Chapter 3-Jadi Pusat Perhatian

136 47 12
                                    

Bulan mulai beranjak bersama larutnya malam. Waktu terus bergulir, pagi pun mulai menyapa. Bersama sinar mentari yang memaksa masuk melewati setiap celah kamar yang bernuansa hitam putih itu.

Alarm yang sudah diatur Athalla itupun berbunyi. Membangunkannya dari alam bawah sadarnya. Ia menguap dengan matanya yang masih enggan terbuka. Sepertinya rasa kantuk masih melanda dirinya.

Pagi ini Athalla bangun lebih awal supaya bisa berangkat bareng sama Kanya ke sekolah. Dengan mata yang sedikit terbuka ia beranjak dari kasurnya.

Setelah mandi dan berpakaian ia turun ke bawah menuju meja makan.

"Eh sayang, tumben turun lebih awal? " tanya wanita paruh baya yang masih terlihat cantik. Dia adalah mama Athalla, Kirana.

"Atta ada urusan ma, " jawab Athalla.

Athalla kemudian mengambil segelas susu yang ada di atas meja. Lalu dengan perlahan ia meneguknya hingga habis.

"Paling mau buat ulah lagi," sindir Arez, papanya.

"Papa kok ngomong gitu sih," protes Kirana.

"Sudahlah ma. Apapun yang Atta lakuin di mata papa itu akan selalu salah. Cuma anak kebanggaannya, yang selalu benar," ucap Athalla dengan menatap papanya datar. Lalu matanya beralih pada Kirana.

"Atta ada urusan, Atta harus segera berangkat ya ma, bye ma," lanjutnya lalu mencium punggung tangan Kirana. Kemudian melengos pergi.

"Tunggu Atta, kamu harus sarapan dulu nak," ucap Kirana, namun tidak digubris oleh Athalla. Membuat wanita itu menghela napas.

"Tuh kan pa, papa seharusnya ga ngomong gitu. Mama bingung deh kenapa kalian tiap hari ga pernah akur, bikin mama pusing aja," ujar Kirana.

"Ya karena anak kamu itu. Kamu kan tahu kelakuannya di sekolah gimana, cuman bisa bikin kita malu aja. Entah kapan anak itu sadar," sahut Arez.

Lagi-lagi Kirana hanya bisa menghela napas.

Hubungan Athalla dengan papanya memanglah kurang baik. Hal itu karena Arez ingin Athalla mengikuti jejak saudaranya, Alland. Yang pintar dan selalu menuruti perkataannya.

***

Ting Nung...Ting Nung (bunyi bel rumah)

Athalla sudah berada di depan  rumah Kanya. Lalu membunyikan bel rumah gadis itu untuk kedua kalinya.

"Sebentar," sahut seseorang yang ada di dalam rumah.

Tak lama pemilik rumah pun membuka pintu. Kedua matanya menangkap sosok makhluk yang semalam menelponnya.

"Lo? Ngapain lo ke sini?" tanya Kanya sedikit terkejut.

"Mau jemput calon pacar gue," jawab Athalla sambil nyengir.

Kanya mengernyit, "perasaan gue udah bilang kalo gue gak mau," titah Kanya.

"Gue masih bingung deh sama lo. Kenapa lo bisa nggak suka sama gue? Padahal cewek lain aja yang lihat gue teriak teriak pengen jadi pacar gue," ucapnya membuat Kanya memutar bola mata malas.

"Yaudah pacaran aja sana sama cewek lain," balas Kanya yang langsung berjalan mengambil sepedanya dari garasi.

Athallapun langsung mengikuti gadis itu.

"Masalahnya itu gue maunya elo," ujar Athalla.

"Masalahnya gue nggak suka sama lo," sahut Kanya menirukan nada bicara cowok itu.

"Tapi apa alasannya?" tanyanya.

"Udah minggir. Jangan ikutin gue," ucap Kanya malah memperingati Athalla. Kemudian ia langsung mengayuh pedal sepedanya dan tidak mempedulikan Athalla.

ATHALLA KANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang