8

3.9K 36 3
                                    

Lisa mencoba menghubungi Jisoo tapi wanita itu tak pernah mengangkat panggilan atau pun membalas pesannya.

"Kenapa wanita jahat itu tidak menerima panggilanku?" tanya Lisa lantas mematikan panggilannya yang mungkin untuk ke sepuluh kalinya.

"Lisa, malam ini kami memutuskan untuk menghadiri party Somi, kau mau ikut?" tanya Rose santai sambil memainkan bolpoinnya.

Semua orang sontak menatap Lisa, menuntut sebuah jawaban.

"Aku memiliki rencana malam ini, mungkin lain kali." tolak Lisa kemudian berdiri seraya membereskan laptopnya, "Aku pergi dulu."

Setelah Lisa menghilang dibalik pintu barulah Seulgi berucap, "Sombong sekali dia."

"Sudahlah, dia memang seperti itu sejak dulu. Menyebalkan dan bodoh," sontak saja semua orang tertawa kala Rose menimpali ucapan Seulgi tadi.


****

Hari ini Jisoo mencoba bersikap seperti biasa, mengabaikan tatapan mesum Kai yang terus diarahkan kepadanya, bersyukur kini Jenny ada di sini; tengah bermain bersama Lucas.

Kai berjalan ke arah Jisoo namun wanita itu langsung beranjak menghampiri Jenny dan mendudukkan diri di sampingnya.

"Bagaimana keadaanmu?" ucap Jenny seraya mengelus punggung Jisoo.

"Aku baik-baik saja, kemarin hanya demam biasa, kakak tidak perlu kwatir," Jisoo menyahut, walau rautnya terlihat sebaliknya.

Jenny menghela nafas pasrah, "Ya sudah, jika kau kembali merasa demam; istirahat saja, biar nanti Lisa yang menjaga Lucas."

"Jenny benar, kau terlihat pucat," timpal Kai yang tengah menatap tajam ke arah Jisoo yang tampak acuh padanya.

"Ka, bolehkah aku membawa Lucas ke apart---"

"Tidak!" potong Kai dingin.

Ia tahu jika Jisoo sedang berusaha untuk menjauh darinya, membuat Kai merasa sangat kesal.

Jenny sedikit terkejut dengan nada suara suaminya yang tidak biasa, baru kali ini ia mendengar Kai berucap begitu dingin pada seseorang.

"Maksudku, diluar sedang tidak baik, aku tidak ingin anakku sakit," jelas Kai kembali pada kelembutannya.

Jenny mengangguk mengiyakan, Kai memang benar. Saat ini keadaan di Seoul memang sedang tidak baik karena terkena dampak dari nuklir yang diluncurkan Korea Utara minggu lalu.

"Kai benar, lebih baik kau dan Lucas di rumah saja." ucap Jenny pada akhirnya.

Rasanya Jisoo ingin menangis dan meraung, mengadu pada Jenny kalau suaminya itu bukan pria yang baik. Dia bahkan dengan tega memperkosanya setiap ada kesempatan, namun kebaikan Jenny dan wajah polos Lucas menghentikannya.

Terlihat sekali jika Jenny sangat mencintai Kai dan Jisoo tak dapat membayangkan seberapa kecewanya wanita itu jika tahu kelakuan bejat suaminya.

"Aku mengerti," singkat Jisoo.

Kai tersenyum penuh kemenangan, Jisoo memamg tipikal wanita yang penurut, membuatnya semakin mudah dijinakkan walau awalnya penuh perjuangan.

"Oh ya, Kai, besok aku akan mengikuti pelatihan di Busan untuk seminggu kedepan," hati Kai bersorak senang sedangkan Jisoo tampak kian pucat.

"Pelatihan?" tanya Kai sedikit basa-basi.

"Ya, aku ditunjuk sebagai direktur muda di rumah sakit dan harus melakukan pelatihan kepemimpinan di Busan," jelas Jenny bahagia.

Kai tidak terlalu terkejut, kempuan isterinya ini memang sudah tak diragukan lagi dalam segala hal ... kecuali ranjang. Wah, kini ia semakin terlihat seperti pria brengsek.

Kai memeluk Jenny, "Selamat ya, aku mencintaimu."

Jenny mengangguk dan semakin mengeratkan pelukannya. "Aku juga sangat mencintaimu."

Dalam hati Jisoo mengutuk kelakuan manis Kai yang tampak tulus, pria itu sangat pandai berekting membuatnya hampir tertipu dulu.

Salah satu tangan Kai mulai bergerak nakal, membelai sisi wajah Jisoo. Wanita itu terkejut dengan tindakan kurang ajar Kai di depan Lucas dan dibelakang Jenny; sontak saja ia langsung beringsut mundur ke belakang; menghindari sentuhan sensual pria sinting itu.

Vote dan commen! sebagai bentuk apresiasi karya saya.



I TRUST (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang