BonChap'2

33 3 0
                                    



Yeoja ini begitu sibuk bergelut dengan peralatan dapurnya setiap hari, dan pagi ini pun tetap sama. Entah masakan apa yang akan dibuat oleh nya untuk sang suami yang kini tengah duduk diam di kursi makan, kedua tangannya menopang dagu nya sendiri. Mata nya sama sekali tidak teralih kepada yeoja yang sedang memasak untuknya, mengulas senyum manis kala aroma dari masakan sang istri tercium oleh indra nya.

Bosan menunggu, namja ini bangkit dari duduknya. Melangkah perlahan pada sang istri yang masih fokus dengan pekerjaannya, sesekali yeoja di depannya ini tersenyum saat mencicipi sendiri masakannya.

"Ah!Aigo~~, aroma nya enak sekali. Aku tidak sabar memakannya bersamamu, Hami". Kekehan kecil namja dengan surai hitam itu terasa membuat Hami yang masih memasak bergidik geli. Hembusan nafas suaminya yang menerpa kulit lehernya, membuatnya ikut tertawa kecil dengan tubuh yang menggeliat geli.

"Haiishhh! Aku akan menyediakannya! Lepaskan pelukanmu sekarang Beomgyu, Sayang". Yah begitulah, Beomgyu memeluk pinggang Hami dari belakang, meletakkan dagunya pada pundak sang istri yang memerah malu karena ulahnya.

"Sireo hum!" Beomgyu menggeleng pelan, enggan melepaskan tangannya yang melingkar pada tubuh Hami. Tangannya kini malah menepuk kecil perut yeoja yang hanya bisa mendenggus kecil.

Saat menikah bersama Beomgyu, kini Hami tau bagaimana rasanya mengurus Suami sekaligus Bayi di rumah sendirian. Beomgyu begitu manja pada Hami setiap harinya, ada ada saja tingkah yang dilakukan oleh Beomgyu untuk menarik perhatian Hami yang sering sibuk dengan pekerjaan kepolisian.

Yes! Seperti ketika orang tua nya masih hidup. Hami kembali bergabung dengan kepolisian dan menjadi ketua untuk divis umum, Beomgyu tidak mengizinkan Hami untuk mengikuti divisi khusus apalagi mengambil pimpinan.

Hami sedang hamil

*Yupi bold ya biar jelas.

"Jadi kau tidak mau melepaskannya? Kau akan terus mengikutiku?"

"hum...sireoyo~~". Beomgyu semakin bergelayutan pada Hami, tangan kekar namja itu mengusap pelan perut yeojanya yang tertutup apron. Menepuknya kecil seraya mengucapkan beberapa kalimat padanya.

"Appa akan menjaga Eomma mu nde, jadi Appa tidak akan melepaskan Eomma mu". Ucapan itu membuat Hami memerah, ia mengulum senyum pada tingkah suaminya pagi ini. Hami ingin memenggal Beomgyu sekarang juga.

Dan benar saja, kemanapun Hami berjalan ketika menyiapkan sarapan maka Beomgyu tetap menempel pada punggung Hami hingga dirinya kewalahan dengan sendirinya. Kini keduanya telah duduk berhadapan dengan makanan yang telah tersaji di meja makan.

Saat makan, Beomgyu sesekali menyodorkan suapannya untuk sang istri yang tengah berbadan dua, Hami makan lebih banyak dari biasanya. Seperti Ibu Hamil kebanyakan, Hami bisa saja meminta yang aneh aneh bahkan saat masih dini hari. Ia pernah meminta Beomgyu membelikannya buah delima saat pukul 2 pagi, saat itu Beomgyu bahkan masih sangat mengantuk.

Tentu saja sebagai suami yang baik Beomgyu membelikan buah delima untuk Hami, ia menyisiri jalanan yang sepi dengan mobil nya sambil menengok kiri dan kanan jika masih ada toko buah yang buka. Sepanjang perjalanan pulang, Beomgyu hanya memikirkan Hami yang terjaga menunggunya di rumah.

Sudah dengan sekantung buah delima yang ia beli setelah satu jam mencarinya, sosok yeoja yang memintanya membeli buah itu kini malah tertidur dengan nyenyak diatas sofa dengan posisi duduk. Beomgyu tertawa dengan kelakuan istrinya, ia menggendong pelan Hami kembali untuk tidur di dalam kamar dan menunggu beberapa jam lagi untuk Hami memakan buah yang ia beli.

Dan esok paginya sekantung buah itu benar benar habis oleh Hami sendiri, Beomgyu agak bergidik jika mengingat betapa sangarnya sang istri ketika menghabiskan buah yang dibelinya.

StartLine||Choi Beomgyu(최 범규)//TXT(투모로우바이투게다 ) [COMPLETED]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang