Lonely
PART : 28•••
Pagi buta, di hari sabtu. Yu Zeyu terbangun oleh dering ponsel. Separuh sadar, lelaki itu mengangkat tanpa melihat nama pemanggil.
"Eum, halo?"
"Zeyu-ah, segera kesini."
"Huh?" Dia mengerutkan dahi. Melirik jam diatas nakas, pukul 6. Masih terlalu pagi untuk memulai hari libur. "Siapa? Dimana?"
"Ini Taehyung, adikku sadar."
Mata Zeyu melebar. Ponsel dibanting ke belakang. Zeyu segera berdiri dari ranjang, kemudian berlari menuju lemari. Kalang kabut memilih pakaian dan celana panjang. Buru-buru berganti baju lalu menyemprot parfum pada kaosnya.
Tidak, tidak perlu mandi.
"Tuan muda? Anda mau ke mana?" Salah satu maid yang bekerja di mansion besar itu bertanya. Keheranan melihat Zeyu duduk ditangga dan memakai sepatu seperti orang kesetanan. Rambut lelaki itu bahkan masih sedikit teracak. Tetap tampan sih.
"Keluar sebentar, bilang pada mama aku ke rumah sakit." Dia berkata tanpa menoleh, lalu berlari keluar.
Jantungnya berdebar sangat keras. Napas terengah putus-putus. Dia dengan segera berlari masuk ke mobilnya. Zeyu berusaha untuk berkendara dengan tidak ugal-ugalan meskipun kecepatannya-kalian pasti paham.
Ketika sampai di rumah sakit, Zeyu berlari di sepanjang koridor. Menaiki lift ke lantai 17, lalu menuju satu-satunya ruangan yang berada di sana. Tanpa mengetuk, Zeyu mendorong pintu terbuka.
"Wah, kaget aku!" Taehyung nyaris menjatuhkan mangkuk di tangannya. Menoleh ke pintu, seorang terlihat berdiri terengah-engah. "Ya Tuhan, kau mengagetkanku Zeyu!" Teriaknya.
Zeyu terdiam. Waktu seolah berhenti, matanya terkunci pada satu sosok diatas ranjang rumah sakit. Tatapan mereka bertemu. Darah Zeyu berdesir, jantungnya memompa cepat seolah akan meledak. Tangannya meremat kuat knop pintu.
Suji melempar satu senyum padanya. "Mau terus berdiri di sana?"
Suara itu menariknya kembali ke permukaan. Zeyu baru sadar, dia menahan jalur pernapasan sedari tadi. Menjilat bibir bawah, Zeyu melangkah pelan mendekati ranjang.
Rambut hitam legam Suji terurai. Baju rumah sakit membalut tubuhnya, sementara bibir merahnya sedikit pucat. Gadis itu tersenyum sekali lagi.
"Ekhem," Zeyu berusaha menguasai dirinya sendiri. Otaknya kacau sekali, bagai benang berbelit. "Hai." Sapanya.
Jemari Suji memilin ujung selimut yang membalut tubuhnya. "Apa kabar?"
Dan Taehyung mengerutkan dahi. Apa-apaan ini? Kenapa jadi canggung sekali? "'Apa ini? Kalian terlihat seperti kerabat lama yang baru bertemu."
Keduanya tak menyahut. Taehyung menghela napas, kemudian meletakkan mangkuk berisi bubur di meja samping nakas. Pemuda berambut legam tersebut berjalan ke arah pintu. "Kurasa sebaiknya aku keluar dulu."
Pintu berdebum menutup.
Menyisakan dua orang lain disana. Keduanya diam, ada hening yang sangat lama.
"Zeyu."
Lelaki itu tersentak. "Hm?"
"A-apa.. tidak ingin mengatakan sesuatu?"
Zeyu terdiam. Matanya mengunci pandangan mereka. Zeyu membuang napas sekali, sebelum duduk di tepi ranjang. Sebelah tangannya bergerak menggenggam tangan Suji mesra. Dan kontak fisik itu membuatnya sadar. Dia rindu setengah mati. "Suji,"
Gadis surai legam diam. Menunggu.
Zeyu menghela napas gemetar. "Aku merindukanmu. Rasa rindu nyaris membunuhku, menghujam hatiku hingga terasa ngilu dan ingin merengkuhmu. Apa kau tahu saat ini aku tengah menahan diri?"
Suji tersenyum tipis. Sebelah alisnya terangkat main-main. "Kenapa? Tidak perlu menahan."
Mata Zeyu melebar. "Ya Tuhan, seriously?!" Dia mengusap wajah kasar dengan telapak tangan. Dan perempuan itu terkekeh melihatnya.
Ada jeda seperkian menit.
Zeyu merengsek semakin dekat. Mata saling menatap. Jantung keduanya berdebar keras, perasaan membuncah seolah akan meledak. Tangannya membawa pinggang Suji mendekat, sementara tangan lain menarik tengkuk gadisnya. Bibir mereka bertemu, lelaki menggerakkan bibir terlebih dulu. Menggesek dua benda kenyal itu, basah, hangat, penuh cinta. Cukup lama hingga Suji membalas.
Naluri. Semua terjadi tanpa rencana. Saat Zeyu mengigit bibir bawah Suji, hingga gadis itu mengerang. Lidahnya masuk, menyapa ruang hangat didalam sana. Suji meremat sprei ranjang rumah sakit dengan erat.
Tidak tahu berapa lama. Yang jelas ketika pangutan itu terlepas, keduanya menarik napas dalam-dalam. Mengisi paru-paru sesak sebab butuh udara.
Zeyu memperhatikan Suji yang sedikit menunduk. Matanya sayu, pipi merah merona. Bibir basah menggoda, nyaris membuat akal sehatnya rusak. Mengalihkan pandangan sebentar, Zeyu berusaha mengendalikan diri. Beberapa detik sebelum ia kembali menatap gadis itu.
"Suji-ah," Tangannya terangkat, jemari Zeyu mengusap lelehan saliva di sudut bibir Suji yang entah milik siapa. Dia menempelkan kening mereka. "Aku mencintaimu."
"A-aku-" Paras Suji memerah pekat, naik hingga telinga. Dia mengalihkan pandangan. Sprei ranjang dicengkeram semakin kuat. "Uh, aku juga." Cicitnya.
Zeyu mengigit bibir bawahnya sendiri, gemas setengah mati. Nyaris kehilangan kendali jika saja pintu tidak terbuka dan-
"OH, ASTAGA! Maaf, maaf. Sumpah, aku tidak lihat apapun kok."
Haha, Taehyung brengsek.
TBC
a yo, im back dude ;)
maaf yaa, menghilang terlalu lama
-V-
KAMU SEDANG MEMBACA
Lonely [end•]
RomanceAda begitu banyak hal rumit yang sulit untuk dipahami. Katakan padaku, apa kau pernah membohongi dirimu sendiri? ♡ ××× Ps; saya tidak mengambil keuntungan apapun dalam membuat cerita ini. Pss; bahasa baku dan teratur. Psss; tidak menerima plagiat...