21. Serasi

1.4K 214 29
                                    


Jennie tengah memeluk Jeno di atas tempat tidur. Mengusak wajahnya tepat di dada sang kekasih. Keduanya sama-sama memakai kemeja hitam. Yang berbeda hanya Jeno mengenakan lengan pendek, dan Jennie mengenakan kemeja over size.

Suara bel berbunyi. Menganggu waktu cuddle dirinya bersama dengan Jeno. Dengan berat hati, Jennie bangun dari posisi tidurnya diikuti oleh Jeno.

"Rosé ... Jaemin? Kalian kenapa serasi sekali?"

Jennie yang sempat ingin bertanya "ngapain kalian ke sini sekarang?" teralihkan dengan melihat kedua orang di depannya yang terlihat begitu serasi. Kemeja hitam yang dikenakan si Jaemin bergitu sesuai dengan Rosé yang mengenakan mini dress hitam.

"Maksudnya?" tanya Rosé bingung.

"Bukannya lo sendiri yang bilang dress codenya hitam? Apa yang salah?" tanyanya lagi.

Jennie menghela napasnya pelan. Bisa-bisanya sahabatnya ini bego di saat sekarang.

"Gue jabarkan, Rosé sayang. Lo pakai mini dress hitam," kata Jennie menunjuk dress yang dikenakan oleh Rosé. Dan kemudian beralih menunjuk kemeja yang dipakai Jaemin.

"Terus Jaemin pakai kemeja lengan panjang hitam yang dipadukan dengan dasi putih yang terpasang secara menggantung di bawah kancing paling atas. Cocok aja gitu."

Jeno yang mendengar itu langsung memeluk Jennie dari belakang. "Kita juga enggak kalah serasi, Yang. Lihat saja kita lebih couple dari mereka berdua, sama-sama menggunakan kemeja."

Jaemin yang mendengar itu seketika melihat ke arah Jennie dari atas hingga bawah. Pandangannya berhenti tepat di kemeja Jennie. "Lo enggak pakai celana, Jen?"

Jennie merengut dan memukul bahu Jaemin. "Sembarangan kalau ngomong. Ini gue pakai celana pendek di dalamnya. Jelas enggak kelihatan, kemejanya gue over size, Jaem," jelas Jennie.

Jeno menggeleng. "Biarin aja, Yang. Dia emang enggak tahu fashion."

Jaemin memutar matanya malas. Sedangkan Rosé menahan tawanya mendengar perkataan Jeno.

Yah. Sejujurnya Rosé yang menambahkan dasi putih yang dikenakan oleh Jaemin. Bayangkan saja, laki-laki itu mengenakan semua serbah hitam dari kemeja, celana hingga sepatu kets yang dikenakan. Bukannya makan malam, orang malah akan mengira dia habis pulang dari ngelayat.

"Terserah apa kata lo, No. Sekarang gue mau nanya, kita kapan berangkat? Gue udah laper, nih," kata Jaemin memegang perutnya.

"Sama. Gue juga udah laper." Rosé mengiyakan perkataan Jaemin.

Jeno mendengus. "Urusan makanan aja kalian cepet sama kompak. Harusnya kalian harus berpikir makan malam ini harus kayak gimana."

Jaemin memiringkan kepalanya bingung. "Kayak gimana apanya? Apanya yang harus dipikirin? Kan kita makan malam berempat."

Jeno menepuk keningnya pelan. Sedangkan Jennie, ia memutar kedua matanya malas.

"Idih! Gue sama Jeno mau candle light dinner kali, Jaem."

"Bentar," potong Rosé.

"Maksudnya gue sama Jaemin semeja berdua?" tanya Rosé kemudian dan diangguki oleh Jeno.

"Iyalah. Gue pesan dua meja." Jeno membalas perkataa Rosé.

"Memangnya kalian mau lihat gue sama Jennie mesra-mesraan di depan kalian? Enggak, kan?"

"Ya udah. Gue bebas, deh. Asal cepetan, gue udah laper."

"Gue juga. Lagian gue sama Jaemin mau debat kayak gimanapun. Semua udah kalian yang ngatur."

Jeno tersenyum penuh kemenangan. "Nah. Gini kek dari kemarin. Jadinya gue sama sayangku ini enggak pusing seharian ngurus kalian berdua."

"Sayang. Kamu udah enggak perlu pusing dengerin keluhan-keluhan mereka lagi." Jeno membelai rambut Jennie dengan penuh sayang.

"HEH! YANG BUAT KITA DEBAT DAN NGELUH ITU YA KALIAN BERDUA, BANGSAT!" Jaemin membalas perkataan Jeno dengan menaikkan suaranya.

"IYA! KALIAN BERDUA ITU YANG BUAT KITA NGELUH!" sambung Rosé yang ikut menaikkan suaranya.

Jennie mengangkat kedua tangannya tepat di depan wajah mereka berdua. Meminta untuk berhenti berbicara dengan nada yang tinggi. "Okay! Kita berangkat sekarang. Kita berangkat sekarang, Yang. Aku lelah dengerin mereka ngeluh terus."

Jeno mengangkat kepalanya dari bahu Jennie. "Aku juga lelah, Yang."

"Sinting! Padahal mereka biang keladinya." Rosé berlalu meninggalkan kamar Jennie dan Jeno untuk turun ke lobi.

"Ada gitu orang macam mereka berdua? Tuhan kalau ngumpat orang enggak dosa. Sudah aku umpatin mereka setiap detik." Jaemin berbalik dan meninggalkan kedua pasangan yang masih berlovey-dovey di depan pintu kamar.

***

June 11th, 2020

Aku & Kamu (Jaemin Rosé) - Book 1 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang