Chapter 5-Di Hukum

116 39 8
                                    


____

Dengan rasa kesal yang masih menyelimuti, kini Kanya telah siap dengan sapu lidi dan juga sebuah serokan.

Hal ini tidak akan terjadi jika saja dia tidak mempercayai cowok menyebalkan itu. Dengan cerdik cowok itu berhasil menjebaknya. Membuat dia sekarang harus membersihkan halaman belakang sekolah dengan perut yang masih kosong. Semua ini membuat dirinya semakin membenci cowok itu.

Srek...srek...

Dengan perlahan ia menyapu dedaunan yang berguguran itu. Lalu memasukkanya ke dalam sebuah tong sampah yang cukup besar. Ia tampak telaten membersihkan halaman yang cukup luas itu, walaupun belum pernah melakukannya.

Saking seriusnya, ia tidak sadar bahwa ada yang memperhatikan dirinya. Siapa lagi kalau bukan Athalla. Cowok itu bersedekap sembari menyandarkan tubuhnya ke tembok. Sebenarnya ia tidak tega melihat gadis itu menjalankan hukumannya sendirian. Namun untuk mencapai tujuannya ia harus membuat Kanya menyerah dan akhirnya mau menuruti semua keinginannya.

"Gimana?" tanyanya dengan masih bersandar ke tembok.

"..." Tanpa melihat orang itu, Kanya tahu bahwa orang itu adalah Athalla, cowok yang sudah membuatnya jadi dihukum untuk pertama kalinya.

"Sekarang lo udah percaya? Gue nggak pernah main-main sama perkataan gue."

"Kalau lo mau berangkat bareng sama gue, gue nggak akan ngejebak lo lagi," lanjut Athalla kemudian tersenyum devil.

Kanya menghentikan aktivitasnya. Lalu berbalik dan menghampiri Athalla.

Kakinya berjalan mendekati Athalla lalu menatap tajam cowok itu.

"Lo tahu? Umur lo udah dewasa tapi kelakuan lo itu masih kayak anak kecil," ucap Kanya dingin, seraya melayangkan tatapannya yang menghunus tajam membuat senyuman manis Athalla perlahan memudar.

"..."

Namun dengan wajah tak berdosanya ia bertanya, "Lo marah?"

Mendengar pertanyaan bodoh itu Kanya semakin geram dan ingin sekali mencakar-cakar wajah Athalla yang terlihat menyebalkan.

Namun ia mengurungkan niatnya itu, karena kukunya sangat pendek jadi bagaimana caranya dia mencakar wajah cowok itu.

Kanyapun mengerang kesal,
"Ih, lo itu kok--, gue bingung, entah kenapa gue harus ketemu sama orang kayak lo."

"Mungkin kita jodoh," celetuk Athalla kelewat santai.

"Jodoh apaan?! mending lo pergi sekarang, gue tetap nggak akan berangkat bareng sama lo," sahut Kanya bernada tegas dengan tatapan yang siap untuk menerkam mangsanya.

"Oke kalau lo masih nggak mau, gue bakal cari cara lain," ucap Athalla kemudian tersenyum miring lalu berlalu meninggalkan Kanya. Cowok itu tetap saja keras kepala.

Kanya mendengus sebal dan mengutuk Athalla di dalam hati. Lalu ia kembali melanjutkan hukumannya.

Ia kembali memegang sapu lidi, lalu membersihkan halaman itu.

***
Sementara di kelasnya...

"Buk, Kanya dihukum sampai jam berapa?" tanya Sasa pada Bu Vira yang tengah sibuk memeriksa soal ulangan minggu lalu.

"Sampai halaman belakang benar-benar bersih," jawab Bu Vira.

"Saya boleh bantuin Kanya gak buk?" tanya Sasa lagi.

"Nggak boleh, biar dia aja sendiri, biar jera," sahut Bu Vira.

Membuat Sasa pasrah dan terdiam.

ATHALLA KANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang