H-1

40 6 2
                                    

•Nanda's•

June, 13
Pagi ini aku terbangun karena Jisung entah sejak kapan menggebukiku dengan bantal sofa.

"Bangun, kebo! Ada kak Rey tuh. Tadi udah dibangunin kak Rey juga masih belum bangun. Mampus iler lu dilihat kak Rey." ucap Jisung panjang lebar membuatku yang baru bangun ini pusing.

"Ga bakat bohong ya gini. Udah keluar sana, gue mau mandi." Ucapku dengan mendorong Jisung keluar dari kamarku.

Bagaimana Rey bisa disini, sedangkan kemarin Rey bilang akan menemaniku mencari kado untuk kak Taeil sekitar pukul sepuluh. Karena Rey memiliki hobi baru, bersepeda setiap pagi.

Setelah mandi, aku menuruni tangga menuju ruang tengah. Berniat mengganggu dua saudara tercintaku yang tengah bermain game.

"Sung, dipanggil mama tuh. Suruh ke warung beli garam." Ucapku sambil berusaha menggeser tubuh kak Taeil ke kiri agar aku bisa duduk ditengah.

"MA, KAKAK AJA YA. ADEK LAGI NGEGAME NIH." Ucap Jisung sambil teriak. Padahal mama tidak menyuruh apapun, terlebih mama sedang arisan. Kekeke.

"Heh lu mau hp nya disita apa hah? Udah sono cepet." Ucapku dengan mengambil handphone Jisung tiba tiba.

"Yah yah kak. Ck, beli berapa garamnya?" Tanya Jisung. Satu detik kemudian terdengar suara ketawa kak Taeil.

"Bah, mau aja lu dikibulin. Mama lagi arisan." Jisung yang berniat berteriak pun mulutnya langsung ku sumpal dengan tisu ditanganku.
-

"Jadi pergi ga sih Rey!? sebel nih nunggu! Lumutan aku tau nggak!" Teriakku dengan smartphone di tanganku pada lelaki di seberang sana.

"Iya, sabar ya sayang. Maaf ketiduran tadi, ini sudah dekat kok." Jawab Rey kelewat santuy.

Jadi, tadi setelah bersepeda dengan papanya, Rey ketiduran. Padahal harusnya kami berangkat pukul sepuluh. Tapi ini sudah setengah duabelas. Molor berapa jam.

Tak lama, terdengar mama pulang dari arisan. Membawa sekantong besar makanan.

"Yaudah cepetan!" Ucapku dan langsung mematikan telepon. Menghampiri mama di ruang makan.

"Loh Nanda belum berangkat?" Tanya mama setelah aku duduk di salah satu kursi makan. Membuat rasa kesalku pada Rey kembali muncul.

"Gara gara Rey nih. Pake acara ketiduran segala. Nyebelin banget sih udah siap dari tadi juga." aku mendumal yang langsung disambut suara tawa mama.

Tak lama, aku mendengar pintu depan dibuka. Rupanya Rey datang dan kak Taeil membukakan pintu. Aku segera menghampiri Rey.

"Rey, ada singa ngamuk loh." Kak Taeil ini ingin ku jadikan pecel saja.

"Gue denger ya! Udah ayo berangkat." Ucapku yang langsung menggandeng tangan Rey.

"Biar gue tebak, pasti kalian mau beli kado buat gue kan? Besok gue ultah nih." Ucap kak Taeil yang langsung ku timpuk dengan sepatu, karena aku sedang memakai sepatu.

"Geer lu, gue aja ntar malem mau nginep. Wle." Jelas aku berbohong. Tapi benar sih, nanti aku menginap dirumah Rey. Dan akan kembali kerumah jam sebelasan, untuk merayakan ulang tahun kak Taeil.
-

"Dibeliin apa nih, Nda?" Tanya Rey dengan pandangan tetap fokus pada jalanan.

"Beliin permen kaki doang udah seneng dia mah." Jawabku dengan pandangan tak lepas dari handphone.

"Dih, jangan gitu lah. Aku beliin topi aja deh. Kamu ngasih apa?" Tanya Rey balik.

"Beli jam tangan. Kasian jam tangannya satu doang, mana udah ngelupas." Ucapku sambil mengingat lalu mentertawakan keadaan jam tangan satu satunya kak Taeil.

Sesampainya di mall aku menuju store yang menjual jam tangan. Aku mendapatkan jam tangan keren dengan harga dua puluh lima ribu saja. Tentunya aku membeli hadiah tambahan.

Setelah membeli jam tangan, aku dan Rey berpisah. Rey menuju store Adid*s dan aku menuju store Conv*rse. Kami sepakat langsung pulang setelah mendapatkan barang masing-masing. Jadi kami bertemu di mobil.

Sekitar setengah jam aku mencari sepatu yang cocok untuk kak Taeil. Lalu keluar dan menghubungi Rey, mengatakan aku telah selesai.

Aku langsung menuju mobil Rey, sebelumnya aku mampir dulu untuk membeli teh. Haus.

Aku menunggu Rey didepan mobil sekitar sepuluh menit, cukup berkeringat. Rey keluar dari lift dengan membawa paperbag ditangannya.

"Nih, aku belikan teh. Haus banget tadi." Ucapku sambil menyodorkan teh yang kubeli tadi dan Rey menerimanya lalu mulai menyalakan mesin mobil.

"Dapet tadi barangnya? Apa ke store lain?" Tanya Rey sebelum meneguk tehnya.

"Dapet kok. Kamu jadi beli apa tadi?" Tanyaku balik.

"Tadi pengennya beli topi aja, tapi lihat ada kaos sama training gitu kayanya cocok sama kakakmu, semoga muat aja sih." Ucap Rey yang kubalas dengan membentuk 'o' pada bibir.

"Masih jam setengah empat nih. Mau langsung ke rumahku atau kemana dulu?" Tanya Rey setelah keluar dari area mall.

"Mau ke taman ga? Pengen jajan hehe." Ucapku dan Rey langsung membelokkan mobil menuju taman kota.
-

"Rey beli cilok yuk. Sama es cendol tuh." ucapku dan langsung menarik tangan Rey.

Setelah mendapatkan cilok dan es cendol, aku dan Rey duduk di rerumputan. Menikmati semilir angin Jakarta yang mulai berubah menjadi sejuk.

Tak lama, dua orang yang duduk di bangku dekat kami pun meninggalkan taman. Menjadikan Rey cepat cepat berdiri dan berlari menuju bangku tersebut, lalu rebahan. Aku tidak diberi tempat.

"Rey ih aku juga pengen duduk." protesku pada Rey.

"Udah dibawah aja kamu." jawab Rey.

Aku mulai mengeluarkan ponselku dan memotret Rey. Dan ternyata Rey sadar kamera. Menyebalkan.

Ganteng banget jodoh orang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ganteng banget jodoh orang. -Author

Sekitar pukul lima, aku mengajak Rey pulang. Bukan ke rumahku, ke rumah Rey. Agar kak Taeil tidak curiga. Tetapi sepertinya sudah curiga, sih.

Di tengah perjalanan, Rey mampir membeli sate. Untuk makan malam.

"Mama lagi di Jogja, jadi cuma ada papa dirumah. Itupun kayanya belum pulang sih." Jawab Rey saat kutanya mama kemana. Dan mulai melajukan mobil.

"Jadi nanti kita berdua doang?" Tanyaku yang sukses membuat Rey menghentikan kakinya yang sedikit lagi menginjak pedal gas. Lalu menatapku tajam. Rey tahu pikiran ku mulai travelling.

"Hehe, iya ngga. Kan ada papamu nanti." Ucapku sambil sengengesan.
-

Beruntung sekali aku, bisa mendapatkan pacar yang benar benar menjagaku sebagai seorang perempuan. Kekeke.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Saya tebak, pasti bacanya sambil rebahan, kan? 😆

Semoga suka❤
Vomment!? ✌

Sunday Date! || Jeffrey JungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang