!!NOT CONTINUED!!
[ada baiknya jangan dibaca, soalnya gaje]
Bulan itu indah,
Ia mempunyai cahaya sendiri walau tak terlalu terang, setidaknya menenangkan.
Begitupun kamu,
Banyak kekurangan pada dirimu, tapi kamu selalu bisa membuat senang. Setida...
Sudah hampir satu bulan sejak kejadian dimana Soobin menyatakan perasaan-nya, saat itu lah mereka resmi menjadi pacar. Tentu saja setelah mereka mendapatkan izin dari sang kakak, Kim Taehyung.
Hari ini seperti biasa. Ketika pulang Lia akan duduk di kursi taman untuk menunggu kakaknya. Di temani satu buah buku yang cukup tebal tak pernah membuatnya bosan menunggu.
Satu cubitan di pipi gadis itu tak mengalihkan atensinya. Lia tetap membaca, terlebih ketika hal seru mulai terjadi saat ia membaca-nya.
Orang yang mencubit pipi Lia hanya bisa menghela nafasnya, ia duduk di samping Lia sambil memperhatikan wanita yang di sayangnya. Choi Soobin, pria bermarga Choi itu sesekali kesal karena dirinya di acuhkan oleh wanita di sampingnya yang berstatus sebagai pacarnya sendiri.
“Besok kau mau mengantarku?” Lia mulai membuka obrolan, ia menutup bukunya dan kini pandangannya terfokus pada pria di sampingnya.
Soobin beringsut, “Kemana? Kencan?”
Lia menepuk pundak Soobin pelan. Seingat Lia beberapa hari lalu mereka barus saja makan malam bersama di rumahnya, kenapa sekarang malah mengajak kencan lagi? Atau mungkin hanya pikiran-nya yang salah mengartikan arti sebuah kata 'kencan'?
“Besok ada bazar buku di taman. Ada yang buku yang ingin ku beli. Antar aku yaahh!” Lia memohon. Soobin tersenyum lalu mengusap kepala Lia pelan.
“Selain eskrim apa sebuah buku bisa menggantikan posisi ku, hm?” Soobin menaikkan alisnya.
Lia sebenarnya bingung dengan apa yang di ucapkan Soobin. Jangan bilang Soobin cemburu pada sebuah benda, “Aku membaca karena... Aku suka. Sama halnya seperti eskrim.”
“Jadi kau lebih menyukai itu dari pada aku?” Soobin menopang kedua tangannya didepan dada. Ia mengalihkan pandangannya agar terlihat seperti orang yang sedang marah?
Lia sendiri mengangguk mantap, “Tentu.”
Soobin melototkan matanya ke arah Lia seolah tak percaya dengan jawaban sang pacar, “Ouh gitu?” Soobin memalingkan kembali wajahnya.
Lia hanya terkekeh pelan. Lihat, pria yang orang kira pendiam itu terlihat sangat menggemaskan. Lia mulai membayangkan bagaimana reaksi mereka ketika melihat Soobin yang seperti ini. Yang jarang Soobin perlihatkan ke orang lain, bahkan mungkin teman-temannya.
“Kau tahu? Aku suka cerita ini,” Lia mengusap buku yang baru saja ia baca itu pelan, “Judulnya Tujuh Bulan Purnama. Kau mau mendengar-nya?”
Soobin melirik ke arah Lia dengan ekor matanya. Sebenarnya ia cukup penasaran, terlebih ia juga tahu kalau Lia begitu menyukai benda bulat terang itu. Soobin berdeham tanda setuju, ia tidak mau tanda kalau ia sedang marah itu hilang begitu saja karena satu buah cerita.
Hey, Soobin hanya ingin Lia membujuknya bukan di berikan cerita seperti anak kecil. Tapi yasudah lah, lagi pula ia penasaran kan?
Lia terkekeh sebentar melihat reaksi sang pacar, “Ini adalah sebuah cerita dimana sang demi malam begitu mencintai sosok manusia. Dan itu juga tak luput dari cinta sang manusia tersebut. Dewi malam rela melakukan apapun untuk sang kekasih. Tapi kau tahu?”
Lia menjeda kalimatnya. Ia kembali menatap sang pacar yang juga sedang memperhatikannya, “Karena mereka dunia berbeda. Saat itu juga dewi malam tidak pernah di izinkan kembali untuk bertemu kekasihnya. Kecuali satu hal, yaitu ketika ada tujuh bulan purnama.”
Soobin menaikan alisnya bingung, “Bukannya itu terlalu mustahil. Sampai kapan pun bulan hanya akan ada satu! Apa dunia mau kiamat sampai harus tujuh! Dua saja sudah tidak mungkin!” ucap Soobin tak terima. Entah kenapa cerita ini cukup aneh untuknya.
Lia menggelengkan kepalanya ketika melihat reaksi Soobin yang terlalu terbawa suasana. Pria itu memang selalu berpikir secara logika, “Memang semua tidak mungkin. Lagi pula ini sebuah cerita, ya,, ibaratkan penulis adalah tuhannya. Ia mampu mengubah apapun sesuai keinginan-nya. Jadi usah terbawa juga.”
Soobin menganggukkan kepalanya lalu tersenyum ke arah Lia. Tangan kanan-nya tak segan untuk mencubit pipi sang pacar, “Pinter,” ucapnya gemas, “Lalu apa selanjutnya?”
Lia mengangkat kedua bahunya, “Entah. Ceritanya di gantung, makanya besok antar aku ya!” Soobin hanya berdeham membalasnya, ia masih ingin melanjutkan marahnya yang sempat tertunda itu.
“Hm apa?” Lia tak mengerti lagi dengan Soobin, ingin sekali ia memeluk-nya. Eh?
“Apa?” Soobin menopang kembali kedua tangan-nya dan melihat Lia dengan tatapan sinisnya.
“Iya apa? Kau mau mengantar ku atau tidak?”
“Iya apa? Kau mau mengantar ku atau tidak?” Soobin menaikan alisnya seolah menantang sang pacar.
Lia hanya menghela nafasnya. Apa sekali Soobin menirunya, apalagi dengan wajahnya yang terlihat so' tampan seperti itu. Jangan bilang kakaknya yang telah mengajarinya.
“Bodo!”
“Bodo!” Soobin terseyum ke arah Lia yang sedang menatapnya tajam.
Baiklah sekarang Lia harus mencari cara agar Soobin tak meniru ucapan-nya. Satu ide terlintah dalam pikiran cerdas Lia, ia tersenyum penuh makna. Soobin yang melihat itu berusaha tidak peduli, ia hanya perlu menirukan sang pacar.
“Oppa kau tahu?” Lia mulai dengan aegyo andalannya, “Kemarin Lee Dongwook dan Lee Minho mengajak ku berkencan, aku tidak tahu harus memilih siapa.” Lia tertunduk dengan kedua jari telunjuk yang ia tautkan.
“Apa yang harus ku lakukan, meskipun mereka sudah ahjusii tapi tidak masalah. Mereka tampan kok.” lanjut Lia.
Soobin yang melihatnya menahan kekehan-nya, Lia terlihat menggemaskan ketika sedang seperti ini. Terlebih ketika dirinya di panggil 'Oppa' untuk pertama kalinya, tapi semua itu kembali harus ia tahan. Soobin menoyor kepala Lia pelan, “Halu !”
Lia meringis, ia mengusap kepalanya dan memasang wajah cemberutnya. Saat itu juga Soobin terkekeh lalu langsung memeluk Lia.
“WOYY, BURUAN BALIK. JANGAN PACARAN MULU. KETAHUAN GURU MAMPUS KALIAN!” Teriakan Taehyung membuat Soobin melepaskan pelukannya.
Lia sendiri langsung menghampiri sang kakak tanpa mempedulikan sang pacar, Miris. Lia berlari untuk menyusul Taehyung, “Abang Tungguu!”
Soobin yang melihat itu hanya menghela nafasnya. Lia memang tidak pernah berubah, dia memang tipikal orang yang tak terlalu menunjukkan-nya. Sekarang Soobin mulai mempertanyakan status mereka.
Hehehe Halo kalian (´∀`)♡ maaf bnget bru upd, kmren sibuk plus aku mlah nulisnya di cerita stunya tapi malah nggk aku updtin:V
buat crta yang 7 bulan purnama itu, sbnrnya aku gtw bukunya ada apa nggk:3 aku cmn ke ingt sama gru ku yang klw gk slah dia tuh lgi nulis buku yg jdulnya kek gtu:3 cmn aku gtw crta-nya kyk gmna:v hehehe n
gomong² mksh buat 1k yg bcanya:) terhura bngt, crta gaje ini bnyk yg tengok hehehe
dahya bnyk bcot (╥﹏╥)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.