"dimas bangun nak, kamu harus siap siap untuk berangkat ke sekolah"
Kamar Radisha bersebelahan dengan dimas, kakaknya. jadi Radisha setiap pagi bangun karena ucapan ibu untuk membangunkan kakaknya, meskipun radisha tau bahwa ibu nya hanya membangunkan kakaknya, bukan dia. tetapi itu tidak jadi masalah untuk Radisha. bagi radisha ucapan ibu nya itu bukan untuk kakaknya saja, tetapi untuk dia juga, mungkin namanya saja lupa ibunya sebut.
Radisha langsung bangkit dari tempat tidur nya dan bergegas menuju kamar mandi, setelah selesai mandi. Radisha langsung memakai seragam SMA nya dengan lengkap dan mengambil sebuah topi di lemari, karena ini adalah hari senin, dimana semua sekolahan melakukan Upacara. Setelah semua nya selesai Radisha dengan tas nya jalan menuruni tangga untuk memakai sepatu
"Hey kamu, bawakan nasi goreng ini ke meja makan" melihat disa sedang turun dari tangga, yanti langsung menyuruhnya.
"Disa mau juga bu nasi gorengnya, soalnya disa belum sarapan. terus juga nanti ada upacara, gimana kalo disa pingsan nanti di tolongin kakak PMR yang gawaras itu" balas disa sangat ceria sambil membawakan dua piring nasi goreng ke meja makan.
tanpa aba aba disa langsung memakan nasi goreng buatan ibunya yang enak itu,
"DISA, APA YANG KAMU LAKUKAN? KENAPA KAMU MEMAKAN NASI GORENG YANG SAYA BUATKAN UNTUK KEDUA ANAK SAYA. DAN SAYA TIDAK PEDULI JIKA KAU AKAN PINGSAN KARENA TIDAK SARAPAN"
Yanti datang dari dapur langsung emosi ketika melihat disa memakan nasi goreng buatannya, dia tidak mau dan tidak pernah mau membuatkan makanan untuk anaknya yang satu itu.
Radisha yang sedang asyik memakan nasi goreng itu pun tersentak mendengar kemarahan ibu nya, Dia berfikir kenapa ibunya harus semarah ini ketika dia memakan masakan ibunya? apa ada yang salah seorang anak memakan masakan ibunya sendiri?
"maaf bu, tapi kan disa laper karena kemarin nggak makan malam" balas disa memelas kepada ibunya
"Dengar ya disa, saya tidak peduli apapun yang terjadi dengan kamu. dan kamu harus nya bersyukur masih bisa tinggal di rumah ini dan mempunyai status sebagai anak saya. perlu kamu ketahui juga sebenernya saya tidak sudi mengakui kamu sebagai anak, kalau bukan karna kakek kamu pasti kamu sudah hidup di jalanan"
Ucapan ibu nya berhasil membuat disa diam seribu bahasa, ingin sekali disa menangis sekencang kencangnya. tetapi sekarang bukan saat yang tepat untuk disa menangis.
"maaf bu disa bener bener gatau kalo makanan itu buat kakak, disa juga minta maaf kalau disa selalu menyusahkan ibu, sekarang disa tau kenapa ibu selalu marah sama disa. disa berangkat ya bu, assalamualaikum."
disa menangis tersedu sedu di jalanan yang sangat ramai ini, disa tidak pernah sadar perlakuan ibunya terhadap dia. sekarang disa sudah Sma, disa sudah mengerti kenapa dari dahulu sejak disa kecil ibunya selalu marah sama disa dan tidak pernah menganggap disa itu ada. disa menyadari nya sekarang, dia berfikir kemarahan ibunya kemarin kemarin karena ibunya sayang kepada dia. bukankah banyak yang bilang kalau seorang ibu marah kepada anak nya karna dia sayang? setelah disa pikir lagi, setiap seorang ibu marah pasti ada sebab nya. tetapi disa nggak tau dimana letak kesalahan fatal yang disa perbuat.
Padahal senin adalah hari yang sangat disa suka, tapi hari ini berbeda.
jalanan hari ini sangat ramai sehingga membuat jalanan menjadi macet, tetapi disa tidak perduli, disa masih saja menangis memikirkan ucapan ibunya tadi pagi.
"astaga 5 menit lagi masuk" disa panik saat dia melihat jam di tangannya
disa akhirnya pasrah terjebak macet, dia sudah tau pasti akan di hukum dengan pak samsir yang terkenal galak itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
R A D I S H A
Teen FictionNamanya Radisha putri cantika, biasa di panggil Disa oleh teman temannya. ia sangat pintar menutupi masalah dia terhadap siapapun, dia akan terlihat ceria di depan semua orang. tetapi saat berada di kamar, radisha akan menangis sepanjang malam dan m...