Setidaknya aku pernah memperjuangkanmu diantara restu dan adat yang menembok menjadi jarak dan pemisah.
Menjadikanmu kiblat utama untuk rindu yang bertawataf tampa jeda dipikirin yang tak ber sahabat ini.
Hingga hanya kamu yang berada di langit-langit doa yang selalu kulangitkan.
Selepas pergimu aku terlalu sibuk menyemogakan semoga terbaik untukmu.
Membuat malaikat mengeluh kepada tuhan untuk memunguti semoga ini.
Kini hati ini telah mati dan kumakamkan diatas pusara kenangan sepekan itu.Ia tidak lagi menantiku pulang
Andai saja kata andai tidak pernah ada.
Kurasa remuk ini takan kurasakan.
Entah siapa yang melanggar kesepakatan.
Ahhh lupakan saja
Akupun enggan menjadi pengemis yang selalu merinduimu.
Aku baik baik saja perihal pergimu.
Aku hanya perlu menepi sejenak.
Menunggu waktu mengobati luka
lalu menghapus bekasnya.Ravi JumadiNur
KAMU SEDANG MEMBACA
"Secangkir Rindu Dengan Pahit Yang Sempurna"
Poetry"SAJAK & QUOTE" -Terinspirasi dari perjalanan penulis -Termasuk penggalan kata penulis senior -Ditulis sejak 2015 -Sengaja ditulis dan di publis tampa tanggal dan tidak berurutan -Hanya penggemar dan pemula -Masih butuh kritikan Jangan lupa vote yya...