12

299 59 14
                                    

"MARK! MARK! MARK LEE! LEE MINHYUNG!"

Lengkap dah tu, nama disebut semua. Mark yang sedang membaca buku pun mendecak pelan.

"Hyung! We're on the library! Are you insane?!" protes Mark pada Taeyong.

Taeyong pun melihat ke sekitarnya, "But there's nobody in here,"

"No, there's somebody in here but you didn't see it," jawab Mark.

Taeyong memekik ngeri, "You mean—ghost?" tanyanya dramatis.

Mark merotasikan bola matanya kesal dan memilih untuk tidak menjawab pertanyaan absurd kakaknya.

"Jadi... Kenapa hyung berteriak-teriak memanggilku tadi?" tanya Mark.

"Ah iya! Aku hampir lupa. MARK LEE!!!"

Mark lagi-lagi mendecak ketika Taeyong kembali berteriak memanggil namanya. Sepertinya lelaki itu tampak bersemangat.

"You don't have to shout like that. Just tell me already!"

Taeyong terkekeh pelan, "I found it! Aku menemukan kegunaan cairan yang berwarna hijau itu!"

"You did?!" seru Mark.

"Ya... Belum pasti juga sih sebenarnya,"

Mark mengangguk, "Now tell me,"

Perubahan ekspresi wajah Taeyong terlihat amat drastis. Yang tadinya menampilkan ekspresi senang dan semangat, sekarang ekspresi bingung dan marah lah yang muncul.

"Hyung?" panggil Mark.

"As I told you before, this is not 100% accurate okay? Tapi... Aku bingung. Cairan itu..."

"What?"

Taeyong mengulum bibirnya sebentar, "...bisa menghentikan dan membusukkan organ tubuh manusia,"

bisa menghentikan dan membusukkan organ tubuh manusia,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bruk!

"Guanlin, please..."

Seketika Mark merasa menyesal karena tadi tidak berhati-hati saat berlari tadi, hingga akhirnya ia menabrak tubuh Guanlin.

Dan sekarang, sudah jelas kalau lelaki itu akan 'balas dendam' padanya.

Tubuh Mark didorong hingga menubruk tembok putih di belakangnya.

Ngomong-ngomong, Guanlin tidak sendiri. Ada Hyunjin juga di situ. Beruntung Jeno tidak bersama mereka, jadi lelaki itu tidak perlu melihat betapa kejam teman barunya itu padanya.

"Aku tidak akan menyakitimu kalau kau tidak membuatku marah, brengsek!"

Plak!

Satu tamparan mendarat di pipi kiri Mark, membuat kacamatanya nyaris terlepas.

[3-4] ATTACK's Series: AFTER ATTACK-BEFORE ATTACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang