Bab 7

20 3 0
                                    

Terhitung dua minggu ulangan akhir semester akan tiba, dimana seluruh siswa akan di sibuki berbagai macam tugas sebelum ulangan tiba.

Begitu pun 11 ipa 5, yang tengah sibuk membahas tugas kelompok masing-masing.

Sialnya Renes harus terpisah kelompok dengan Rabella, dia malah masuk kelompok Tasya the genk.
Tasya,Ririn, dan Robert. Hancur sudah moodnya untuk membuat tugas.

Rabella hanya memasang senyuman lebarnya, niatnya menyemangati. Kenyataanya semakin membuat Renes mendengus kesal.

Tasya tersenyum miring, karena keberuntungan seperti dipihaknya "Pulang sekolah ngerjainnya di cafe Bintara".

Renes memutar bolanya malas, sedangkan yang lain hanya mengangguk menetujui.

Ssstttt...stttt

Panggil Rabella dengan desisan pelan, Renes menoleh dan menatapnya datar.

Rabella memasang cengirannya "Gue ikut lo ya".

Renes menggelengkan kepalanya, pertanda tidak ingin di temani.

~~~~~

Kringgg.....

Bel pulang sekolah berbunyi, seluruh siswa berhamburan dengan senang hati meninggalkan segala penat yang menghampiri.

Begitu pun dengan Renes dan Rabella, keduanya asik tertawa. Meski hanya Rabella yang tertawa karena pembahasan yang tak jelas keduanya.

Seseorang melihat kegiatan keduanya tersenyum tertular virus bahagia melihatnya.

Padlan yang melihat sahabatnya melamun sambil tersenyum mengikuti arah tatapannya "Kalo suka mah nyatain, jangan dipendem ntar nyesek lagi". Sambil menyikut pelan perut Andreas, membuat Andreas mendengus kesal.

Andreas menatap Padlan sinis "Kaya lo pernah ngerasa aja".

Paldan hanya terkekeh "Gue emang gak pernah ngerasaain, tapi gue tahu nyesek itu sakit anjir".

Andreas hanya menghela nafas pelan "Gue gak tau caranya Dlan".

Padlan hanya memutar bola matanya "Cupu lu anjir". Kemudian melenggang pergi meninggalkan gerombolannya.

Gami hanya menepuk pundak Andreas pelan, guna menyalurkan semangat untuk sahabatnya.

"Gimana kalo lo nembaknya pass.. bla**blaa*". Jelas Romi sedikit tak rela menyalurkan idenya untuk mencomblangi sahabatnya yang cupu ini dengan pujaan hati. Tapi sahabat segalanya bukan?

Keduanya tersenyum dan mengangguk setelah mendengar ide cemerlang Romi. Tak rugi juga akhirnya sekarang bersahabat dengan otak setengah seperti Romi.

~~~~~
19.00 Wib

Renes telah sampai di depan cafe Bintara, tempat yang dijanjikan untuk mengerjakan kelompok. Renes hendak menyeberang dan tanpa disadari mobil dengan kecepatan penuh menuju kearahnya.

Seseorang yang melihatnya berteriak keras "NES....Awaaaasss". Tetapi sayangnya Renes tak mendengar, sialnya dia memakai earphone.

Dan

Braaaakkkkkkk.....

Suara yang keras menghantam dengan cepat, membuat tubuhnya berlumur darah dan membuatnya memejamkan matanya perlahan. Sebelumnya mengucapkan

"Gue sayang lo.....Nes". Ucap Gami pelan sambil mengelus pipi Renes sebentar.

Dia Gami, dengan sekuat tenaga Gami berlari kencang dan mendorong tubuh Renes kuat. Sehingga membuatnya yang terpental jauh, Renes langsung berlari kearahnya tak memperdulikan kaki dan dahinya yang terluka dan langsung memangku kepala Gami yang berlumur darah.

Blood of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang