27²

519 25 4
                                    

Putra langsung menutup pintunya. Teman teman nya hanya bisa melihat perlakuan Putra. "Putra jadi lebih baperan ya sekarang mah?" Ucap sallma sambil memakan kripik yang ada di depannya.

"Huuh gak tau kenapa dia sekarang lebih sensitif." Ucap nayya sambil memandang kearah tv. "Lu gak nyoba bujukin dia gitu? Laki mah kalo lagi sensitif pengen nya dibujukkin mau." Ucap Rafi.

"Huuh mau coba sana bujukin." Ucap Kenneth. "Huft... Yaudah berarti gue harus me atas lagi nih?" Nayya terlihat lelah karena daritadi dia terus saja bolak-balik naik turun.

Teman-temannya hanya menanggapi dengan anggukan kepala. Dengan terpaksa nayya naik lagi ke lantai atas. "Nanti lagi gue minta penuh villa yang 1 lantai aja lah biar gak capek." Batin nayya.

"Put... Putra..." Ucap nayya sambil menggedor pintu kamar itu. "Gak ada orang!" Teriak putra. Sunggul tolol.

"Oh gak ada orang ya? Yaudah deh btw orang nya kemana?" Tanya nayya. Sungguh ini adalah hal yang sangat tidak masuk akal.

"Gausah kepo." Teriak putra. Pintu itu tak dibuka sama sekali oleh putra. Dan nayya memikirkan bagaimana cara agar putra mau membukakan pintu itu.

"Yaudah deh gue balik ya. Nanti kalo udah ada orang nya nitip salam dari bidadari." Ucap nayya sambil mengambil buku yang ada di atas meja samping pintu kamar. Dan ia lemparkan buku tersebut ke lantai. Untung saja lantainya terbuat dari kayu jadi ada suara yang keluar.

Bruk...

"AAAA." Teriak nayya. Oke kita mulai saja drama ini. Dan terdengar suara kunci dibuka. "Nay kamu gak papa?" Ucap putra khawatir. Nayya yang melihat putra khawatir ia cepat cepat berdiri dan menerobos masuk kedalam kamar.

"Gila gue dikerjain. Awas ya lu nay." Batin  putra. Putra langsung masuk ke kamar dan mengunci pintu. "Berani ngebohongin aku ya?" Ucap putra sambil mengeluarkan senyumnya.

Demi apa? Senyuman yang seperti ini yang nayya benci. Andaikan tadi nayya tidak mengerjai putra. Andaikan tadi teman teman nya tak mengejek putra. Andaikan...

"Ya b-berani lah. Kata siapa takut." Nayya mencoba menutupi raut ketakutannya. "Oh oke. Kalo begitu kita mulai sayang." Putra menghampiri nayya yang sedang duduk di kasur.

"P-put pamali put nyebut put nyebut astahgfirullah..." Ucap nayya semakin takut. Namun justru membuat putra semakin mendekat. Dan sekarang putra mendorong nayya hingga terlentang diatas kasur.

"Put gue tendang ya kepala lo!." Ucap nayya. Ia mengganti panggilan menjadi 'gue-lo'. Putra pun mendekatkan wajahnya dengan wajah nayya dan...

"Hayoloh mau kemana kamu nah aku kasih hukuman ya." Ucap putra sambil menggelitik kaki nayya. Nayya hanya tertawa kegelian. Karena cara seperti itu adalah kelemahan nayya.

"Ampun put udah haha..." Nayya terus saja tertawa.  Putra yang melihat nayya tertawa terbahak bahak pun menghentikan aksinya. Karena ia takut nayya sesak napas.

"Kamu ngapain sih kesini?hm?" Tanya putra sambil menaikkan salah satu alisnya. "Dih mulai kepo kayak monyetnya dora aja." Nayya menampilkan wajah songongnya.

"Terserah mau terserah." Nayya hanya terkekeh melihat putra kesal. "Lagian kamu ko sekarang sensian banget sih? Kenapa hm?" Tanya nayya. "Gak tau aku kesel aja sama mereka. Udah tau aku lagi sakit perut malah mereka ya nyebelin." Ucap putra sambil cemberut.

"What? Sakit perut bikin kamu sensian? Ini beneran putra kan? Masalahnya putra tuh cowok. Mana mungkin cowo haid. Ini pasti bukan putra iya kan? Iya kan? Ngaku aja Lo." Nayya berbicara seolah ia sedang menjadi polisi yang sedang mengintrogasi maling.

"Yaallah ini aku mau putra. Lagian aku sakit perut bukan karena haid elah... Aku juga masih laki laki kali. Ini tuh sakit perut karena belum makan daritadi jadi sakit." Ucap putra sambil memegang perutnya.

"Hah? Belum makan? Kenapa gak bilang sih? Yaudah aku masakin dulu ya." Ucap nayya sambil berjalan ke arah pintu. "Nay pengen makan spaghetti." Ucap putra sambil mengeluarkan puppy eyes nya.

"No aku masakin nasi goreng aja. Gak ada bantahan. Dan itu mata gak usah digitu gituin. Kamu pikir kamu anak kecil apa?" Ucap nayya ngegas. Putra hanya cemberut karena permintaannya tidak terkabulkan.

***

N

ayya POV on.
Pantes aja putra daritadi sensian ternyata laper dia. Ada ada aja Lo put put. Untung  sayang.

Setelah Sampai di dapur aku langsung saja mencari bahan bahan masakan yang perlu digunakan. Setelah semua terkumpul aku langsung memasak nasi goreng.

Aku sengaja membuat dengan porsi banyak. Karena aku tahu mereka semua pada belum makan. Dan setelah makanan selesai aku memanggil semua turun untuk sarapan bersama.

Aku bilang sarapan? Memang sih jamnya sarapan tuh bukan jam segini. Tapi ini masih cukup pagi kok karena waktu menunjukkan pukul 09.12.

Nayya POV off.

***

Semua menghampiri meja makan dan melihat nasi goreng yang sudah siap membuat perut mereka meronta-ronta minta diisi.

"Gila nah ini wangi banget." Ucap Ajeng sambil duduk. "Huum nay... Gue mau les masak bareng Lo deh ya?" Ucap sallma. Nayya hanya mengangguk untuk merespon.

Sekarang hanya ada suara dentingan sendok yang terdengar. Namun tiba tiba putra tersedak. Dan dengan cepat Nayya mengambil gelas yang telah terisi air. Lalu ia berikan kepada putra.

"Makannya pelan pelan kalo makan." Nayya memijat punggung putra. Putra masih menenangkan diri. Hampir saja.

"Kamu mikirin apa put? Sampe tersedak gitu?" Ucap Rita. "Putra mikir kalo belut listrik disengat listrik bakalan mati atau energi nya nambah Bun? Bunda kan dokter bantu jawab ya Bun..." Ucap putra dengan tampang biasanya.

"Gila Lo put. Barusan Lo kesedak masih aja bisa ngelawak... Salut guenanti kapan kapan ajarin ya..." Ucap kenneth dan dihadiahi pukulan oleh Rafi.

"Sudah sudah lanjutin makan nya. Gak usah banyak ngomong nanti  tersedak." Ucap Yuli memperingati.

Semua kembali hening. Dan acara saraapn pagi sudah selesai. Kini mereka melakukan aktivitas masing masing. Putra ingin mengajak nayya pergi melihat pemandangan kebun teh didekat villa.

Dan mereka pergi menggunakan sepeda. Ternyata jika dilihat lihat Bandung indah juga jika banyak kebun teh begini.

Namun ada sebagian Bandung yang sudah dirusak oleh pembangunan pembangunan yang membuat pencemaran lingkungan.

Memang sih sesuatu yang kita miliki jika dirusak akan berdampak jelek kedepannya. Namun jika kita berniat memperbaiki  mungkin akan lebih baik.

"Nay, liat deh indah ya? Jadi pengen bangun rumah di Bandung..." Ucap putra sambil mengedarkan pandangannya melihat hamparan kebun teh yang luas.

"Yaudah tinggal bangun rumah aja gitu aja ribet..." Ucap nayya dengan malas. Ia malas karena putra bisa bisanya mengganggu saat nayya sedang asik menikmati keindahan ini.

"Emang kamu mau nanti rumahnya gak Deket ke rumah ortu?" Ucap putra. "Sttt diem ah aku mau menikmati ini dulu. Enak adem!" Ucap nayya sambil berjalan menuju pohon rindang.

Begini nih kalo nayya sudah asik dengan keadaan sekitar. Putra terlupakan. Putra tidak dipedulikan. Putra terkucilkan. Kasihan putra... Mana masih muda lagi:)

🙌🏻🙌🏻🙌🏻

Kasian putra mending sama aku aja ya ga?

See you soon gais☺️

Cinta Yang Utuh Selamanya (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang