× Better ×

164 31 8
                                    

Lonely
PART : 31

•••

Awalnya, mereka dipertemukan karena tugas kelompok.

Yeah, itu awalnya.

Namun semenjak hari itu, banyak hal yang berubah. Sudah nyaris 5 bulan sejak tugas mading dikumpul. Tapi mereka masih sering berbincang. Suji, Zeyu, Minjae, Nari, Mingrui dan Boram, kini terbilang sangat dekat. Mereka berenam sering ke kantin bersama, kadang nonton bioskop bersama, dan apapun itu selalu bersama.

Minjae adalah periang yang paling dibutuhkan. Adanya Minjae membuat circle yang disebut People oleh mereka itu menjadi lebih berwarna. Mingrui? Percayalah. Tanpa pertengkarannya dan Minjae, mungkin akan terasa sedikit hambar. Sifat Nari yang manja terkadang membuat mereka geleng kepala, dan Boram merasa dirinya lebih baik saat mengenal Lee Suji.

Suji mengajari mereka untuk menjadi lebih disiplin. Waktu bermain itu diperlukan, namun mereka adalah para generasi muda yang harus punya perancangan untuk masa depannya kelak. Suji menanamkan rasa peduli terhadap pendidikan pada teman-temannya.

Teman?

Benar. Suji mempercayai mereka sebagai teman. Bahkan tak pernah terpikirkan sama sekali, bahwa dia akan memiliki teman sebanyak ini.

Meski sulit. Sebab dinding yang di bangun oleh rasa kesepiannya begitu besar, kuat, kelam. Butuh banyak waktu bagi Suji untuk menimbang keras. Namun, kehadiran Zeyu membuatnya mulai mencoba banyak hal.

Tersenyum, tertawa, berbincang, dan bahagia.

Dia merasa lebih baik saat Zeyu disampingnya.









__________









"Suji-ah, bagaimana bisa kau terus mendapat A+ di mata pelajaran bahasa Inggris?" Minjae bertanya lalu menyeruput jus pisangnya. Mereka di kantin omong-omong.

"Pertanyaan bodoh, kentara sekali otakmu tidak bekerja dengan baik." Mingrui menyahut, tangannya sibuk membuka bungkus roti. "Tentu saja dia cerdas karena rajin belajar. Begitu saja tidak tahu."

Nari mengangkat alis. "Tapi aku belajar tiap hari, tidak pintar-pintar tuh."

"Wah, itu sih nasib namanya." Sahut lelaki itu lagi.

Terbukti bukan, kalau Mingrui menyebalkan?

Ditempatnya, Zeyu terkekeh. Dibawah meja, jemarinya menggenggam erat tangan Suji. Gadis itu terlihat lebih baik belakangan ini. Binar matanya yang redup perlahan nampak bercahaya. Meski yeah, julukan the devil side and real definition of ice bear belum bisa dihapus darinya.

Mau bagaimana lagi, kepribadiannya telah terbentuk sedemikian rupa.

"Pintar itu relatif. Aku bagus di english karena sangat menikmati pelajaran itu. Dan soal kemampuan," Suji memandang temannya bergantian. "Pandanglah diri kalian. Kalian hebat di bidang masing-masing. Aku tidak bisa menggambar sebagus Mingrui, tulisan tanganku belum serapi Nari, aku juga tak dapat membuat kerajinan tangan lebih baik dibanding Boram, dan Minjae lebih hebat dariku dalam olahraga."

Mereka terkesiap. Dengan cepat menyadari itu benar.

"Zeyu? Apa keahliannya menurutmu?" Boram bertanya tiba-tiba.

Suji diam sebentar. Tangannya menggenggam tangan Zeyu semakin erat dibawah sana. Matanya terfokus pada gelas kaca kosong di meja. "Zeyu pasti punya keahlian, tapi yang kutahu bukan di mata pelajaran."

Lonely [end•]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang