapa sang Papa tidak pernah bersikap baik pada sang Bunda.
Mereka hanya terlihat baik jika ada orang lain kecuali ketika berduaan. Mereka akan bercekcok, bahkan bisa dari malam sampai pagi.
Terkadang Rabella yang mendengarkan pertengkaran keduanya, ketika tengah malam Rabella sering memukul-mukul kepalanya sambil menangis tersedu.
"Berubah katamu.. jangan campuri hidup saya..! Anda hanya istri tidak lebih..!". Tegas pria itu, kemudian meninggalkan Tira sendirian menangis di ruang tamu.
~~~~
Tuut..tuut...Telpon tersambung disebrang sana, tetapi tak kunjung mendapat jawaban. Renes heran tak biasanya Rabella menghilang. Biasanya tidak sedikitpun absen untuk merecokinya ketika pulang sekolah.
Renes
Lo dimana?
P
P
P
Woooy bee...
Gue kerumah lo..~~~~~
Sudah sepuluh kali Renes mengelilingi komplek perumahan yang ditempati mereka. Tetapi tak sedikitpun tanda-tanda Rabella berkeliaran di luar rumah.
Renes sempat kerumah Rabella, tetapi kata Bi Aspet Rabella tidak ada dirumah.
Bahkan Renes sempat bertanya pada Pak Arep satpam komplek. Jawabannya tetap sama tidak melihat Rabella.
Saat fokus melihat kanan dan kiri, Renes tak sengaja menabrak seseorang.
Brukkk
Keduanya terjatuh, dan saling melempar tatapan.
"Lo ngapain Nes?". Tanya Gami, sambil menepuk-nepuk celananya yang kotor.
"Nyariin Bella". Jawab Renes sekenanya, Gami hanya mangut-mangut. Sesekali Renes menceritakan alasannya mencari Rabella.
Lalu keduanya memutuskan untuk mencari Rabella sama-sama.
Iya, Renes dan Gami tak sengaja bertabrakan. Gami yang hendak pergi kerumah Andreas untuk mengajaknya joging.
~~~~
Di taman,
Seorang gadis duduk dikursi taman, sambil sesegukan.
"Lap ingus lo" sambil menyodorkan sapu tangan pada gadis itu.
Rabella mendongak sebentar, kemudian kembali menunduk dalam.
Andreas seseorang yang menawarkan sapu tangannya. Melihat Rabella tidak merespon apa-apa, Andreas duduk dan menarik dagu Rabella agar menatap matanya.
Andreas tersenyum miring, kemudian mendekatkan wajahnya. Rabella hanya bisa menahan nafasnya.
5cm
4cm
3cm
2cm
"Ingus lo banjir" bisik Andreas tepat di depan telinga Rabella.
Pipi Rabella bersemu merah, dia sangat malu dan langsung memalingkan wajahnya. Andreas hanya tersenyum kecil, lalu menarik kembali dagu Rabella dan mengusap ingus gadis itu menggunakan sapu tangannya.
"Udah jelek, ingusan lagi". Ucap Andreas, sesekali mengusap lembut jejak air mata Rabella menggunakan jempolnya.
Rabella hanya memukul pelan lengan Andreas. Sesekali menutupi pipinya yang berubah warna. Andreas tersenyum geli melihat tingkahnya.
~~~~
Sepasang mata dari balkon rumahnya, melihat seorang gadis menangis tersedu dikamarnya.
Seseorang itu menatap lekat objek yang ada didepannya. Seakan objek itu akan hilang saat dia berkedip. Dia Andreas, kamarnya berhadapan dengan kamar Rabella.
Saat sedang asik dengan gamenya, tak sengaja Andreas melihat kearah jendela kamar sebrang terbuka. Menampilkan sosok gadis kacau yang sedang menangis tersedu.
Andreas terus menperhatikan gerak gadis itu, sampai saatnya gadis itu beranjak keluar.
Karena penasaran Andreas mengikutinya, takut kejadian yang tak diinginkan terjadi. Wkwk dasar kepo.
~~~~
"Nes, mending kita naek sepeda" saran Gami ketika melihat sepeda nanggur dijalan.
Renes hanya memutar bola matanya, sejujurnya dia juga lelah dari tadi keliling berjalan.
Tepat di depan sepeda, Gami langsung menarik Renes duduk di sepeda. Gami pun dengan cepat mengayuhkan sepeda yang ditemui mereka tersebut. Takut kalau sang pemilik sepeda melihat.
"Woooooyyy anjeeeeerrrr sepeda gue". Teriak Robert karena melihat sepedanya dibawa orang asing. Iya, Robert memarkirkan sepedanya sembarangan. Dia harus terpaksa berbelanja di tokoh, karena suruhan ibunya dan sekarang dengan cepat dia mendapatkan azabnya. Wkwk
"Minjeeem dulu anjeerr ntar gue balikin" teriak Gami sambil melihat kearah belakang.
Braaaakkkk....brughh....
Keduanya tersungkur keaspal, karena mengayuh terlalu kencang dan tidak fokus Gami menabrak batu besar.
"Awwwwh dasar begook, ngliat tuh kedepan bukan kebelakang". Omel Renes kesal dengan kelakuan Gami.
"ADUH, ya maap gue kan niatnya minjem". Elak Gami sambil memegang perutnya karena terkena stang sepeda.
Maaf yaaa gaissss partnya pendek.....
Nanti kalau lagi mood gue panjangin deh partnya.... wkwkkw
Stay terus yaaaa.....!!! Baaay gaaisssss
Lupooeeee yuuoo.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood of Love
Random"Stop brengseeek...". Suara lantang membuat seisi kantin menoleh ketakutan. Sreekkkkkk....... Renes dengan brutal merobek baju ketat milik Atik, lalu menancapkan pisau ke pundaknya dengan keji. "Permainan baru dimulai sayangg....." bisiknya dengan...