Chapter 2: Unexpected Incident

7.8K 538 1
                                    

Keesokan paginya di kediaman Bella.

"Ma, Bella boleh minta waktunya sebentar?"

"Boleh," jawab Mama Lana singkat.

"Mama kok keliatannya nggak suka sama Kak Elang? Boleh Bella tau alasannya?"

"Dari awal kamu pacaran sama Erlangga Mama udah nggak suka."

Deg. Jantung Bella terasa seperti berhenti berdetak.

"Bella tau kan dari kecil, Mama dan almarhum Daddy selalu mendidik kamu dengan ilmu agama. Mama juga berkali-kali bilang, Nak kalau pacaran itu tidak diperbolehkan dalam Islam."

Bella menunduk, ia berusaha mencerna perkataan mamanya.

"Ini semua salah Mama. Semenjak  Daddy meninggal, Mama sibuk banting tulang untuk menghidupi kita sampai Mama lupa memperhatikan kamu. Mama tau kamu dulu dekat dengan Erlangga karena kamu kehilangan sosok laki-laki yang sangat penting di kehidupanmu."

Tangis Bella pecah. "Maafin Bella, Ma. Bella yang salah, bukan Mama."

Mama Lana memeluk putrinya dengan erat.

"Mama sayang sama kamu, Bella. Mama nggak mau kamu salah arah. Awalnya Mama biarkan kamu dekat dengan Erlangga, namun lama-lama Mama jadi tau. Setiap kamu pergi dengan dia kamu selalu melalaikan shalat dan ibadah lainnya. Inilah yang buat Mama semakin nggak suka sama Erlangga."

"Tapi Ma," Bella tidak melanjutkan kalimatnya. Ia urung menjelaskan bahwa minggu ini Erlangga akan datang melamarnya.

🍁🍁🍁

"Tapi gimanapun juga lo tetep harus bilang Bey," ucap Sally sambil menyeruput Matcha Thai Tea miliknya.

"Iya, lo bener Sal. Tapi lo tau sendiri kalau mama gue nggak suka Kak Elang," kata Bella pasrah.

"Bismillah Bey, berdoa aja ke Allah. Eh, gue udah dijemput Bunda. Gue balik dulu ya. Jangan lupa nanti sore kita kerjakan tugas kelompok PPL kita," teriak Sally.

Bella mengacungkan jempol. Tak lama kemudian, Erlangga datang menjemputnya.

"Dah selesai, darling? Yuk pulang. Oiya, Mama aku tadi ke rumah kamu, mau bilang soal rencana lamaranku weekend ini."

"Aduh, gimana nih. Semoga Mama nggak marah," batin Bella.

🍁🍁🍁

Sesampainya di rumah, benar saja. Mama Lana menginterogasi Bella, mengapa ia tak diberitahu kalau putrinya akan dilamar oleh kekasihnya.

Setelah Bella menjelaskan, barulah ia mengerti.

"Kalau seperti itu, baiklah Nak. Mama ridho kamu menikah dengan Erlangga, asal anak Mama bahagia," ucap Mama Lana.

"Makasih ya, Ma. Bella sayang Mama," ucap Bella sembari memeluk Mama Lana.

Tak terasa, ujung minggu telah tiba. Erlangga menepati janjinya untuk melamar Bella. Bella-pun menerima dengan perasaan gembira.

Tak terasa pula, akhir semester pun tiba. Bella naik tingkat dengan nilai nyaris sempurna, begitu juga Erlangga yang lulus dengan predikat cumlaude.

"Bella, habis ini Mommy jemput untuk lihat gedung tempat pernikahan kalian, ya?" Tanya Claire Alexander, ibu kandung Erlangga.

"Iya, Mommy. Bella siap-siap dulu ya."

"Okay, dear," balas Claire.

Bella mengenakan celana kain berwarna krem, lalu ia padukan dengan Loose Jacket berwarna oranye. Tak lupa ia memoles wajahnya dengan make-up tipis. Rambut ikal bergelombangnya ia urai.

Terdengar suara klakson mobil dari luar, dan Bella pun bergegas pergi. Tak lupa ia pamit pada mamanya.

🍁🍁🍁

Adzan subuh berkumandang. Bella dan Mama Lana bergegas pergi ke masjid seperti biasa.

Seusai sholat berjamaah, Mama Lana berbincang dengan Ustadz Fatih, pengurus masjid untuk meminta beliau menjadi saksi di pernikahan Bella dan Erlangga tiga bulan kedepan.

"Sekali lagi terima kasih, Pak ustadz sudah mau membantu kami," kata Mama Lana.

"Sama-sama, Bu Lana. Saya ikut senang, akhirnya Nak Bella menemukan jodohnya. Saya pamit dulu, Bu sudah ditunggu istri saya. Assalamu'alaikum," ucap Ustadz Fatih.

"Wa'alaikumussalam," balas Bella dan Mama Lana bersamaan.

Tak lama setelah Ustadz Fatih keluar masjid, Bella sayup-sayup mendengar suara tangisan bayi.

"Ma, kok ada suara bayi nangis sih? Bella jadi merinding deh," ujarnya.

"Iya, ya. Sudahlah jangan berpikir yang macam-macam. Lebih baik kita segera keluar dan memastikan asal suara itu," jawab Mama Lana.

"Ya udah, Bella keluar dulu ya, Ma."

"Duh, gara-gara aku suka nonton film horror jadi berpikiran negatif terus. Tenang Bey," gumamnya dalam hati.

Saat Bella berusaha menjangkau alas kakinya, ia dikejutkan dengan sesosok bayi perempuan yang tergeletak di lantai masjid dan letaknya tak jauh darinya.

"Mamaaa! Kesini, Ma!

Bersambung~

__________________

Monmaap aku telat Up teman-teman 🙏🏻

Kedepannya ku usahain up seminggu sekali 🙏🏻

I'm Not A Perfect Mother [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang