Pihak sekolah Istimewa, dibuat uring-uringan, akibat hilangnya empat orang siswa mereka, dikarenakan bermain permainan Betapok.
Pihak tim pencari sudah hampir memasuki hari-hari akhir, dan jika tidak menemukan hasil, pencarian akan dihentikan, sesuai kesepakatan dengan pihak keluarga.
Geng Fres cukup beruntung, karena hukuman mereka ditangguhkan, dengan jaminan Natta Dru.
Sementara Raha, yang merasa bersalah kepada Natta Dru, mengatakan akan pergi ke gunung Dayt, dan berjanji akan membawa kembali Isla.
Namun, Natta Dru, mencegah Raha, karena pergi ke gunung Dayt, sama saja bunuh diri, dan bagaimanapun juga, Raha kekasih Nara, adiknya.
Raja Kanigara, tidak tahu tentang hubungan antara Raha dan Nara. Karena Natta Dru, yang membantu menutupi semuanya.
Tapi tetap saja semua yang dilakukan Natta Dru, untuk membantu Raha dan Nara, tidak akan bisa bertahan selamanya, karena hari pernikahan Nara dan Ulin semakin dekat.
Kondisi Isla secara perlahan mulai membaik, meskipun awalnya Isla merasa tak nyaman berada diantara suku Kapila, karena menurut Isla, cara suku Kapila melihatnya, seakan melihat sesuatu yang aneh pada dirinya, dan yang membuat Isla tak nyaman, dia diperlakukan seperti tuan putri, jadi gerak geriknya terbatas.
"Uma, aku sudah sehat, dan tolonglah katakan pada mereka, untuk tidak berlebihan terhadapku" Isla mengajukan protes.
"Sisi lain suku Kapila yang selama ini tidak terungkap, mungkin bagi manusia, mata merah suku Kapila, menakutkan, tapi ketika melihat betapa lembutnya hati mereka, jangan melihat sesuatu dari kulitnya, dan terima saja semua perlakuan istimewa yang kamu dapatkan, semua yang mereka lakukan pasti ada maksudnya" ucap Uma.
Isla cuma bisa diam mendengar ucapan Uma, dan entah kenapa akhir-akhir ini, Isla merasa merindukan Ulin. Laki-laki tampan dari suku Buni, memang kebersamaan mereka tidak lama, dan perkenalan keduanya pun alakadarnya, tapi Isla merasa nyaman jika bersama Ulin, dari pada bersama Anila.
Bagi Isla, Anila, pendiam dan dingin, entah apa yang menyebabkan dia seperti itu. Sebenarnya Anila tampan, hanya saja Isla tak nyaman dengan tatapan mata merah milik Anila, menakutkan.
"Gunung Dayt, tempat ini sangat curam, licin dan lembab, apa karena mereka mahluk dari alam lain, makanya mampu bertahan, tapi benar kata Uma, apa yang dipikirkan suku Buni selama ini tentang Kapila, semuanya salah, suku Kapila tidak akan marah jika tidak diusik" gumam Isla sembari merendam kakinya kedalam sungai yang tidak jauh dari pondok yang diberikan suku Kapila, untuk menjadi tempat tinggal mereka.
Awalnya Isla merasa tempat tinggal mereka yang baru menyeramkan, suasananya suram, tapi lama-kelamaan Isla terbiasa, dan karena terbiasa dengan kehidupan suku Kapila, sebenarnya Uma agak khawatir, kalau Isla justru tidak ingin kembali ke dunia manusia lagi.
"Lebih nyaman tinggal di tempat suku Buni ya? Dibandingkan disini?" Suara seorang laki-laki membuyarkan lamunan Isla. Dan ternyata Anila.
Isla masih merasa canggung ketika bersama Anila, karena memang Anila jarang berbicara, dan baru kali ini, dia berbicara langsung pada Isla, dan suara Anila merdu, membuat Isla terdiam sejenak, ketika mendengarnya.
Dan mungkin ini yang biasanya membuat manusia tersesat ketika pergi ke hutan, karena mendengar seperti ada suara yang memanggil, dan tidak secara langsung, terhipnotis.
Dan benar saja, Isla merasa terhipnotis dengan suara Anila, dan tidak menyadari kalau ada seekor ular yang mendekatinya, tapi dengan cekatan Anila membuang ular tersebut.
"Bagaimanapun kau masih manusia, wangi tubuhmu, membuat banyak mahluk lain yang ada disini penasaran, jadi berhati-hatilah" ucap Anila sembari meninggalkan Isla yang beranjak dari tempat duduknya, karena kaget, ketika Anila mengusir ular tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BETAPOK Part 1
FantasyPermainan hide and seek yang mengubah hidup Isla, gadis yang kurang populer, kerap di bully di sekolah, dan menjadi introvert. Permainan yang membawanya masuk ke dimensi lain, dan terdampar ke sebuah kerajaan bernama Buni, negeri para lelembut, yang...