Aku memulai mengembara sejak menuntut ilmu. Saat mengembara timbul berbagai macam rasa karena belum terbiasa bepergian jauh meninggalkan rumah. Mengembara untuk mencapai temu, temu yang kumaksud adalah perihal bahagia dan kebebasan. Selain itu, mengembara untuk menuntut ilmu. Dimana ada ilmu disitu kau temuka diriku yang sedang kehausan ditengah padang hidup yang sebentar lagi akan ada badai pasir tanpa perlengkapan apa-apa aku akan sirna.
Kutemukan kebebasan diatas motorku yaitu Kawasaki Kz200 1981 kesayanganku, entah mengapa ketika stres melanda aku nyalakan mesinnya, kutunggangi dan berkendara kemana saja. Berkendara adalah meditasi, karena mengingat Tuhan dan menenangkan diri.
Setiap mengembara selalu ada pelajaran yang didapat, selaras dengan perputaran roda, jarak, dan kecepatan. Karena disetiap jalan yang kita lewati selalu ada arti dan disetiap daerah yang berbeda selalu ada warna. Dari situ aku belajar mencari ilmu, wawasan, pengalaman, pemgetahuan, di luar pendidikan formal. Melalui mengembara, melintasi desa dan kota, jalan pantura atau pelosok desa, hujan atau panas, senang atau sedih, kujalani dengan ikhlas dan tulus karena semuanya berawal dari niat untuk mencari ilmu.
Resah, berputar bersama roda diantara jalan-jalan gelisah penuh dosa dan dusta
Gelapku, tersinari cahaya redup sorot lampu
Sunyiku, dibantai oleh knalpot yang menderu
Temu, akhir dari pengembaraanku.Kuningan, 10 Maret 2019