"Damian.. Besok.. Apakah aku boleh pergi bersama teman-temanku sepulang sekolah?" Kepalaku melongok ke dalam ruang kerja Damian. Ia sedang memeriksa satu diantara tumpukan pekerjaannya.
Ia tersenyum dan berjalan ke arahku.
Ia mendudukkanku di sofa nyaman di samping meja kerjanya. "Kita sudah membicarakan ini, little girl.""Ayolah Damian..sekali ini saja. Aku jarang bisa keluar bersama teman-temanku. Kami hanya akan pergi ke kafe dan makan bersama."
Damian sejenak terdiam, "Kau pergi bersama siapa, sayang?"
Aku tersenyum sumringah, "Aku pergi bersama Sharon, Jane, Arman, dan Ben. Kami akan pulang sebelum jam enam."
Aku mengernyit, untuk sekilas aku melihat rahang Damian menegang. Namun kuputuskan untuk mengabaikannya. Kaki-kakiku bergerak tidak sabaran.
"Baiklah, kau boleh pergi"
Heh...apa ia baru saja memperbolehkanku pergi. Aku tersenyum lebar dan otomatis memeluk leher Damian dengan sangat erat, "Terima kasih Dam, kau tidak akan menyesalinya. Aku sayang sekali padamu."
Damian terkekeh dan balas memeluk erat pinggangku, "Aku lebih mencintaimu. Nah, sekarang naiklah ke kamarmu atau aku tidak akan pernah menyelesaikan pekerjaanku."
Aku tertawa riang dan mencium pipi Damian, "Terima kasih. Selamat malam, Paman"
Damian cemberut, aku tahu ia tidak suka dipanggil seperti itu. Aku terkekeh dan keluar dari ruang kerjanya.To be continued...
Hello... here I am a newbie.
Haha.. newbie nya urusan tulis-menulis sih. Kalau reader mah, udah dari jaman bahorok banget.
This is my first story.
Don't be too hard on me, yah..
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dear Magenta
RomanceYou don't know it's love until it's too late. *** Magenta Salsabila James is a good girl. Atau setidaknya dia pikir begitu. Apa yang akan ia lakukan ketika ia sadar bahwa ia mencintai pamannya sendiri? Copyright by : Meidah Marsella Cover: Pinteres...