Ig: @Anantapio26_
Vote dan komen yauw heuheu
Bel pulang sekolah berbunyi begitu nyaring. Bersamaan dengan itu murid-murid yang hampir mati kebosanan mulai beranjak dari tempat duduknya dan keluar dari kelas.
"Bro, gue duluan, ya? Mau nganter Anye ke toko buku," pamit Dimas mendahului.
"Ah, yoi, Man," sahut Arya.
"Nan." Dimas menepuk pundak Nanta yang sedang sibuk memasukkan peralatan sekolahnya ke dalam tas.
"Yo. Hati-hati," ujar Nanta menanggapi.
"Gue juga, Nan. Mau nyamperin Putri dulu sebelum kabur dia," pamit Arya segera berlalu.
"Yoi, Bro. Semoga sukses."
"Thanks, Man."
Nanta bangkit, mulai menenteng tasnya. Beberapa sisa siswa yang berada di dalam kelas pun mulai beranjak pergi.
"Apa kabar, Sob? Udah lama gue nggak liat lo." Renaldi datang menghampirinya.
"Baik, Kak. Gimana kabar? Masih jomblo?" balas Nanta.
"Wah, ngeledek lo," ujar Renaldi tidak terima.
"Kayak yang laku aja lo ngomong gitu," timpal Renaldo.
"Ikut kita, yuk?" ajak Renaldi.
"Ke mana?"
"Udah ikut aja." Ronaldo segera menariknya dan membawanya menuju ke deretan bangunan yang berada di sebelah barat sekolah.
"Nggak bakal kita apa-apain kok," tambah Renaldi meyakinkan.
Nanta menghela napasnya. Sebenarnya ia malas untuk berurusan dengan dua kembaran gila yang kini ada di hadapannya. "Lima menit."
"Elah, gitu amat, sih lo." Renaldi memprotes.
"Saya nggak bisa lama-lama."
"Nanta!" Itu teriakan Laisa yang menggema di sepanjang koridor kelas.
Nanta menoleh bahkan Renaldi dan Ronaldo pun ikut membalikkan tubuhnya. Lantas langkahnya menghampiri Laisa.
"Kamu mau ke mana?" tanya Laisa melirik Renaldi dan Ronaldo bergantian.
"Nggak tau."
"Kok nggak tau?"
"Mereka nggak ngasih tau."
"Lama?"
"Entah."
"Terus?"
"Tunggu aja di depan ruang guru. Nanti aku jemput."
Laisa mengangguk. "Oke."
Tangan Nanta bergerak mengusak rambut Laisa dengan gemas.
"Nanta," tegur Laisa tidak senang. Nanta hanya terkekeh.
"Ya udah. Aku duluan."
"Iya."
Nanta berlalu kembali menghampiri Renaldi dan Ronaldo.
"Oh, jadi kalian udah taken, gitu?" tanya Renaldi terkejut.
Tapi Nanta hanya tersenyum tipis.
Langkah Nanta semakin jauh hingga ke ujung koridor lalu berbelok ke arah kanan. Laisa menghela sebelum kembali melanjutkan langkahnya menuju ruang guru yang berada di sebelah Utara lapangan upacara.
Sesampainya, Nanta dihadapkan dengan beberapa pengurus OSIS sekolahnya. Mereka menoleh menatap Nanta seakan menilainya penuh.
"Tenang. Nggak usah tegang. Kita baik-baik kok," ujar Ronaldo.
KAMU SEDANG MEMBACA
AXIOMATIC (END)
Genç Kurgu(HARAP FOLLOW PENULISNYA TERLEBIH DAHULU) (Prequel of Kisah Tentang Ananta'S) Ini tentang laki-laki kaku dengan perasaannya yang kelu. Juga tentang cemburu dan rindu yang memaksa untuk menyatu padu. Tentang sajak dan alunan kisah. Pun tentang perjua...