Author POV:
Rachel meniti jalanan kota yang sudah mulai sepi. Ya...kebiasaan gadis ini adalah melupakan waktu pulang saat ia sedang berdua di perpustakaan.
"Tolong.....
Terdengar suara orang minta tolong .
"Kok...dimana asal suara itu". Pikirnya.
Rachel mulai mengikuti asal suara minta tolong tersebut.
Sebuah gang sempit yang gelap, tampak seorang gadis di ganggu oleh dua preman lokal.
"Huft.....". Rachel menghembuskan nafas lalu mendatangi mereka.
RACHEL POV
"Hai guys....jumpa lagi".
Rachel mendekat dengan malas.
"Loe lagi". Kata salah satu dari preman itu.
"Bisa gak kalian gak udah gangguin orang?! Aku muak berantem mulu".
Keluhku.
Kedua preman itu saling tatap.
"Kalau loe gak mau berantem ya jangan ikut campur.
"What?! Eh....namanya aku punya hati. Kalau ada yang di ganggu wajar donk aku bantuin". Balasku.
"Akh....iya iya....serah loe".
Preman itu meninggalkan aku dengan gadis yang mereka gangguin."Hai...".
Aku menyapa gadis itu.
Ia tampak bingung.
"Kenapa?". Tanyaku.
"Kamu...kenal mereka?". Tanyanya lagi.
"Mmm...lebih tepatnya nggak. Btw bakalan lebih enak kalau kita ngobrol di apartemen aku. Yok...".
Cewek itu hanya memandang ku ragu.
"Aku cewek baik-baik loh".
Ucapku meyakinkan.
Di pipinya mulai terlukis senyum . syukur deh, aku udah kebelet pengen mandi.
Di apartemen.
"Mau minum apa? ".
"Enggak, makasih". Balasnya sopan.
"Hmm... Oiya, dapur di ujung, kamar mandi ada di belakang pintu masuk. Kamar aku yang pintu hijau, terus di kulkas aku lagi banyak makanan. Soalnya aku abis belanja, terus kalau mau masak, peralatan lengkap. Aku mau mandi dulu".
Cewek di depanku tampak ternganga mendengar penjelasan ku.
"Ada yang gak ngerti?". Tanyaku lagi.
"Hahahahhaha".
Dia tertawa. Apa yang lucu?
"Kamu lucu deh. Kenalin aku Tasya".
Gadis itu mengulurkan tangannya.
"Aku rachel".
AUTHOR POV
Pertemuan itu menjadi awal persahabatan mereka.
Rachel memang gadis yang supel, ramah, dan lucu. Ia hidup sendiri dikota itu. Ia tinggal di apartemen yang di belikan khusus oleh orang tuanya.
Hanya saja, rachel dan tasya beda sekolah.
Rachel berlari keluar gerbang dan mendapati sahabatnya di gangguin oleh Rita cs."Hai"...
"Rachel".
Tasya tampak lega.
"Eh..hel, loe temenan sama anak Tunas bangsa?!".
"Iya , kenapa?". Wajah ketus khas rachel muncul.
"Loe gila ya, loe tau mafia jakarta itu anak sana". Balas rita.
"Mau mafia, mau bandit, gk perduli". Balas rachel lalu membawa Tasya pergi.
Tampak wajah rita kesal dengan kelakuan rachel.
"Kamu naik apa sya?".
"Aku di jemput sama kakak aku".
"Loh...kalau kamu di jemput, ngapain kesekolah aku?".
"Aku mau kenalin sahabat aku ke kakak aku. Mau ya hel".
"Duh...aku belum mau di jodohin ma....". Canda rachel.
"Apaan sih hel...." .
"Hahahahaha....iya iya. Ok. Kakak kamu ganteng apa cantik?".
"Tua".
Seketika wajah rachel masam.
Tit..tit...
Suara klakson mobil.
Sebuah mobil berwarna hitam berhenti tepat di depan mereka."Hai sya...." sapa cowok yang keluar dari mobil itu.
"Kak marcel". Tasya dan Rachel sama-sama menyebut nama Marcel.
"Kamu kenal hel?". Tanya tasya.
"Kenallah, si ketua osis yang menyebalkan."
"Rachel kan?".
Marcel memastikan.
"Iya". Balas Rachel ketus.
"Ii....gemes banget sekarang". Marcel mencubit pipi cabi rachel.
"Iii...sakit kak".
"Hahahah....kok bisa dekat banget sih kalian". Tawa tasya.
"Hahaha...Rachel ini dulu bebal banget sya. Dia itu cewek yang buat anak panitia mos babak belur gara2 ngerjain dia". Balas marcel.
"Oiya, kakak kan alumni sekolahnya Rachel ya".
"Iya. Dan tau gak sya, kakak kamu ini kejam banget sama aku. Masa tiap pagi aku di hukum".
"Abis kamu bandel banget. Suka ngelanggar peraturan sekolah."
Marcel gak mau kalah.
"Udah-udah. Kak makan yu, tasya laper banget". Ucap tasya.
"Ydh...kita cari makan dulu, Rachel mau ikut?". Tanya marcel.
"Gak deh kak. Aku ada latihan karate". Tolak Rachel.
"Ayolah hel". Ajak tasya.
"Lain kali deh, janji". Ucap rachel.
"Ydh deh...aku duluan ya".
Tasya dan kakaknya pun berlalu pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
PUNK LOVE
Teen Fictiongimana ya pengorbanan cowok mafia buat bisa dapetin hati cewek baik-baik... kau penuh dengan darah, sementara aku jauh dari hal-hal itu