Tiga hari berlalu dengan cepat, Bintang mulai terbiasa tanpa Angkasa. Gadis itu tengah berjalan menuju ke gerbang rumahnya, dia akan pergi bersama Langit hari ini. Sesampainya di depan gerbang dia malah bertemu dengan sosok Angkasa yang entah kapan cowok itu kembali ke rumah. Bintang mengalihkan pandanganya, dia tidak ingin menatap Angkasa lagi.
"Bin." suara serak Angkasa terdengar jelas memanggil Bintang.
"Gue tunggu di bukit Angkasa jam 3." lanjut Angkasa to the point karena Bintang tampak tidak ingin berbicara denganya.
Langit datang dengan motornya, dia menepi tepat didepan Bintang berdiri. "Yuk lang," ajak Bintang tanpa basa basi dia langsung menaiki motor milik Langit.
"Selamat bersenang-senang." kalimat itu terucap dari bibir Angkasa sebelum cowok itu benar-benar pergi dari sana dan masuk ke rumahnya.
"Siap belum neng?" tanya Langit.
"Udah bang."
"Lo udah makan belum, bin?" tanya Langit dan Bintang menggelengkan kepalanya dengan pelan. "Belum."
"Yaudah kita makan dulu ya." balas Langit yang langsung menambah kecepatan motornya.
Langit membawa Bintang ke sebuah kafe yang terlihat cukup ramai, mereka berdua berjalan beriringan masuk ke dalam kafe dengan Langit yang merangkul bebas bahu Bintang.
"Mau duduk dimana?"
"Terserah lo aja deh." balas Bintang dan Langit langsung membawa Bintang ke tempat duduk yang ada di kaca.
"Lo mau apa lang?" tanya Bintang yang sudah memegang menu makanan.
"Mau lo." balas Langit.
"Dih, gue nawarinya makanan."
"Lo manis banget Bin, pengen gua makan." balas Langit mengulurkan tanganya kemudian mengacak-acak rambut Bintang.
"Heh! Rambut gue berantakan tau." kesal Bintang.
"Galak amat."
"Udah cepet lo pesen, gue udah laper."
"Iya iya."
Langit langsung menuliskan pesananya kemudian dia pergi ke kasir untuk menyetorkam list pesananya sekaligus membayarnya. Setelah selesai dia kembali duduk di tempat duduknya tadi.
"Udah?"
"Udah sayang." balas Langit.
"Dih sayang sayang." cibir Bintang dengan melirik sinis ke arah Langit.
"Ga boleh?" tanya Langit.
"Nggak."
"Siapa lo larang-larang." balas Langit kemudian dia tertawa pelan.
"Ntar gue ketemuan sama Angkasa jam tiga." ucap Bintang sambil menatap keluar jendela.
"Mau ngapain lu?"
"Mana gue tau, dia yang ajak." balas Bintang.
"Ngajak balikan kali."
"Dih, ga mungkin." balas Bintang yang tampaknya tidak berpikir ke hal tersebut.
"Terus dia mau ngapain?"
"Entah."
***
R
intik hujan mulai turun secara perlahan, bulir-bulir air itu mulai membasahi jalanan, dedaunan dan semua benda yang tidak terlindungi. Bintang sudah berada diatas bukit Angkasa, tubuhnya terlindungi oleh daun-daun rimbun dari pohon disampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Retain (Sekuel of Angkasa)
Teen Fiction[DILARANG PLAGIAT] (Sekuel Angkasa) Mungkin mempertahankan suatu hubungan lebih sulit dari pada mendapatkanya, setelah satu tahun berlalu, hubungan Angkasa dan Bintang masih tetap pada status pacaran. Langit kembali ke Indonesia ditemani oleh Bumi...