PART 4 - Permintaan Maaf

191 78 79
                                    

Happy reading ❤️

Dulu aku tak percaya dengan kalimat lelaki selalu salah. Namun, setelah mengenalmu aku jadi yakin bahwa perempuan memang selalu benar

Danile Petrov_

***

Seorang pria bertubuh jangkung, mengenakan sweater abu hitam membuka helmnya dan hendak turun dari motor.

Danil berjalan menuju kelasnya, dengan tujuan menemui seseorang disana. Tapi matanya tertuju pada hampir seluruh pasang mata tampak memperhatikan nya, dan terdengar banyak bisik-bisik yang mengganggu di telinganya.

"Dia siapa sih ganteng banget"

"Murid baru yang kemarin sepertinya"

"Iya, anak baru di kelas XI IPA 1"

"Sumpah ganteng banget"

"Ciptaan Tuhan paling sempurna"

Danil mengambil earphone di tasnya, lalu ia kenakan dengan tujuan agar tak terdengar lagi suara para gadis yang terus memperhatikan nya.

Meskipun telah memakai earphone masih saja banyak terdengar bisik-bisik dari beberapa gadis yang terus memperhatikannya, namun Danil tak menghiraukan nya, ia tetap berjalan dengan santai.

Bahkan ada beberapa gadis memberikan coklat untuk nya. Danil mengambilnya, kalau dia tidak ambil mungkin gadis-gadis ini akan terus membuntuti.

"Danil..." Teriak salah seorang gadis, di koridor sekolah.

Sebegitu populer kah Danil hingga hari kedua sekolah pun sudah cukup banyak yang mengetahui namanya.

"Ya" Jawab Danil sembari menoleh kearah gadis yang memanggilnya, Danil melepas earphone nya.

"Kenalin gue Livia kelas XII IPA 4, nih buat Lo disimpan yah baby" Ujar gadis itu sambil memberikan sebuket bunga mawar.

"BUNGA? LO PIKIR GUE KUBURAN" Teriak Danil tanpa memikirkan perasaan gadis itu.

Danil kembali mengenakan earphone nya lalu berjalan meninggalkan Livia dan salah seorang temannya dengan raut wajah yang tidak mengenakkan.

"Sial" umpat Livia

"Liv, Lo di tolak?"

"Dia belum tau aja gue siapa"

Livia dan Astri berjalan meninggalkan tempat dimana saat itu mereka menjadi pusat perhatian banyak siswi SMA Madani.

***

Danil masuk ke ruang kelasnya, ruangan itu tampak sepi, hanya ada beberapa orang di sana.

Danil menghela napasnya perlahan. Matanya memandangi setiap sudut ruangan itu, seseorang yang ia cari tak ada disana.

Danil menyandarkan tubuhnya di tembok dekat white board. Sepertinya pria itu sedang berfikir untuk mencari cara agar tak perlu berlama-lama di kelas.

Danil mengambil sebungkus coklat yang diberikan seorang gadis saat di koridor, lalu merobek asal selembar kertas dibukunya, pria itu menulis asal

DELISHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang