[Warning! Chapter ini berisi unsur yg 'sangat' Dewasa dan tidak pantas dibaca oleh anak dibawah umur, bijaklah dalam menyikapi bacaan anda. Terima kasih]
•
•
•
•
•"Reiji, cepat kemari.. Kau harus diobati!" Bentak ayah.
"Aku tidak mau!" Jawabku dan menepis tangannya.
"Jika dibiarkan rasa sakitnya akan tambah parah.. Dan kau akan kena penyakit jantung yg nyata."
"Maksud ayah apa? Ini tidak nyata?"
"Maksudnya.. Jika kau memeriksakannya ke dokter.. Maka mereka tak akan melihat kejanggalan apapun, kau dianggap sehat untuk saat ini, tapi.. Jika kau tetap membiarkannya.. Lama-lama itu akan menjadi nyata dan mereka bisa mendiagnosikmu dgn penyakit Sesungguhnya... makanya ini berbahaya.."
Aku mengkerutkan dahi dan menunduk.
"Sini... Biarkan ayah mengobatimu.."
"Tidak... Biarkan saja, aku tidak peduli jika aku terkena serangan jantung, gagal ginjal, atau geger otak.. Aku tak peduli! Keluarkan Liya dari buku itu, baru aku akan memaafkan ayah!" Bentakku dan membanting pintu kamarku.
Aku tak mendengar jawaban apapun, aku rasa dia terdiam dan lelah untuk membujukku. Biarkan saja.. Agar dia tau betapa pentingnya Liya bagiku. Dan dia menyadari kesalahannya.
Namun aku masih terpikir oleh ucapannya. Aku mengelus dadaku.. Apa benar? Aku akan kena penyakit dalam jika dibiarkan? Ah sudahlah.. Nanti aku akan mencari tau sendiri cara utk mengobatinya.
Aku mengeluarkan pena berhargaku dan meletakkannya diatas kasur. "Liya... Keluarlah..." Bisikku.
Fuuh~ 🍃
"Eh? Liya kau mengejutkanku.." Kekehku. Ia meniup telingaku dan terkekeh.
"Sudah selesai?" Ucapnya duduk di depanku.
"Mm. Aku berhasil. Tapi... Ada 1 hal yg ingin aku tanyakan padamu.."
"Apa?"
"Liya, apa kau tau.. Bahwa saat aku memberikanmu energi tanpa kontrak.. Itu bisa membuatku kena penyakit?"
Matanya melebar mendengar itu. "A-apa? Ya ampun Reiji... Aku tidak tau, sungguh! Maafkan aku, maafkan aku..." Ia histeris dan menggenggam tanganku.
"Begitu.. Kau juga tidak tau rupanya, tak apa.. Aku mengerti.."
"Apa penyakit yg kau maksud itu.. saat kau kesakitan memegang dadamu di danau tadi? Iya?" Liya terlihat sangat panik dan meraba seluruh tubuhku untuk memastikan sesuatu.
Langsung ke genggam tangannya untuk berhenti. "Iya. Tapi aku baik-baik saja. Sakitnya hanya akan muncul disaat-saat tertentu, nanti aku akan temukan cara untuk mengobatinya... Jangan khawatir." Ucapku tersenyum simpul.
Ia memelukku. "Maafkan aku, aku benar-benar tidak tau Reiji.. Temanku tak pernah cerita soal ini." Aku terkekeh, ternyata hantu juga bisa bergosip dan bercerita seperti manusia yah.. Aku penasaran siapa teman-teman Liya itu. Tapi aku sedih sekarang mereka semua sudah musnah dibuku ayah. Aku benar-benar menyesal.
"Tidak, akulah yg harusnya minta maaf.. Gara-gara aku.. Kau jadi kesusahan dan teman-temanmu menjadi korban.. Maafkan aku."
Ia hanya tersenyum simpul dan menunduk. "Mm, aku mengerti.. Tapi Reiji.. Kau tidak boleh bersikap terlalu keras pada ayahmu, aku tau dia hanya ingin melindungimu.. Jangan terlalu lama bertengkar, aku tidak tega melihatnya.. Yah?" Ucapnya lembut.
Aku menunduk. "Baiklah, jika menurutmu begitu. Aku tidak akan marah terlalu lama padanya, lagipula jantungku akan kembali sakit jika aku terlalu sering marah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Girlfriends In Two Worlds! [NC18+] (ON GOING)
Любовные романы‼️[Sequel of 'My Boyfriend is a Ghost?']‼️ "Konnichiwa~! Aku Reiji, seorang anak indigo yg lahir dari pernikahan manusia dan mantan hantu. Ya, ayahku dulunya seorang hantu yg berhasil hidup untuk kedua kalinya, raga yg sekarang ia gunakan adalah rag...