Tetsuya mengusapkan jarinya ke surai Seijuro yang basah karena keringat. Tatapannya pada Seijuro terlihat sendu dan dipenuhi rasa sakit. Seijuro jatuh tertidur setelah mencapai pelepasannya karena mabuk. Belasan botol kaca bekas alkohol tinggi milik Seijuro bertengger di meja kaca bundar yang ada. Setelah Tetsuya mengatakan bahwa dirinya adalah Kuroko Tetsuya, Seijuro melembut. Seijuro terus menggumamkan kata maaf dan memanggil nama Tetsuya. Dia juga menyatakan bahwa dia cemburu dengan Falcon. Sangat lucu. Tapi, Tetsuya tidak bisa membiarkan Seijuro tahu untuk sekarang.
"Setelah ini, yang harus kulakukan hanya berpura-pura tidak mengerti apa yang kau katakan," gumamnya.
Sekarang Tetsuya memang tahu kalau Seijuro masih mencintainya. Bahkan sampai detik ini, yang ada di pikiran Seijuro hanya dirinya. Dia sadar akan hal itu sekarang. Tapi, dia tidak bisa menghilangkan rasa sakit di hatinya karena Seijuro menjauhkannya dari Theo. Dia tidak bisa menghilangkan rasa sakitnya karena Seijuro juga membuat sahabatnya sendiri membodohinya.
"Daddy?" suara kecil itu membuat Tetsuya tersentak.
Tetsuya berusaha turun dari kasur. Tubuhnya hanya terlapisi long coat putih yang lebih mirip bathrobe. Dia memang sudah mandi, tapi dia tidak bisa memakai celana untuk beberapa saat ke depan.
"Theo, kenapa sayang?" Tetsuya berjongkok di depan Theo.
"Cleo menangis," jawab Theo dengan tampang datarnya.
Tetsuya tersenyum kecil melihat betapa miripnya Theo dengan Seijuro. Mereka memang ayah dan anak.
"Kalau begitu ayo temui Cleo. Daddy sedang tidur," kata Tetsuya kemudian melangkah keluar sambil menggandeng Theo.
Tetsuya menutup pintu itu pelan-pelan. Theo menyadari langkah aneh Tetsuya, namun dia hanya meliriknya sedikit. Begitu sampai di kamarnya, Theo menerobos masuk dan memeluk anak lelaki biru yang sedang menangis itu.
"Cleo don't cly, Theo sudah bawa Mamanya Cleo," kata Theo dengan tangan menepuk-nepuk punggung sempit Cleo.
"Hiks Mamaa! Mama kenapa pelgi hiks huwaaaa!!! Cleo kila, Mama akan pelgi dali Cleo lagii!" jerit anak itu begitu melihat Tetsuya.
"Ah, anak Mama yang manis. Mama tidak pergi kemana-mana. Lihat, Mama di sini," Tetsuya segera mengangkat tubuh Cleo dan menepuk-nepuk pantat Cleo menenangkan bocah lugu itu.
Di sisi lain, Theo memerhatikan interaksi yang terjadi antara Tetsuya dan Cleo. Jauh dalam lubuk hatinya, dia merasa iri dengan Cleo. Kasih sayang yang diberikan Tetsuya pada Cleo memang mirip dengan kasih sayang yang diberikan Seijuro pada Theo, namun Theo merasa ingin mendapat kasih sayang yang sama juga dari Tetsuya. Tangan Theo terulur menarik pakaian Tetsuya.
"Ada apa Theo?" tanya Tetsuya.
"Theo mau punya Mommy," kata Theo dengan mata memelas.
Tetsuya terdiam sejenak. Dia mendudukkan dirinya di sisi kasur. Matanya sempat menangkap raut kecewa di wajah Theo.
"Ung, tapi telnyata Uncle itu Mommynya Cleo," cicit Theo.
Tetsuya tertawa kecil. Mau dijelaskan berapa kali pun, dia yakin Theo belum bisa mengerti.
"Theo, apa Daddy pernah mengatakan sesuatu tentang Cleo?" tanya Tetsuya.
"He said that Cleo is my youngel blothel," jawab Theo dengan mata berbinar.
"Jadi, jika Uncle adalah Mommynya Cleo, artinya Uncle juga Mommynya Theo," kata Tetsuya.
"Kata Daddy, Theo tidak boleh memanggil Uncle dengan sebutan Mommy. Uncle membuat Mommy Theo pelgi dali Theo dan Daddy," kata Theo dengan wajah datar khas Seijuro.
KAMU SEDANG MEMBACA
Living Second Chance |AkaKuro|
FanfictionKuroko Tetsuya, seorang polisi yang bekerja pada distrik sembilan Manhattan. Dia memiliki reputasi yang sangat baik dan keahlian yang tinggi. Bakatnya menjadi seorang polisi bukanlah hal yang bisa disepelekan. Namun, tidak selamanya semua berjalan d...