1999
Saat itu, Tay pulang dari Jogja sambil bawa tengtengan sekardus yang isinya gak tau apa -soalnya yang bawain Mamanya-. Tay yang bawa ransel merasa pegal akhirnya duduk di bangku tunggu stasiun sambil nyimpen tengtengannya.
"Mas!"
Tay menoleh ada tunangannya -New- yang baru datang.
"Mas Tay udah lama nunggu?"
New duduk di samping dia nafasnya juga masih ngos ngosan, mungkin abis lari. New adalah orang yang mau menjemput Tay. "Eh, enggak kok A, Mas juga baru banget nyampe, baru duduk juga ini" jawab Tay dengan logat Jawa nya yang khas.
Fyi, panggilan kesayangan mereka itu Mas dan Aa. Biasanya orang orang bakal Mas dan Adek, tapi beda sama Tay dan New yang saling panggil Mas dan Aa, walaupun New sama Tay itu bedanya 2 tahun. Tay bilang biar ada bedanya sama orang lain, terus kalau mereka ngobrol gak boleh ada yang pakai bahasa daerah, harus bahasa Indonesia. Ya walaupun kadang Tay keceplosan sama bahasa Jawanya dan New keceplosan sama bahasa Sundanya.
"Ya udah, ayo lah kita pulang. Sini kardusnya Aa bawa, Mas kan udah bawa ransel takutnya berat"
Tay mengusak rambut New gemas, sesayang itu dia sama New. "Makasih toh"
Hiks .. Hiks ...
"Loh loh? Mas? Itu adek nya kenapa?" New menunjuk seorang anak kecil kisaran umur 4-5 tahun berdiri sambil nangis di deket bangku stasiun.
"Halo adek? Kenapa kamu nangis toh?"
Adek kecil itu natap Tay takut takut. "Ayah ndak ada .. Hiks"
Tay dan New tentunya bingung, New jongkok mensejajarkan tubuhnya yang tinggi biar sejajar dengan si Adek. "Adek namanya siapa? Nanti kita bantu cari Ayah nya adek ya"
"Kata Almarhumah mama ndak boleh kasih tau nama ke orang asing"
Mendengar kata almarhumah bikin Tay sama New diem, "A-ah! Nama Kakak New Thitipoom. Adek bisa panggil Aa Newwie. Disebelah ini"
Tay ikut jongkok, "nama kakak, Tay Tawan. Adek bisa panggil Mas Tay. Ayo, nama adek siapa toh? Nanti biar Mas sama Aa bantu cari di pusat informasi"
Adek kecil itu ragu ragu, tapi tiba tiba dia jongkok bikin Tay sama New kaget. "Eh lah dalah! Adek kenapa toh?"
"Pegel" jawab si adek singkat
"Pegel toh, tak kirain apa. Kaget aku" Dengus Tay, New cubit pelan bahu Tay.
"Nama aku Bright, tapi dipanggil Bri"
Tay akhirnya berdiri, ia mencoba menawarkan Adek Bright gendongan. "Ayo dek, Mas gendong ntar kita cari ayah kamu"
Tay sigap menggendong Bright, New disebelahnya menenteng lagi kardus dan ransel kecil milik Bright.
"Kita ke pusat informasi dulu ya Bri?"
Bright cuma ngangguk. Setibanya di pusat informasi, New sama Tay meminta bantuan pada petugas stasiun untuk mengumumkan.
"Mohon maaf Pak, nama adeknya siapa ya?"
"Bright...."
"Diberitahukan bagi orangtua yang kehilangan anaknya yang bernama Bright, bisa menghubungi pusat informasi untuk segera menjemputnya. Sekali lagi ....."
Setelah mengumumkan petugas meminta Tay dan New untuk tunggu selama 1 jam di pusat informasi.
Satu jam telah lewat tapi gak ada orang tua yang menjemput Bright sampai Bright tidur di pundak Tay.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga //Vihokratana Family
RandomIni cerita tentang keluarga Vihokratana yang terdiri dari Ayah Tay, Papa New dan ke empat anaknya. Keempat anak mereka yaitu : 1. Mas Phem 2. Kak Bri 3. Bang Frank 4. Aa Nanon Jadi, adakah yang mau nge gebet salah satu anak Ayah dan Papa? Y! Yaoi Bx...