÷×÷×
About 2 days before...
÷×÷×Cleo terbangun di kamarnya tanpa Tetsuya. Dia mengusak matanya merasakan kantuk yang masih menyerangnya. Jemari mungilnya perlahan memindahkan kaki Theo yang ada di atas perutnya.
"Mama..." panggilnya.
Cleo perlahan mendudukkan dirinya. Kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri mencari sosok Tetsuya yang tidak bisa ia temukan. Dengan sedikit usaha, dia turun dari kasur yang menurutnya cukup tinggi. Dengan sedikit berjinjit, dia melihat Theo yang masih tertidur pulas dengan piyama yang terangkat sehingga memperlihatkan perut ratanya.
"Ugh... Cleo mau Mama, bukan Kakak," gumamnya kemudian berlari kecil ke pintu kamar.
Cleo mendangak untuk melihat gagang pintu yang sangat tinggi baginya. Hanya dengan meloncat, dia yakin dia tidak bisa membuka pintu besi ini. Jadi, yang dilakukannya adalah mengambil kursi kecil yang ada di depan kasurnya dan Theo. Biasanya kursi itu akan ia gunakan untuk bermain bersama Theo. Sekarang, dia memanjat kursi itu lalu membuka pintu itu dengan mudah.
"Mama, Mama!" serunya mencari Tetsuya.
Namun, apa yang ditemukan Cleo hanya ruangan apartemen yang kosong. Cleo hampir menangis merasa Tetsuya akan kembali menghilang ketik dia mendengar suara umpatan Tetsuya pada kamar di ujung koridor.
"Mama!" seru Cleo.
Cleo kembali melangkahkan kaki mungilnya dengan cepat menuju kamar itu. Dia bisa melihat cahaya dari celah kecil pada pintu yang tak tertutup rapat itu.
"Mama Cleo mau--"
"Hngh AAHKK!" suara teriakan Tetsuya yang melengking membuat Cleo menghentikan langkahnya.
Cleo tahu di dalam sana Tetsuya sedang kesakitan hanya dari teriakannya. Mata Cleo berkaca-kaca hanya dengan memikirkan bahwa ibu kesayangannya, pahlawan supernya, sosok malaikatnya, dan orang yang menjadi segalanya bagi Cleo sedang disakiti.
"Cleo tidak suka Mama disakiti," katanya pada dirinya sendiri.
Ketika Cleo akan mendorong pintu itu terbuka, Cleo bisa melihat Tetsuya yang terikat dan terpasang sebuah kalung aneh di lehernya. Rantai dari kalung itu ditarik oleh Seijuro seolah-olah Tetsuya adalah hewan. Dari celah pintu itu, Cleo bisa melihat punggung Tetsuya yang dipenuhi luka. Tubuh Cleo kaku melihat apa yang dilakukan Seijuro pada Tetsuya. Bentakan demi bentakan terus terdengar dari mulut Seijuro.
"Mama tidak..." lirih Cleo ketakutan.
"Dengar ya Cleo. Anak lelaki tidak boleh takut. Dia harus bisa melindungi orang yang berharga untuknya! Paham?"
Ingatan dimana Tetsuya mengajarinya untuk menjadi lelaki yang kuat kembali terngiang. Namun, dia takut sekarang. Tubuhnya gemetaran dan tidak bisa bergerak. Tangisnya pecah begitu dia jatuh terduduk setelah melihat Seijuro menampar Tetsuya dengan keras.
"Hiks Mama... Mama...!" ujarnya kemudian berdiri dan berlari dari sana.
Tidak bisa. Dia tidak bisa melihatnya. Dia takut. Sangat takut. Ketika ia akan kembali masuk ke kamarnya, tubuhnya menabrak tubuh kecil lainnya. Tubuh Theo.
"Kakak! Hiks Kakaakk!" dengan segera, Cleo memeluk erat tubuh Theo.
Theo yang kebingungan hanya bisa membalas pelukan Cleo. Cleo memeluk Theo dengan erat. Dia tidak mau kehilangan Tetsuya lagi, tapi dia juga tidak berani melawan Seijuro. Seolah Seijuro memiliki aura yang membuatnya ketakutan. Ah tidak. Dia hanya seorang anak kecil. Akashi Cleo hanya seorang anak kecil yang takut akan kekerasan. Dan Seijuro baru saja melakukan kekerasan pada orang yang begitu Cleo cintai, menimbulkan bekas luka besar dalam hati Cleo. Membuat Cleo mulai merasa takut pada Akashi Seijuro, ayah kandungnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Living Second Chance |AkaKuro|
FanfictionKuroko Tetsuya, seorang polisi yang bekerja pada distrik sembilan Manhattan. Dia memiliki reputasi yang sangat baik dan keahlian yang tinggi. Bakatnya menjadi seorang polisi bukanlah hal yang bisa disepelekan. Namun, tidak selamanya semua berjalan d...