Bagian 4

73 12 0
                                    

Viola POV

Setelah makan, Serina mengajakku berkeliling di acara festival ini. Kalau kalian berpikir aku ini tipe gadis pendiam yang tidak suka keramaian, maka jawabannya bisa dibilang iya bisa juga tidak.

Kebanyakan orang yang baru mengenalku pasti akan mengatakan dengan lugas first impression tentangku adalah judes dan cuek, yah aku juga tidak akan menyalahkan mereka karna fitur wajahku yang memang seperti itu. Tapi percayalah aku bisa menjadi sangat gila jika sudah lama kenal. Bisa dikatakan aku ini seorang ambivert. Sulit untuk memulai sesuatu yang baru seperti perkenalan, untungnya Serina adalah tipe orang yang humble dan sedikit sok akrab jadi aku pun merasa nyaman berinteraksi dengannya.

"Oh iya Viola, apakah kau bisa memasak?"

"Aku tidak begitu jago seperti chef, tapi bisalah sedikit-sedikit." Jawabku.

"Apa? chef?"

Aih aku lupa ini dimana, mana tahu Serina chef itu apa. "Maksudku juru masak." Ucapku dengan senyum, ah lebih tepatnya ringisan.

"Wahhh bagus kalau begitu." Ucap Serina dengan semangat extra, layaknya orang yang baru menang undian mobil. Percayalah aku tidak sedang melebih-lebihkan, bahkan sekarang dia sedang melompat-lompat saking senangnya.

"Kau harus mau jadi pasanganku ikut lomba memasak Viola." Benar-benar ajaib, setelah senang seolah menang undian, sekarang Serina bagaikan akan dipenjara dan memohon pengampunan padaku dengan tatapan memelas.

"Lomba memasak apa?"

"Ini bukan lomba memasak biasa Vio. Lombanya hanya diadakan satu tahun sekali, kau tahu hadiahnya adalah 300 koin emas dan diundang ke istana Summerland untuk puncak perayaan festival. Dan  bonus lebihnya bisa melihat mereka dari dekat para Pangeran." Ucap Serina dengan menggebu-gebu. Memang benar-benar mood swing sekali bocah ini.

Tapi tunggu dulu, jika hadiahnya seperti itu, bukankah ini adalah kesempatan bagus untuk bisa berbicara dengan Pangeran Summerland. "Tadi katamu mereka? Memangnya ada berapa pangeran disini?"

Sebelum pertanyaanku sempat dijawab oleh Serina, rombongan berkuda serta tandu terlihat akan melewati jalan di depanku. "Yang Mulia Raja Summerland beserta keluarga tiba." Dan jangan lupakan teriakan paman tua di sampingku barusan.

Selanjutnya aku seolah ada di drama dengan adegan slow motion dimana pemeran utama muncul untuk pertama kalinya. Seorang yang sepertinya adalah raja berada di depan dengan kudanya yang berwarna hitam, diikuti 2 orang laki-laki muda dengan kudanya masing-masing. Ah mungkin mereka adalah pangerannya. Buru-buru aku menutup mulutku yang akan memekik saking tampannya kedua pangeran itu ketika jarak kami tidak terlalu jauh.

Setelah rombongan itu lewat, Serina mengintrupsi lamunanku.

"Panjang umur sekali, baru saja kita membahas pangeran dan mereka datang. Pangeran negeri ini ada dua, yang pertama adalah Pangeran Daryan Calisto Regan dia yang menunggang kuda putih tadi. Dan yang menunggang kuda coklat tadi adalah adiknya Pangeran Arion Mochira Regan, tampan bukan? Pangeran kami memang yang terbaik." Ucap Serina dengan bangga.

"Benar mereka tampan sekali." Ucapku sambil melihat kembali rombongan mereka yang menjauh.

"Sudah kuduga kau akan jadi penggemar mereka juga." Balas Serina dengan senyumnya yang menjengkelkan.

"Nah bagaimana? Kau mau kan ikut lomba memasak denganku?" Tanya Serina.

Sebenarnya pertanyaanku tadi hanya basa-basi hehe, sok jual mahal sedikit tidak papa lah. "Baiklah, sepertinya hadiahnya menguntungkan." Itu lebih dari menguntungkan Serina, tambahku dalam hati.

"Ahhhh senangnya, akhirnya aku bisa ikut lomba ini."

"Memangnya kau tidak pernah ikut lomba ini sebelumnya?" Tanyaku.

"Mana ada yang mau mengajakku yang tidak bisa memasak Viola, apalagi orang tuaku hanya orang dari kalangan biasa." Jawab Serina sambil menundukkan kepala

"Tidak usah bersedih, nanti kau bisa membantu memotong bahan dan mengambilkan keperluan lainnya." Balasku dengan memegang tangannya.

"Tenang saja, kali ini untuk pertama kalinya kau ikut lomba dan aku pastikan akan menang." Tambahku dengan percaya diri.

"Kau ini, ternyata sangat percaya diri Viola." Balas Serina sambil menyenggol bahuku.

Melihat Serina ini mengingatkanku dengan Nadia, sahabatku, dia juga sama cerewet dan mudah bergaul seperti Serina. Tapi sifatnya yang kurang percaya diri itu membuatku ingin selalu menjadi pendorong baginya.

"Tentu saja, kau tidak pernah dengar? Ucapan adalah doa. Maka kau harus lebih percaya diri, oke!" Jawabku sambil membuat jariku berbentuk emot oke 👌🏻.

"Oke itu apa?" Tanyanya. Dan aku kembali lupa bahwa sekarang bukan di bumi.

"Oke itu tanda persetujuan seperti baiklah." Jelasku.

"Oh oke." Balas Serina dengan membentuk jari berbentuk oke, sepertiku sebelumnya.
.
.
.
Yuk kasih votenya jangan lupa⭐

The Princes Of The Four Seasons (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang