× People ×

187 33 2
                                    

Lonely
PART : 27

•••

Seingat Zeyu, kelas 11-A, atau bisa disebut kelas yang ia tempati belajar adalah kelas yang seharusnya hanya bisa ditempati oleh murid-murid dengan wawasan luas, cerdas, dan berbakat.

Namun ini era moderen sob. Tidak ada yang tidak mungkin.

Karena sebagian besar dari murid 11-A di SIH—Seoul Internasional High school, adalah anak-anak bengal.

Ada yang pernah melempari guru fisika dengan pulpen, sebab katanya guru itu terlalu membosankan.

Ada yang tidur setiap saat.

Ada yang main game sementara kakinya naik diatas meja.

Ada yang izin ke toilet setiap 5 menit sekali.

Ada yang terus-terusan bertanya jam.

Ada yang tahunya hanya berdandan, dan membaca majalah kecantikan. Go Nari termasuk.

Dan macam-macam lagi. Pokoknya, yang beres di 11-A hanya ketua kelas, wakil ketua, sekertaris, dan beberapa sisanya. Bendahara mereka—Cha Yohan, tukang palak dan korupsi.

Minjae, si pelawak kelas terlalu banyak bercanda. Saat pelajaran Biologi, pernah ada peristiwa seperti ini;

"Choi ssaem, saya tidak paham!"

"Oh ya Minjae, apa yang tidak kau pahami?"

"Saya tidak paham, ssaem kenapa setiap hari cantik ya? Tidak bosan gitu ssaem? Nanti saya naksir loh."

Dan sukses, spidol hitam Choi ssaem mendarat di dahi berponinya. Lalu Mingrui? Si pembuat onar itu pernah berkata begini di pelajaran Fisika;

"Apa?! Jadi kita harus mencari tahu kenapa minyak dan air tak menyatu?!"

"Iya, memang ada apa Mingrui?"

"Astaga ssaem, itu mudah sekali. Ya tentulah, air jodohnya ember, minyak jodohnya wajan. Begitu saja 'kok repot."

Benar-benar, menguras kesabaran batin. Untungnya guru-guru yang mengajar di SIH digaji tinggi semua. Kalau tidak, mungkin mereka sudah memilih mengundurkan diri ketimbang harus mengurus anak-anak bandel seperti mereka.

Biasanya, pagi hari diawali dengan kericuhan. Kejar-kejaran, main PUBG lalu mengumpat dengan bahasa kasar saat kalah, sibuk teriak karena nonton drakor, main bola dalam kelas, atau apapun itu. Namun saat ketua kelas tiba, mereka mendadak setenang ombak pagi.

Tak ada suara, duduk rapi, sampai ada yang pura-pura baca buku.

Padahal sang ketua kelas yang juga menjabat sebagai wakil osis mereka itu, tak pernah sekalipun berteriak. Cukup dengan suara datar, mata tajam, dan sorot mematikan, teman-temannya patuh seketika. Suji akan melarang siapa saja yang ingin menyontek. Suji akan menyita ponsel para lelaki jika mereka ketahuan main game di jam pelajaran. Suji membuang semua alat make up anak perempuan yang berdandan terlalu menor dan nampak tak pantas.

Hingga julukannya; the devil side. Sang penyerap kebahagiaan.

Dan ketika Lee Suji izin, sebab terbaring koma di rumah sakit, suasana kelas mendadak sangat berbeda.

Ribut? Hancur? Kapal pecah?

Jangan tanya lagi. Yeah, pada awalnya. Seminggu pertama, keributan terjadi tanpa henti hingga wali kelas mereka kewelahan. Namun hari-hari berikut, tak ada lagi sesuatu seperti itu. 11-A mendadak senyap.

Lonely [end•]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang